Jangan tanya seheboh apa kost putri milik Bu Melody pagi ini.
Hanya karena 2 gadis yang tertidur saling berpelukan di ranjang yang sama.
Kathrina yang merasa tertikung kini terus-terusan tantrum tidak jelas, membuat Eli dan Jinan terus saja memijat pelipisnya.
"Kak Gita! Ngapain sih tidur sama dia!" Tunjuk Kathrina dengan tidak senang kepada Shani yang melahap sarapan nya dengan hati yang berbunga-bunga.
Berbagai kalimat yang keluar dari mulut Kathrina tidak membuat hati Shani panas seperti kemarin, bahkan dirinya pun kini acuh melihat Gita nya yang tertempel bokem tantrum itu.
"Iri aja kamu." Ledek Shani dengan entengnya.
Kathrina semakin tantrum, "Kak Gita!"
Gita menaruh sendoknya dengan keras ke meja, membuat Kathrina terdiam langsung. "Berisik!" Dan berlalu pergi menuju mobilnya.
Shani yang melihat kepergian Gita, segera menyusulnya.
"Hadeh, ini drama masih panjang kah episode nya?" Lelah sudah Jinan menghadapi semua ini.
"Gita!" Shani berteriak sebelum Gita menutup pintu mobilnya.
"Apa!" Gita menjawab dengan nada datarnya, dirinya benar-benar sedang tidak mood untuk menanggapi orang.
Shani pun menyadari mood Gita yang sedang tidak baik-baik saja. "Gapapa, hati-hati ya nyetirnya. Maaf jadi bikin heboh begini." Sebaiknya Shani tidak mengusik Gita dahulu.
Gita hanya menjawab dengan sebuah deheman singkat dan segera menutup mobilnya untuk melaju ke kampus.
Shani terus memandangi mobil Gita yang mulai menghilang dari pandangan nya, dan terbayang lagi bagaimana semalam dirinya terlelap sambil memeluk Gita.
Shani meloncat girang sambil masuk ke mobil miliknya.
____
Gita terus saja menyetir dengan pikirannya yang kemana-mana, sejujurnya dia sedari tadi menahan malu bercampur kesal.
Dering telepon dari HP nya membuyarkan lamunan Gita, melirik sekilas Hp nya yang tertera nama papa.
Segera Gita menepikan mobilnya, hatinya sedikit berdegup kencang memikirkan mengapa sang papa menelpon nya.
Terdiam sejenak menatap layar HP nya yang masih memunculkan notif telfon.
"Halo?"
Gita meremat HP nya dengan kuat saat tak segera mendapat balasan.
"Sepertinya dirimu sangat bersenang-senang selama disana."
Gita mengernyit kan dahinya, suara papa nya terdengar sangat datar. Dirinya amat tau bahwa nada ini akan muncul saat sang Papa marah.
"Sampai kapan kau akan memalukan diriku ini, nilai tidak ada kemajuan. Semua tugas yang saya beri tidak ada yang memuaskan!"
"Maaf" Gita benar-benar tidak tau harus berkata apa, tangannya mulai bergetar bahkan untuk menarik nafas terasa susah saat ini.
"Sebaiknya saya sudah melihatmu kembali ke rumah malam ini atau saya sendiri yang akan mendatangi mu kesana."
Dan sedetik kemudian panggilan tersebut terputus.
HP Gita terjatuh begitu saja dari tangannya yang sedang bergetar hebat, hal seperti ini sudah sering terjadi tetapi Gita selalu saja merasakan ketakutan yang hebat.
Dirinya benar-benar sudah rusak.
Gita meraup segala udara yang bisa dirinya ambil, dadanya benar-benar terasa sesak untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup itu Luka
FanfictionHidup susah mati pun tidak di ijinkan. "Ma, sebenarnya Gita hidup untuk apa?" ⚠️Content Warning ⚠️