Chapter 22

56 9 0
                                    

Paginya udara sangat cerah dan dingin. Aula Besar dipenuhi aroma lezat sosis goreng dan obrolan riang anak-anak yang sudah menanti-nanti saat menonton pertandingan Quidditch yang seru.

"Kau harus sarapan, Harry." kata Bella

"Aku tak ingin makan."

"Sepotong roti saja," Hermione membujuk.

Harry gelisah. Sejam lagi dia akan berjalan ke lapangan."Harry kau butuh tenagamu," kata Seamus Finnigan.
"Seeker selalu jadi sasaran serangan tim lawan." Bella rasa, itu kata semangat yang menenangkan untuk Harry.

"Terima kasih, Seamus," kata Harry seraya mengawasi Seamus yang memberi saus tomat banyak banyak ke sosisnya.
...

Pada pukul sebelas, seluruh sekolah tampaknya sudah memenuhi tempat duduk tinggi di sekeliling lapangan Quidditch. Banyak anak yang membawa teropong. Tempat duduknya memang sudah tinggi sekali, tapi kadang-kadang masih tetap sulit melihat apa yang sedang terjadi.

Bella, Ron, dan Hermione bergabung dengan Neville, Seamus, dan Dean si penggemar West Ham di deret paling atas. Sebagai kejutan untuk Harry, mereka telah membuat spanduk besar dari seprai yang telah dicabik-cabik Scabbers. Tulisannya Potter for President dan Dean, yang pandai menggambar, telah melukis singa besar Gryffindor di bawahnya. Meskipun itu terlihat seperti kucing bagi Bella.
Kemudian Bella menyihirnya sedikit, sehingga catnya berpendar warna-warni.

Tim Gryffindor memasuki lapangan di bawah gemuruh sorakan.

Madam Hooch menjadi wasit. Dia berdiri di tengah lapangan, menunggu kedua tim, dengan sapu di tangannya."Aku menginginkan permainan yang jujur, anakanak," katanya, setelah mereka semua Berkumpul mengelilinginya.

Bella memperhatikan bahwa Madam Hooch tampaknya bicara khusus kepada kapten Slytherin, Marcus Flint, anak kelas lima. Bagi Bella tampaknya Flint punya keturunan darah troll. Dari sudut matanya.

"Silakan naik ke sapu kalian."

Harry naik ke atas Nimbus Dua Ribu-nya. Madam Hooch meniup peluit peraknya keras-keras. Lima belas sapu meluncur ke atas, makin lama makin tinggi.

Pertandingan dimulai.

"Dan Quaffle langsung berhasil ditangkap oleh Angelina Johnson dari Gryffindor sungguh Chaser luar biasa cewek satu ini, lumayan menarik, lagi..."

"JORDAN!"

"Maaf, Profesor."

Sahabat si kembar Weasley Lee Jordan, adalah komentator pertandingan ini. la diawasi ketat oleh Profesor McGonagall.

"Dan Angelina benar-benar gesit di atas, lontaran tepat kepada Alicia Spinnet, penemuan baru yang bagus si Oliver Wood, tahun lalu cuma cadangan  kembali ke Angelina dan tidak, Slytherin berhasil merebut Quaffle, kapten Slytherin, Marcus Flint, berhasil merebut Quaffle dan meluncur menjauh Flint terbang bagai elang di atas sana dia akan mencetak go-tidak, dihentikan oleh gerak hebat Keeper Gryffindor, Wood, dan Gryffindor kembali memegang Quaffle itu Chaser Katie Bell dari Gryffindor, menukik manis mengitari Flint, naik lagi dan, OUCH...pasti sakit sekali, belakang kepalanya dihantam Bludger Quaffle   berhasil direbut Slytherin Adrian Pucey melesat menuju gawang, tetapi dia diblok oleh Bludger kedua yang dilemparkan ke arahnya oleh Fred atau George Weasley, tak bisa membedakan yang mana yang jelas gerakan bagus dari Beater Gryffindor, dan Angelina kembali memegang bola, tak ada halangan di depannya dan dia meluncur benar-benar terbang

menghindari Bludger yang melaju cepat ke arahnya gol di depannya ayo, ayo, Angelina Keeper Bletchley menukik lolos...GOL UNTUK GRYFFINDOR!"

Sorakan anak-anak Gryffindor membahana menembus udara dingin, ditingkah jerit sesal dan ratapan anak-anak Slytherin.

Miss Black Adventures Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang