V17

57 16 0
                                    


Hai Aya.......

Jangan jadi siders yoo 🤫🤫

Usahakan vote sebelum membaca.

⚠️ Banyak typo ⚠️

Selamat membaca Aya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca Aya.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bel pun berbunyi menandakan bahwa sudah saat nya untuk pulang. Seluruh siswa dan siswi pun mulai berjalan ke arah parikiran untuk mengambil kendaraan masing-masing. Amberly dan teman-teman nya pun kini sudah berada di parkiran.

"Ly, lo pulang sama siapa?" tanya Fiona.

"Gak tau nih, entar gue coba nyari taxi aja deh," jawab Amberly.

"Gue anter aja gimana?" tawar Fiona.

"Eh gak usah, arah rumah kita berlawanan banget," tolak Amberly halus.

"Iya juga sih, yaudah deh kalau gitu gue pulang duluan ya, byee Ly.....," pamit Fiona sambil melambaikan tangan nya ke arah Amberly kemudian berjalan masuk ke dalam mobilnya.

"Byeee," balas Amberly sambil melambaikan tangannya.

Suasana sekolah pun sudah mulai sepi, para murid dan guru sudah mulai pulang satu persatu. Karena tak kunjung mendapat kan taxi, Amberly pun akhirnya memutuskan untuk menelfon Abirama.

Tak perlu menunggu lama, Abirama pun langsung mengangkat telfon dari Ambelry.

"Kenapa Dek?"

"Abang dimana? sibuk gak?"

"Abang lagi di markas, lagi gak sibuk nih, kenapa?"

"Jemput Adek dong, ini Adek masih di sekolah."

"Oalah, tunggu disitu ya jangan kemana-mana, Abang otw sekarang."

"Oke Bang, Adek tunggu ya."

Amberly pun langsung mematikan telfon nya dan memutuskan untuk berjalan agak jauh dari gerbang sekolah. Saat sedang memandangi jalan, tiba-tiba saja Amberly merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya.

"Awsss sakit anjir," kesal Amberly memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Saat Amberly ingin membalikan badan nya ke belakang, mulut nya sudah lebih dulu di tutupi menggunakan sebuah kain yang sudah di beri sebuah obat bius.

Amberly berusaha melawan, namun kedua tangan nya sudah di tahan oleh seorang pria berbadan kekar. Tenaga Amberly sudah pasti kalah jauh dengan pria itu, Amberly merasakan pusing yang luar biasa di kepalanya itu. Tidak lama kemudian kesadaran Amberly pun mulai hilang sepenuhnya.

VENGANZA'S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang