4. Dewasa

3.4K 354 52
                                    

Vote, happy reading!

꥟ ꥟ ꥟

Lupakan yang lalu-lalu, mari berkenalan denganku. #pengalihanissue 🤣🤣🤣

Belum pada kenal gue kan?

Gue Naki. Mizanaki Algio Praditya, lengkapnya. 20 tahun belum genap, masih semester tiga.

Gue anak bontot dari tiga bersaudara. Kakak pertama cowok, kedua cewek dan ketiga tentu si rupawan menggemaskan ─gue. Gap umur gue sama mereka lumayan. Kakak cowok lebih tua sepuluh tahun dari gue, dan yang cewek tujuh tahun.

Keluarga gue cukup bersahaja, minimal nggak berantakan amat lah ya. Bersyukur gue tuh. Sayangnya, papa mama udah pisah sejak gue masih SD. Mama yang milih keluar dari rumah.

Sejak saat itu, bokap lebih banyak menetap di luar negeri. Entah Malaysia atau Singapore. Sering pulang, tapi cuma untuk acara-acara penting.

Kakak cewek gue melanjutkan sekolah ke Jerman, mulai dari SMA. Dia udah betah di sana sampai sekarang dan berumah tangga. Anaknya lucu banget, cimi cimi cemut.

Kakak pertama gue pun sama, kuliah keluar negeri, dan bertemu jodohnya disana. Sekarang dia ikut menetap di negara istrinya, deket dengan keluarga besarnya papa juga. Kalau kakak gue ini sih, masih bolak balik demi kerjaan, gue lumayan sering ketemu.

Cuma tinggal gue disini, dan para embak-mas yang selalu setia mengurus rumah kami. Ya nggak masalah juga, namanya juga kehidupan dewasa. Kakak-kakak gue pasti punya prioritas lain, selain bersama dengan adik imutnya ini. Lagian, emang gap umur gue sama mereka aja yang kejauhan. Jadi berasa gue ditinggalin, padahal mereka kalau posesifnya ke gue parah banget! Bisa sampai pasang GPS diem-diem.

Gue bukan berarti si penunggu setia rumah. Jangan salah, awalnya gue juga dipaksa kuliah ke luar sama papa. Disuruh milih, ikut kakak cewek gue di Jerman, atau ikut papa sekalian belajar soal perusahaan. Gue bersikeras menolak, dan memilih tinggal disini, meskipun banyak resiko yang harus gue tanggung. Entar kapan-kapan gue ceritain.

Soal rumah, gue juga nggak sepenuhnya tinggal di rumah utama. Gue lebih sering stay di tempat stafnya papa, namanya Bang Yoga. Dia orang baik kayak keluarga. Pertimbangan gue sederhana, lebih deket ke kampus sama tempat kerja. Bang Yoga pun nggak selalu di rumah, ada kalanya dia lama di luar kota. Sama aja gue sendirian. Waktu Kellan nganterin gue pulang, tentu saja ke rumahnya Bang Yoga, bisa berabe kalau ke rumah papa. Hih!

Sesekali pas libur, gue nengokin rumah papa. Momen waktu gue bawa mobil ke kantor itupun karena sengaja mau manasin mobilnya papa. Lama nggak dipakai soalnya. Selebihnya gue lebih suka naik armada Go-jek kemana-mana.

Ngomongin soal Kellan, dia kok lama nggak ada kabar? Sudah berasa puas kah dapet ciuman doang?

Dia udah berhenti nih nyecerin gue lagi?

Jujur gue menyesali tindakan impulsif gue kapan lalu. Gue bisa aja nolak tanpa harus mendorongnya sekuat tenaga, gue yakin Kellan nggak akan maksa. Lha tapi entah mungkin naif aja guenya, pengen tau rasanya ciuman, atau sekedar penasaran sampai mana Kellan mau ngejar gue. Untung nggak sampai nge-iyain ajakannya ke apart sih.

Pertanyaan gue mungkin sudah terjawab. Buktinya, beberapa hari ini si Kellan anteng nggak ada kabar. Iya sih, sempat chat beberapa kali setelah nganterin pulang, tapi nggak gue bales.

Bodoamat lah!

꥟ ꥟

Hari ini gue masuk kantor. Agaknya kondisi kantor lagi sibuk-sibuknya menjelang proposal final. Gue diminta masuk karena tentu saja banyak deadline yang ribet kalau diurus via online.

HOME ︱BL︱EndWhere stories live. Discover now