Bab 7 : Kecemasan yang Mendalam

36 28 1
                                    

Orang tua Rama semakin khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang tua Rama semakin khawatir. Mereka sudah mencari ke mana-mana, tetapi tetap tidak menemukan petunjuk tentang keberadaan Rama. Mereka bahkan sudah menghubungi orang tua teman-teman Rama untuk bertanya apakah Rama pernah datang ke rumah mereka.

"Mungkin Rama pergi ke rumah Aisyah," ujar Ibu Rama pada suaminya.

"Sudah, kita coba hubungi orang tua Aisyah lagi," jawab Ayah Rama.

Ayah Rama segera menghubungi orang tua Aisyah.

"Halo, Bu. Saya Ayah Rama. Saya mau tanya, apakah Rama tadi malam datang ke rumah Bapak, Ibu?"

"Oh, Rama. Dia tidak ada datang ke rumah kami,"

"Tidak ada ya? Kalau begitu terima kasih, Bu. Maaf jika saya mengganggu waktunya,"

"Tidak apa-apa, Pak."

Ayah Rama menghela napas panjang setelah mendengar jawaban Ibu Aisyah. Hatinya semakin gundah. la merasa seperti kehilangan arah. Semua tempat yang mungkin dituju Rama sudah dicari, namun hasilnya nihil. Kecemasan mulai menggerogoti pikirannya. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada Rama?

Sementara itu, di sekolah, bel tanda berakhirnya jam pelajaran sudah berbunyi. Siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas, namun Rama dan Aisyah masih berada disana. Bu Luna, wali kelas mereka, meminta mereka untuk membantu merekap data siswa.

"Rama, Aisyah, kalian bisa bantu Ibu merekap data siswa ini? Ibu sedang buru-buru ingin menyelesaikan laporan," pinta Bu Luna.

"Baik, Bu," jawab Rama dan Aisyah kompak.

Mereka berdua pun mulai sibuk dengan tugas yang diberikan Bu Luna. Sambil bekerja, Aisyah sesekali melirik Rama. Ia melihat ada yang berbeda pada sahabatnya itu. Rama terlihat murung dan sering melamun.

"Rama, kamu kenapa sih? Dari tadi melamun terus," tanya Aisyah dengan nada khawatir.

Rama tersadar dari lamunannya. Rama hanya tersenyum tipis. "Enggak kok, Aisyah. Cuma lagi mikirin sesuatu aja," jawabnya.

Aisyah tidak ingin memaksa Rama untuk bercerita. la tahu bahwa sahabatnya itu sedang mengalami masalah yang cukup berat.

Bu Luna tersenyum licik saat melihat Rama dan Aisyah begitu fokus membantu merekap data. la tahu bahwa kedua remaja itu tidak menyadari ada sesuatu yang janggal. Sambil terus mengawasi mereka dari sudut matanya, Bu Luna diam-diam mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada seseorang.

Bu Luna
Target aman, saya berhasil menahan mereka di sekolah lebih lama lagi. Semuanya akan berjalan sesuai rencana.

Setelah mengirimkan pesan pada orang misterius itu, Bu Luna kembali fokus pada tugasnya. la berusaha menyembunyikan kegelisahan yang dirasakannya. Selama ini, ia telah menjalankan misi rahasia yang diberikan orang misterius itu dengan sangat hati-hati. Namun, ia mulai merasa khawatir jika rencana ini diketahui oleh orang lain.

Kapan Aku Bisa Menjadi Diriku Sendiri? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang