26. Commission by Miyoung

12 1 0
                                    

Terdiam di kamar saat jam menunjukkan pukul dua belas tengah malam, kadang kala ia terjaga dan sama sekali tidak bisa memejamkan mata dan hal ini membuat pikirannya melayang entah ke mana. Sunyi membuat suasana hati semakin gelisah, ia tatap teman sekamar yang sering kali menghibur ketika semakin merindukan orang tua dan keluarga di kampung halaman, wanita yang lebih tua beberapa tahun darinya itu tengah terlelap dengan indah.

Embusan napas kembali keluar dari bibir tipis Amya, ia lantas menjatuhkan diri lagi ke atas ranjang dan meraba meja nakas untuk mengambil ponsel yang tergeletak di sana. Memicingkan mata sejenak ketika layar ponsel menyala, kemudian matanya telah terbiasa dengan sinar yang dipancarkan dari benda persegi itu di dalam ruangan yang hanya ditemani remang dari lampu tidur.

Amya mengetik sebuah nama di sana, tentu saja sang idola. Melihat foto-foto sang pria, membuat perasaan gelisah lantas sirna. Ia tersenyum, dan membuat kotak pesan pribadi di akun sang idola dan mulai menuliskan berbagai curhatannya.

Kadang kala ia terkikik geli, hal gila apa yang sering ia lakukan ini. Mengirimi curhatan hati kepada sang pria yang adalah idola dunia, beruntung ia cukup bisa berbahasa Korea, jadi jika pun suatu hari pria itu membaca, dia akan mengerti apa saja yang Amya curhatkan. Namun, itu adalah salah satu hal gila lainnya yang ia bayangkan. Ia mendengkus lagi, berusaha menahan tawa yang nyaris melengking di malam nan sunyi.

Pagi harinya, ia menghubungi sang ayah untuk bertukar kabar, mengingat hari ini pun adalah akhir pekan jadi ia bisa cukup lama mengobrol dengan pria paruh baya itu. Namun, saat mendengar suara ayahnya, entah kenapa Amya merasa dadanya bergetar karena rasa rindu, padahal tadi malam ia sudah menata hati dan pikiran agar tidak cengeng ketika menghubungi keluarganya.

"Amya kangen banget, rasanya jadi pengin pulang." Ia menarik napas dalam, menyembunyikan isakan yang hampir keluar. Namun, di sebrang sana pria paruh baya itu memberikan semangat dan nasihat kepada dirinya agar ia bisa bertahan sampai liburan nanti. Apalagi Amya juga sudah merencanakan agar tahun depan ia bisa pulang dan selama sepekan berada di kampung halaman.

.

.

.

Versi full hanya untuk klien.


WRITING COMMISSION - Terima Jasa MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang