Bu Luna menarik napas panjang setelah membaca pesan itu. Jantungnya berdebar kencang. Ia menatap layar ponselnya, instruksi baru dari orang misterius itu semakin membuatnya cemas.
"Aisyah, Rama," panggilnya lirih. Kedua anak itu langsung menoleh ke arahnya.
"Ada apa, Bu?" tanya Aisyah khawatir.
"Kalian berdua segera pulang saja ya," ucap Bu Luna dengan suara lembut namun terdengar dipaksakan. "Sudah sore, dan Ibu punya urusan yang harus diselesaikan."
Rama mengerutkan kening. "Tapi, Bu, rekapannya belum selesai."
"Tidak apa-apa, Nak. Biar Ibu lanjutkan sisanya," jawab Bu Luna sambil tersenyum tipis.
"Baiklah, Bu," ujar Rama dan Aisyah serentak. Mereka berdua mulai membereskan kertas-kertas yang berisi data siswa dan menyimpannya kembali ke dalam sebuah map.
Sebelum mereka pergi, Bu Luna memanggil mereka lagi. "Tunggu! Anak-anak, hati-hati di jalan ya. Ingat loh, langsung pulang ke rumah."
Aisyah dan Rama mengangguk. Mereka merasa ada yang aneh dengan Bu Luna hari ini, namun mereka tidak berani bertanya lebih jauh. Mereka pun segera bergegas pulang.
"Rama, kamu merasa ada yang aneh enggak dengan Bu Luna tadi?" tanya Aisyah.
"Sedikit," jawabnya singkat.
"Kok sedikit? Padahal jelas-jelas Bu Luna bersikap aneh tadi pada kita, suaranya berubah jadi lembut, panggilannya ke kita jadi anak-anak dan tadi Bu Luna juga manggil aku sayang." jelas Aisyah
Rama mengangguk setuju. "Iya sih, tapi kita enggak boleh mikir yang aneh-aneh. Apalagi sama guru sendiri, enggak baik."
Saat mereka berdua hampir sampai di gerbang, Pak Satpam yang sedang bertugas melihat mereka dari kejauhan. Pak satpam langsung mengucek kedua matanya untuk memastikan bahwa yang dilihatnya itu benar-benar Rama.
"Rama!" panggil Pak Satpam dengan suara lantang.
Aisyah dan Rama menoleh ke arah suara itu. Keduanya terkejut melihat Pak Satpam. "Pak!" seru mereka bersamaan.
Pak Satpam berjalan cepat menghampiri mereka. "Rama, kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada lega.
Rama mengangguk. "Iya, Pak. Saya baik-baik saja."
Pak Satpam menatap Rama dari atas sampai bawah. la memeriksa penampilan Rama dengan seksama. Setelah memastikan bahwa Rama tidak mengalami luka atau tanda-tanda kekerasan, Pak Satpam menghela napas lega.
"Syukurlah kamu baik-baik saja," ucap Pak Satpam. "Dari tadi bapak sangat khawatir sama kamu."
"Kenapa Bapak sangat khawatir sama, Rama?" tanyanya heran.
"Iya, soalnya tadi ada-"
"Rama," teriak Bu Luna menghampiri Rama.
Rama merasa heran, kenapa tiba-tiba Bu Luna menghampirinya dengan tergesa-gesa. "Ada apa, Bu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Aku Bisa Menjadi Diriku Sendiri? [On Going]
Roman pour AdolescentsRama, seorang pria muda, terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kontrol dan tekanan dari orang tuanya. Sejak kecil, setiap langkahnya diatur dan didikte, tanpa ruang untuk mengekspresikan diri atau mengejar mimpinya. Rama merasa terkungkung dan...