Bab 12

23.6K 403 19
                                    


Update lagiiiii!
Klo lgi dpt ide gk bkal di jadwal update ny kpan, begitu selesai lngsung gw publis. Tapi klo otak gw buntu bisa berhari2 kga update Bes🙂‍↕️💋💋

Sarah melilitkan handuk di pinggang untuk menutupi ketelanjangan nya. Ia harus mandi dan membersihkan area selangkangan nya yang lengket itu. Di tangan nya Sarah membawa baju tidur dan CD.

Sarah turun mengendap endap dan melihat semua ruangan gelap kecuali area luar.

Buru buru ia masuk ke kamar mandi dan mandi sebentar.

Sarah sudah mengenakan terusan sepaha dengan tali kecil di kedua bahu. Bahan bajunya yang adem dan menjadi baju favorit Sarah selama ini. Tak heran warna nya sudah pudar.

Sarah mencepol rambutnya tinggi membuat leher dan sedikit punggung atasnya terlihat. Perempuan itu tidak langsung masuk kamar, dia haus dan mengambil air hangat ke gelasnya.

"Kok pengen minum cokelat ya."
Mendadak Sarah menginginkan cokelat hangat.

Tadi Vano membeli dua bungkus cokelat bubuk katanya terkadang Vano yang tidak mengonsumsi kopi itu suka minum cokelat atau susu hangat.

Sarah mengaduk cokelat itu seraya membawanya di tangan. Posisi nya yang menghadap dispenser dan tidak menyadari kedatangan seseorang.

"Sarah?"

Vano yang memiliki suara berat 'ganteng' mengejutkan Sarah.

Prang.

"Aawss."

Gelas yang terisi cokelat panas itu pun terlepas dari tangan Sarah karena refleks nya yang buruk terkejut oleh suara Vano yang menggetkan nya.

Vano berlari menghampiri nya. "Sarah— kaki kamu," Vano yang panik langsung membopong Sarah menuju kamar mandi.

Sarah belum sempat protes masih dengan keterkejutan nya dan rasa panas di kaki karena terkena tumpahan cokelat.

"Sini siram dulu pake air." Kata Vano seraya mengarahkan pancuran shower ke area cokelat yang mengenai Sarah.

Sarah berpegangan pada dinding dan bahu Vano yang menunduk. Sarah nyaris menahan nafas karena menyadari sisi wajah Vano tepat di payudaranya. Apalagi di baliknya dia tidak mengenakan bra!

Semoga Vano tidak sadar.

"Sarah jalan aja!" Cegah Sarah ketika Vano mau membopong nya lagi.

Mereka saling pandang tapi Sarah langsung memutus tatapan yang membuat alis Vano menaut heran.

Sarah hanya jadi teringat tentang mimpi basahnya beberapa saat yang lalu dan dia tidak menyangka bertemu Vano secepat ini, ia kira Vano sudah tidur. Masih untung dirinya tadi pakai baju keluar dari kamar mandi tidak keluyuran cuma handukan saja.

Sarah tersentak dan memekik kaget karena badan nya kini dalam gendongan Vano ala bridal style. Mulut Sarah seolah terkunci meski dia ingin minta di turunkan.

Vano membawanya ke meja makan dan Sarah duduk di sana bukan di kursi. Tanpa kata Vano mencari sesuatu di kotak obat di samping kulkas.

Vano kembali membawa sebuah botol berisi minyak, menarik kursi dan pria itu duduk di antara kakinya. Wajah Sarah panas, posisi apa ini? Kenapa terlihat tidak asing?

"Ini minyak oles biar kaki kamu gak melepuh dan membekas." Kata Vano tanpa sempat Sarah tanya.

Lelaki itu meletakkan kaki Sarah ke pahanya dan hati-hati mengoleskan minyak tersebut ke area kaki yang terkena tumpahan cokelat.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang