Chapter 17

105 12 0
                                    

Karena kekesalan Ron, peeves akhirnya marah dan berteriak, "MURID KELUAR KAMAR, ADA DIKORIDOR JIMAT" teriak peeves.

Mereka langsung berlari hingga sampai kekoridor dilantai tiga, Oh, tidak jangan Ruangan itu, batin Bella dalam hati.

"Celaka!" Ron mengeluh, sementara mereka  mendorong pintu tanpa hasil.

"Habis deh kita!" Mereka bisa mendengar langkah-langkah kaki, Filch berlari secepat mungkin ke arah teriakan Peeves.

"Oh, minggir," gertak Hermione. Dia merebut tongkat Harry, mengetuk kuncinya dan berbisik, "Alohomoral"
Kunci menceklik dan pintu menjeblak terbuka, mereka berdesakan masuk, cepat-cepat menutupnya kembali, lalu menempelkan telinga ke pintu, mendengarkan.

"Ke mana mereka pergi, Peeves?" tanya Filch. "Cepat, beritahu aku."

"Bilang dulu, 'tolong'."

"Jangan main- main, Peeves, ke mana mereka pergi?"

"Aku tak akan bilang apa-apa kalau kau tidak bilang tolong," kata Peeves dengan suara datar menjengkelkan.

"Baiklah, tolong."

"APA-APA! Ha ha ha! Kan sudah kubilang aku tak akan bilang apa-apa kalau kau tidak bilang tolong! Ha ha haaaaaa!" Dan mereka mendengar desau Peeves yang terbang pergi dan Filch yang mencaci-maki be-rang.

"Dia mengira pintu ini terkunci," bisik Harry. "Kurasa kita selamat, ada apa sih, Neville!" Karena Neville selama semenit belakangan ini terus menarik-narik baju Harry.

"Apa?" Heran neville.

Bella berbalik dan melihat dengan jelas. Melihat Flupy secara nyata, ternyata lebih menyeramkan. Sesaat dia mengira dirinya sedang bermimpi buruk.

Mereka memandang tepat ke mata anjing raksasa, anjing yang memenuhi seluruh ruang antara langit-langit dan lantai. Kepalanya tiga, dengan tiga pasang mata galak yang berputar- putar, tiga hidung yang bergerak mengendus-endus ke arah mereka, tiga moncong dengan liur menetes menggantung seperti tali licin dari taring kekuningan.

Anjing itu berdiri diam, sementara keenam matanya memandang mereka, dan Bella tahu satu-satunya alasan kenapa mereka belum mati adalah karena kemunculan mereka yang begitu mendadak telah mengejutkan si anjing. Tetapi dengan cepat si anjing mengatasi keterkejutannya, itu sudah jelas dari geraman-geramannya yang mengerikan itu.

Bella meraih pegangan pintu. Antara Filch dan maut, dia lebih memilih Filch.
Mereka ambruk ke belakang, Harry membanting pintu menutup, dan mereka berlari, hampir terbang malah, kembali menyusuri koridor ke arah berlawanan. Filch pasti sudah buru- buru pergi mencari mereka ke tempat lain, karena mereka tidak melihatnya di mana- mana. Tetapi mereka tak peduli yang mereka inginkan hanyalah membuat jarak sebesar mungkin antara mereka dan monster itu. Mereka tidak berhenti berlari sampai tiba di depan lukisan Nyonya Gemuk di lantai tujuh.

"Dari mana saja kalian ini?" tanya si nyonya, memandang baju tidur mereka yang merosot ke bahu dan wajah mereka yang merah berkeringat.

"Kau tak perlu tahu moncong babi, moncong babi," kata Harry tersengal, dan lukisan itu mengayun ke depan.

Mereka berebut masuk ke ruang rekreasi dan ambruk di kursi berlengan.
Perlu beberapa saat sebelum mereka bisa berkata sesuatu.

Neville bahkan kelihatannya tidak akan bicara lagi selamanya.

"Apa maksud mereka mengunci binatang semacam itu di dalam sekolah?" kata Ron akhirnya. "Kalau ada anjing yang perlu diajak jalan-jalan, nah, anjing yang tadi itu."

Hermione sudah mendapatkan kembali napas dan kegalakannya.

"Kalian ini tidak ada yang memakai mata kalian, ya?" bentaknya. "Apa kalian tidak melihat dia berdiri di mana?"

Miss Black Adventures Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang