Hai Aya 👋🏻
Usahakan vote sebelum membaca
Jangan jadi siders ya 🤫🤫🤫🤫

Selamat membaca Aya🌹🌹
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Semua anggota geng kini fokus mencari Amberly yang sampai sekarang belum di temukan. Mereka sudah mencari mengelilingi kota Jakarta selama 5 jam lama nya namun, belum ada tanda-tanda Amberly.
"Ly, lo dimana, semoga lo baik-baik aja Ly, lo belum mengungkap identitas asli lo di hadapan publik Ly," batin Megan yang sudah di baluti perasaan gelisah.
Mereka terus mencari Amberly tanpa kenal lelah, meski sudah mencari kemana-mana, Amberly tetap tak di temukan.
Hingga akhirnya, Abirama mendapat telfon dari Chandra. Tanpa berlama-lama lagi Abirama pun langsung mengangkat telfon itu.
"Kenapa yah?"
"Pulang sekarang!"
"Ken-"
Titt
Titt
Telfon pun di matikan oleh Chandra, Abirama yang merasa ada yang tidak beres pun memutuskan untuk segera pulang.
Setelah 10 menit perjalanan, Abirama akhirnya sampai di depan pagar mansion nya. Tanpa berlama-lama lagi, Abirama pun langsung memasuki halaman depan mansionnya.
Abirama berjalan dengan langkah tergesah-gesah memasuki gerbang mansionnya. Matanya menyapu setiap sudut taman depan mansion nya, hingga Abirama menemukan sosok Delvira yang sedang berdiri dengan tubuh gemetar dan ada Chandra di sampingnya.
"Bun," panggilnya, suaranya rendah tapi jelas, penuh kekhawatiran.
Delvira yang mendengar suara Abirama langsung berbalik. Tanpa berpikir dua kali, dia berlari ke arah Abirama dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, air mata sudah membasahi pipinya.
"Bang... Adek...," lirih Delvira di sela isak tangisnya. Suaranya nyaris tak terdengar, tapi cukup untuk membuat hati Abirama mencelos.
Abirama mengerutkan kening, menggenggam bahu Delvira dengan cukup lembut.
"Adek kenapa, Bun? ini sebenernya kenapa?" tanyanya, berusaha mencari jawaban dari wajah Bundanya yang terlihat sangat sedih.
Delvira tak menjawab. Dia hanya mengangkat tangan, menunjuk ke arah sebuah koper hitam yang tergeletak di tengah taman. Pandangannya kosong, matanya bengkak karena menangis terlalu lama.
Abirama mengikuti arah telunjuknya. Dia melangkah mendekati koper itu dengan hati yang semakin berat. Tangannya gemetar saat membuka koper.
Deg
Saat koper terbuka, tubuh Abirama terasa lemas. Matanya membelalak, napasnya tercekat. Dia mundur beberapa langkah, hampir terjatuh.
"Gak... Gak mungkin," bisiknya, suaranya pecah.
Dia menatap tubuh seorang gadis yang tubuh nya sudah terpotong menjadi dua bagian di dalam koper.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENGANZA'S (END)
Teen FictionNiat menyamar agar mendapat teman yang tulus malah berakhir menjadi korban bully? Ya, Amberly Queenara Shavonne gadis cantik yang terlahir dari keluarga kaya dan terkenal, merupakan anak sekaligus cucu bungsu di keluarga SHAVONNE. Amberly mencoba m...