Aku juga kangen, tauk!
꥟ ꥟ ꥟
Baru juga diomongin kemarin, sekarang udah kejadian.
Gue harus ninggalin Kellan demi ikut berpartisipasi jadi relawan gempa. Gempa kan dadakan, berarti ini juga dadakan. Kellan tidak diperkenankan protes apalagi rewel.
"Ke mommy dulu ya, Dad. Aku mau pamit." Gue baru selesai packing carrier, siap-siap mau ngumpul ke basecamp, lanjut ke titik lokasi.
Gue ngajakin ke mommy karena sebenernya sore ini gue janji mau main, tapi nggak jadi. Makanya, pamitan sekalian.
"Semua udah masuk, Dek?" Kellan ngecek isi carrier gue lagi.
Gue semprot langsung. "Jangan diberantakin lagi, ish! Udah sesuai tempatnya nih."
"Iya... Iya..." Langsung merengut, bibirnya manyun.
Gue nggak punya waktu buat nanggepin dramanya Kellan. Mending turun, gendong carrier mandiri, dan masukin ke bagasi mobil. Kellan setia ngekorin di belakang, disusulin Mak Pung yang bawa dua set rantang bekal makanan. Kalau Mak Pung mah udah hafal, emang sengaja nyiapin buat makan dijalan bareng yang lain.
"Yuk! Gas!" Ajak gue ke Kellan, setelah pamitan ke orang-orang rumah.
Kellan masih yang silent dengan penampakan gundah gulananya, dan gue nggak merasa berkewajiban memperbaiki kondisinya. Ini baru seujung kuku yang dia tau tentang gue, lain kali mungkin dia akan lebih kaget lagi. Sekali lagi, itu resikonya mencintaiku. Silahkan ditanggung.
"Nanti sering call Daddy ya, Dek."
"....." Gue diemin.
"Kalau ada apa-apa ngabarin langsung, Dad pasti fast respon. Perlu apa bilang aja, Dad kirim."
"....." Masih gue cuekin.
"Foto kondisi terkini juga. PAP sebanyak yang adek bisa, Dad khawatir."
"....." Gue masih bisa sabar.
"Di sana ada camp khusus buat relawan kan, Dek? Ada tempat tidurnya juga? Ada yang ngurusin makan dan keperluan lainnya?"
"....." Mulai tersulut emosi gue nih.
"Weekend nanti kalau Dad nggak ada meeting, Dad tengokin."
Musnah sudah kesabaran gue! Emosi gue udah ke tahap kronis.
"Dad! Dad tuh tau nggak sih aku ini mau ke tempat bencana, bukan pergi piknik. Disana mungkin susah signal, listrik padam, belum lagi masalah ini itu. Jangankan chat tiap jam sekali, mungkin berhari-hari WA-ku centang satu."
"Yaudah, sebisanya Adek aja." Kellan merajuk. "Tapi dibisa-bisain ya, Dad khawatir."
😒
Gini deh gue jelasin sekalian:
Papa gue kan pengusaha. Nah, setiap perusahaan itu wajib berperan dalam tanggung jawab sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility). Semacam organisasi sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dalam upaya penanggulangan dampak lingkungan, pembangunan dan peningkatan kualitas ekonomi, dan sejenisnya.
CMIIW. Intinya suatu perusahaan diwajibkan untuk ikut serta dalam pembangunan daerah (lingkungan sekitar tempat usaha).
Papa, udah ngenalin gue sama CSR dari sejak gue masih SD. Gue sering dibawa ke acara charity, pengobatan gratis, bantuan pangan, sekolah gratis, semacam itulah. Lambat laun gue semakin jatuh hati sama konsep berbagi dan peduli seperti ini. Mulai SMP gue beneran udh dilepas sendiri, dan aktif di CSR-nya perusahaan papa, juga CSR-CSR lain, sampai sekarang.
YOU ARE READING
HOME ︱BL︱End
Teen FictionYANG DI DEPAN BUKAN BERARTI DIA YANG DOMINAN. BISA AJA EMANG SENGAJA DIBIARIN DI DEPAN KARENA KALAU DITINGGAL DI BELAKANG, ENTAR DIANYA ILANG... NAKELL