Surat Devano untuk Amberly

18 7 0
                                    

Hai Aya👋🏻

Usahakan vote sebelum membaca

Jangan jadi siders ya 🤫🤫🤫🤫

Jangan jadi siders ya 🤫🤫🤫🤫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca Aya 🌹🌹
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Amberly,

Hari ini, gue menulis surat ini untuk lo. Meski gue tau lo gak akan pernah bisa membacanya, tapi gue harap kata-kata ini bisa terbang entah ke mana, menyusuri angin, hingga akhirnya sampai ke tempat lo. Jika tempat itu memang ada, gue harap lo mendengarnya, memahami setiap rasa yang tertumpah di sini.

Gue masih ingat hari itu, hari ketika kabar kepergian lo tiba-tiba menghantam gue. Dunia seolah berhenti. Gue yang biasanya penuh kata-kata, kehilangan semuanya. Lidah gue terasa kelu, mata gue terasa perih, dan dada gue terasa kosong. lo tahu apa yang paling menyakitkan, Amberly? gue gak sempat minta maaf.

Lo tau gue bukan orang yang sempurna. Kita pernah bertengkar, saling menyalahkan, saling meninggikan ego. Kata-kata tajam yang terlontar dari bibir gue saat itu masih terngiang hingga kini. Gue bilang hal-hal yang tak seharusnya gue ucapkan. Gue nyakitin lo, Amberly. Dan yang lebih buruk, gue menyadari semua itu ketika semuanya sudah terlambat.

Gue sering bertanya-tanya, apakah karma itu nyata? gue ingat lo selalu bilang, "Karma itu ada. Apa yang lo lakukan, baik atau buruk, akan kembali pada diri lo." Saat itu, gue mengabaikan ucapan lo. Gue tertawa kecil dan menganggapnya sebagai nasihat klise. Tapi kini, setelah kehilangan lo, gue merasakan apa yang lo maksud. Rasa bersalah ini adalah karma untuk gue. Gue dihantui oleh kenangan kita, oleh segala hal yang seharusnya bisa gue lakukan lebih baik. Dan gue gak bisa lari darinya.

Amberly, lo adalah cahaya bagi banyak orang. Senyum hangat lo,tawa kecil lo yang tulus, dan cara lo membuat semua orang merasa dihargai, semua itu adalah anugerah yang kini terasa seperti mimpi yang jauh. Gue ingat gimana lo selalu membantu orang-orang di sekitar lo, bahkan ketika diri lo sendiri sedang berjuang. Lo seperti pelangi setelah badai, membawa harapan di tengah kesedihan.

Tapi gue, gue adalah badai itu. Gue membawa luka yang tak seharusnya gue tanggung. Gue masih ingat malam terakhir kita bertemu. Gue ingat gimana lo ngelihat gue dengan mata yang penuh harapan, meski gue sendiri bersikap dingin. Gue terlalu sibuk dengan masalah gue sendiri, terlalu egois untuk menyadari bahwa lo juga sedang berjuang. Kalau saja gue tahu itu adalah malam terakhir kita, gue akan melakukan segalanya untuk membuat lo tau betapa berharganya diri lo bagi gue

Setelah kepergian lo, gue mencoba mencari jawaban. Gue mencoba memahami mengapa hal ini harus terjadi. Mengapa orang sebaik lo harus pergi begitu cepat? Tapi semakin gue mencari, semakin gue menyadari bahwa gak semua pertanyaan memiliki jawaban. Terkadang, kita hanya harus menerima, meski itu sulit. Meski itu meninggalkan luka yang tak akan pernah sembuh.

Amberly, gue ingin lo tau bahwa lo mengubah hidup gue. Kehadiran lo, meski singkat, meninggalkan jejak yang mendalam. Lo mengajarkan gue tentang cinta, tentang kebaikan, dan tentang arti sesungguhnya dari memaafkan. Lo mengajarkan gue untuk menghargai setiap momen, karena kita gak pernah tau kapan semuanya akan berakhir.

Gue gak tau apakah lo bisa memaafkan gue. Tapi gue ingin lo tau bahwa gue sedang belajar untuk memaafkan diri gue sendiri. Gue mencoba menjalani hidup dengan cara yang akan membuat lo bangga. Gue mencoba menjadi versi diri gue yang lebih baik, seperti yang selalu lo yakini bisa gue lakukan.

Amberly, gue sering bermimpi tentang lo. Dalam mimpi, gue ngelihat lo tersenyum, seperti biasa. Lo berkata bahwa semuanya baik-baik saja, dan gue harus melanjutkan hidup. Tapi ketika gue terbangun, kenyataan menghantam gue lagi. Lo gak ada di sini. Hanya bayangan lo yang tersisa, menghiasi setiap sudut pikiran gue.

Mereka bilang waktu akan menyembuhkan segalanya. Tapi gue gak yakin. Kehilangan lo bukan luka yang bisa sembuh, itu adalah bagian dari diri gue sekarang. Gue hanya bisa belajar untuk hidup dengan rasa sakit ini, mencoba menemukan cara untuk menerjemahkan duka menjadi sesuatu yang bermakna.

Amberly, jika karma itu ada, gue berharap kebaikan lo kembali pada diri lo sendiri, di tempat lo yang sekarang. Gue berharap lo menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan cinta yang layak lo dapatkan. Lo pantas mendapatkan segalanya, Amberly. Lo adalah jiwa yang indah, dan dunia kehilangan cahayanya ketika lo pergi.

Gue menulis surat ini untuk melepaskan apa yang selama ini mengikat gue. Untuk mencoba menemukan kedamaian di tengah semua penyesalan ini. Gue tau, gak peduli berapa banyak kata yang gue tulis, itu gak akan mengubah kenyataan. Tapi ini adalah cara gue untuk tetap terhubung dengan lo, meski hanya dalam kata-kata.

Amberly, Gue Sayang sama lo, gur suka cara lo melihat dunia, cara lo memperlakukan orang lain tanpa syarat, dan cara lo membuat hidup gue lebih berarti. Gue akan selalu sayang sama lo, bahkan ketika waktu terus berjalan, bahkan ketika dunia berubah. Lo adalah bagian dari diri gue yang gak akan pernah hilang.

Slamat tidur cantiknya Devano. Semoga ini menjadi kenangan indah terakhir yang gue simpan di hati. Sampai jumpa di mimpi, tempat kita masih bisa saling sapa, meski langkah kita tak lagi searah. Selamat tinggal.

Dengan seluruh cintaku,
Devano.

☆☆☆☆

Ini dia akhir VENGANZA'S yang sesungguhnya, semoga kalian suka dengan ending nya ya🥰

Jangan lupa vote dan komen di setiap bab nya ya 🥰🥰

Aku sekarang lagi buat cerita baru lagi, mungkin tahun depan baru aku rilis.

SEE YOU IN THE NEXT STORY👋🏻👋🏻

VENGANZA'S (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang