V32

23 11 0
                                    

Hai Aya 👋🏻

Usahakan vote sebelum membaca

Jangan jadi siders ya 🤫🤫🤫🤫

Jangan jadi siders ya 🤫🤫🤫🤫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca Aya 🌹🌹
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Matahari yang cerah menyapa kota Jakarta, para murid SMA MEDUSA pun kini tengah berjalan ke aula. Pasal nya, seluruh murid dan guru di suruh berkumpul di aula karena ada sebuah pengumuman.

Pak Emon kini berjalan menaiki panggung aula untuk berbicara."SELAMAT PAGI SEMUANYA!"

"PAGI PAK!" jawab semua murid dan guru serempak.

"Karena semuanya kini sudah berkumpul di aula, maka saya akan langsung memberitahu sebuah pengumuman," ujar Pak Emon.

"Karena sebentar lagi adalah ulang tahun sekolah, maka semua murid dan guru di harapkan hadir pada saat ulang tahun sekolah menggunakan drescode merah maroon dan putih," lanjut Pak Emon

"BAIK PAK!" jawab semua murid dan guru serempak.

"Oh ya, acara nya di mulai dari jam 20.00 hingga 01.00," sahut Pak Emon.

"Baik mungkin ini saja yang bisa saya sampaikan kepada kalian semua, kalian semua bisa bubar sekarang dan, untuk para guru segera datang ke ruang rapat," ucap Pak Emon.

Semua murid pun kini mulai bubar satu persatu menuju kantin, Amberly yang kini tengah mencari sosok Devano pun seketika mematung di tempat.

"Ly, itu bukan nya...," ujar Cantika.

"Ahaha, iya itu Silvi," sahut Amberly.

"Kenapa Devano jalan berdua sama si nenek lampir itu? mana gandengan tangan lagi, lama-lama gue geprek mereka satu-satu," kesal Amora.

"Ayok kantin," ajak Amberly.

Mereka berlima pun kini berjalan menuju kantin dan duduk di tempat mereka biasanya.

Saat Cantika melewati Devano, dengan kesal Cantika menendang kaki Devano yang membuat sang empu meringis kesakitan.

"Awss kaki gue," rintih Devano.

"Bencong lo, gitu doang sakit cih," sinis Cantika.

"Lo ada masalah apa sih? doyan amat ganggu hidup orang," kesal Silvi.

"Lah bangsat? serius lo gak tau masalah gue sama lo berdua?" tanya Cantika.

"Kalau gue tau, gak mungkin gue tanya lo bodoh!" ketus Silvi.

VENGANZA'S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang