2. The One and Only (Commission: Dona)

156 2 0
                                    

The One and Only

Story by zhaErza

Commission: Dona
Genre: Dark Romance dan Psikological

.

.

.

Chapter I

*

Cuaca yang cerah untuk keluar dari rumah dan berjalan-jalan pagi di taman dekat apartemen mereka, tetapi sayangnya sang wanita tidak bisa melakukan hal sedemikian, sebab Ivan tahu sosok itu memiliki dokumen yang telah disiapkan dari kemarin dan harus segera dibawa ke kantor untuk diperiksa oleh sang atasan. Wanita itu berjalan cepat dengan sepatu bertumit cukup tinggi dan menggema di ruangan yang sunyi, menatap dirinya yang sudah duduk di sofa dengan laptop dan tengah mengecek sesuatu, pekerajaan lepas Ivan sebagai programer.

Ketika Audrey fokus menatapnya, Ivan pun mengangkat kepala hingga mereka saling memandang. Sang wanita tersenyum dan seperti biasa terlihat begitu tulus, sedang dirinya sendiri mengerutkan alis sambil membuang muka. Dadanya terasa panas, lagi-lagi fokusnya pecah karena Audrey akan menjauh dan mementingkan pekerjaan daripada berada di dekatnya.

Ketukan sepatu dan lantai kembali terdengar, Audrey mendekat dan Ivan berusaha tetap tidak peduli, walau wanita itu akhirnya mendudukkan diri di sampingnya.

"Aku—"

"Diamlah! Kalau kau lebih mementingkan kertas tidak berguna itu," ucapannya berhenti, mata Ivan menatap tajam, jemari telah bergerak dan mencengkeram telapak tangan Audrey yang ingin menyentuh wajahnya, hingga sang wanita agak mendesis karena sakit. Menggeletukkan gigi, dengan kasar ia mengenyahkan tangan tersebut sampai membentur punggung sofa. "Kau kira, kau terlihat hebat dengan semua pekerajaan bodoh suruhan bosmu itu? Kau bahkan tidak mendapat setengah dari gajiku, dan kau terus bersedia menjilati kakinya!"

Cercaan itu berhenti, Ivan merasa napasnya terengah karena kemarahan yang semakin meninggi. Namun, lagi-lagi ia terkejut karena mendapatkan pelukan sang wanita, mengusap punggungnya dan meminta maaf atas hal yang selalu terjadi ini.

"Aku tahu, tetapi kau pun pasti tahu, Ivan. Bahwa aku akan selalu ada dan kembali ke sisimu," ujar wanita itu, menatap matanya dan memberikan ciuman lembut di bibir.

Ivan merasa campur aduk pada dirinya sendiri, antara kesal, marah, lega dan luluh. Namun, ia tidak bisa membiarkan hal ini. Ia tidak suka ada orang lain selalu bebas untuk memandang Audrey, sebab ia meyakini hanya dirinya lah yang menjadi pemilik dari wanita itu.

Tidak! Tidak!

Kalau terus seperti ini, ia akan gagal lagi. Buanglah emosi negatif dan cobalah untuk percaya kepada wanita itu, lagi pula Audrey selalu tepat waktu dan kembali kepadanya. Orang-orang suruhan Ivan pun jarang menemukan keganjilan pada pekerjaan Audrey, yang artinya dia memang bekerja dengan wajar seperti pada umumnya.

"Pergilah!" final Ivan, tidak memandang Audrey dan fokus kembali kepada dua buah laptop di atas meja.

Telapak tangan Audrey menyentuh wajahnya kembali, membuat Ivan menoleh untuk menatap senyuman sang wanita sekali lagi.

"Terima kasih, aku sangat bahagia bersamamu, Ivan."

Di dalam batin Ivan bertanya-tanya, kenapa wanita ini bisa begitu sabar dan terus tersenyum setelah mendapatkan cercaan dan sikap kasarnya? Alisnya berkerut, memikirkan hal yang belum bisa ia pecahkan.

Sebelum Ivan mendapatkan jawaban, Audrey sudah berpamit dan pergi. Dari sofa, Ivan terus memandangi wanita itu dengan alis mata yang mengernyit dalam. Berpikir, kenapa Audrey selalu mengatakan bahwa wanita itu bahagia bersamanya? Apakah benar itu adalah kesungguhan dari hati Audrey? Atau hanyalah kepura-puraan belaka?

WRITING COMMISSION - Terima Jasa MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang