Bab 16 : Pelukan Hangat

26 21 1
                                    

Dengan hati yang lega, mereka membawa Rama pulang ke rumah Pak Rahman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan hati yang lega, mereka membawa Rama pulang ke rumah Pak Rahman. Sepanjang perjalanan, Rama tertidur pulas. Aisyah sesekali mengelus rambut Rama dengan lembut, merasa bersyukur atas keajaiban yang telah terjadi.

Setibanya di rumah, suasana hening berubah menjadi haru. Istri Pak Rahman, yang sejak semalam tidak bisa tidur karena khawatir akan keselamatan Rama, langsung berlari menghampiri mereka. Matanya berkaca-kaca saat melihat Rama berdiri dengan lemah di sebelah suaminya. Tanpa ragu, ia memeluk tubuh Rama erat-erat, air matanya mengalir deras membasahi pipi Rama.

"Rama," lirihnya sambil terus menangis.

Dengan mata yang sayu, Rama menatap istri Pak Rahman dan tersenyum lemah. "Maaf, Bu. Aku sudah bikin Ibu khawatir," ucap Rama lirih.

Istri Pak Rahman semakin erat memeluk Rama. "Tidak apa-apa, Nak. Yang penting kamu sudah kembali dengan selamat," jawabnya sambil mengusap lembut rambut Rama.

Pak Rahman yang hanya berdiam diri sambil melihat momen haru tersebut, kini ikut memeluk istrinya dan Rama. "Terima kasih Tuhan, Rama sudah kembali," ucapnya dengan suara bergetar.

Suasana haru menyelimuti rumah kecil itu. Mereka bersyukur atas keajaiban yang telah terjadi. Rama yang semalam pergi dari rumah karena habis bertemu Ayahnya, kini kembali dengan selamat. Kejadian semalam membuat Pak Rahman dan istrinya berjanji agar menjaga Rama dengan lebih baik lagi.

"Syukurlah, kalian sudah bisa berkumpul bersama lagi. Saya merasa senang melihat kebersamaan kalian dan saya bisa merasakan kalau Rama merasa bahagia di keluarga ini," ucap Ayah Aisyah seraya tersenyum tipis.

Aisyah sontak melihat Ayahnya yang tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. "Ayah, apa yang Ayah katakan? Jangan membuat Rama merasa sedih," ucapnya sedikit berbisik.

"Memang apa yang Ayah katakan?"

"Ayah jangan mengatakan hal seperti itu, tidak baik."

Ayah Aisyah hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan anaknya.

"Sudah, sudah. Malu dilihat Aisyah dan Ayahnya," ucap istri Pak Rahman sambil melepaskan pelukannya pada Rama.
Wajahnya berseri-seri melihat Rama yang berada di depan matanya saat ini. Ia mengusap lembut rambut Rama, memastikan bahwa Rama baik-baik saja.

"Terima kasih banyak, Aisyah, Pak. Kalian sudah menemukan Rama," ucap istri Pak Rahman sambil menatap Aisyah dan Ayah Aisyah dengan penuh syukur. "Saya tidak tahu harus bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu pada Rama."

Aisyah tersenyum mendengar ucapan istri Pak Rahman. "Sama-sama, Bu. Yang penting Rama sudah kembali dengan selamat."

Ayah Aisyah mengangguk, "Iya, Bu. Kita semua sangat senang Rama sudah kembali."

Kapan Aku Bisa Menjadi Diriku Sendiri? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang