9. Partner (Commission by Riz Ka)

90 1 0
                                    

PARTNER

Author: zhaErza

Commission Original Fiction by Riz Ka

Genre: Crime/Comedy

.

.

.

Tidak bisa bersantai, baru beberapa hari menyelesaikan kasus penyelidikan, Troice harus kembali berkutik dengan tugas barunya. Malam hari dan tengah berdiri santai di balkon apartemen, ia mendapatkan panggilan seluler, bahwa sang atasan telah berpesan agar esok pagi datang ke kantor untuk membantu penyelidikian kasus overdosis yang menyebabkan kematian seorang remaja di studio musik yang mereka sewa.

Hela napas terdengar, lelaki itu menatap langit malam dan memutuskan untuk beristirahat agar esok terlihat lebih bugar.

Ketika pagi baru saja datang, Troice telah bersiap untuk menuju gedung kepolisian tempatnya bekerja. Kasus yang sering kali diberikan kepadanya untuk diselidiki adalah kelas menengah ke atas atau malah kelas berat.

Baru saja tiba di kantor, sang ketua devisi investigasi telah terlihat berdiri menghadap ke arah jendela besar di ruangannya, menyadari kedatangan Troice, lelaki berkumis itu membalikkan badan dan mempersilakan duduk. Tugasnya telah diambil dan hari ini resmi dirinya menangani kasus kematian Benny, seorang remaja berusia tujuh belas tahun yang ditemukan tewas setelah menenggak alkohol dan obat-obatan.

Dokumen berisikan informasi dari tempat kejadian perkara telah diberikan kepadanya, dan lantas saja Troice memeriksa lembaran kertas tersebut.

"Kau juga akan ditugaskan bersama Tharisa Roger dari Occupation Drugs Division's Investigation, mengerti?"

"Siap, Pak!"

Lelaki itu berdiri, begitu pula dengan Troice yang ikut memberi hormat. Setelah kepergian sang Pak Kepala, datanglah Tharisa yang tersenyum tipis kepadanya. Mau bagaimana lagi, sebab sering kali mereka mendapatkan tugas bersama. Apalagi bisa dibilang dalam beberpa tahun ini, mereka telah bekerjasama dengan baik.

"Hai, Nona Tharisa. Sudah membaca file kasus yang akan kita selidiki?"

"Ya, tentu. Kutebak... kau belum membacanya."

"Masih," ujar lelaki itu.

Ia membuka laptop dan mengarahkannya kepada Tharisa, informasi korban dan foto-foto yang telah diambil dari tim kepolisian

"Ini yang paling menyitaku, Tharisa."

Tunjuk Troice kepada gambar tubuh sang korban yang penuh luka yang diakibatkan jarum suntik terlihat telah membengkak ataupun dikarenakan hantaman benda-benda tumpul, bahkan seperti ada bekas tusukan benda tajam.

Gadis berusia dua puluh lima itu mengerutkan alis, alih-alih kasus overdosis, tidak bisa dipungkiri korban juga mendapatkan penganiayaan entah dari siapa.

Setelah memperlajari kasus ini, nanti malam mereka akan menuju ruangan otopsi untuk melihat kondisi tubuh korban. Kamar mayat menjadi tujuan mereka, tentu Troice tahu jika partnernya tidak menyukai untuk berlama di ruangan tersebut. Bukan karena terasa mistis, tetapi auranya sangat tidak membuat Tharisa nyaman, itu lah yang dikatakan sang gadis.

Mereka ditemani seorang dokter ahli forensik yang akan membantu menjelaskan apa saja yang telah terjadi kepada tubuh sang korban.

Tharisa dan Troice diberikan satu buah dokumen pada masing-masing, mereka lantas membaca hasil otopsi dan memahami kejanggalan yang telah dimaksud dokter.

"Memar dan luka robek di tubuhnya, memiliki usia yang berbeda. Lihat, ini adalah luka baru yang mungkin berusia kurang dari seminggu, sebelum kematian sang korban, sedangkan di sebelah sini dari kekeringan pada robekan di kulit, kemungkinan adalah lebih dari seminggu sebelum kematian. Begitu pula luka-luka lainnya," jelas sang Dokter.

WRITING COMMISSION - Terima Jasa MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang