Natal hampir tiba. Semua sudah tak sabar menunggu datangnya liburan. Walaupun ruang rekreasi Gryffindor dan Aula Besar punya perapian yang menyala-nyala, koridor-koridor yang biasa berangin telah menjadi sedingin es dan angin dingin kencang menerpa jendela-je ndela kelas sampai bergetar. Yang paling parah kelas Profesor Snape di ruang bawah tanah. Di dalam ruang itu napas mereka langsung berubah jadi kabut di depan mata dan mereka berusaha berada sedekat mungkin dengan kuali-kuali panas mereka.
"Aku sungguh kasihan," kata Draco Malfoy dalam salah satu pelajaran Ramuan," pada semua anak yang terpaksa tinggal di Hogwarts selama liburan Natal karena mereka tidak diinginkan di rumahnya."
Dia bicara begitu sambil menoleh memandang Harry. Crabbe dan Goyle tertawa-tawa kecil. Harry yang sedang menakar bubuk tulang punggung ikan lepu, tidak memedulikan mereka. Malfoy menjadi semakin menyebalkan sejak pertandingan Quidditch yang lalu. Kesal karena Slytherin kalah, dia mencoba membuat lelucon dengan mengatakan kodok bermulut besar akan menggantikan Harry sebagai Seeker dalam pertandingan berikutnya.
Kemudian disadarinya bahwa tak seorang pun menganggap ini lucu, karena anakanak amat terkesan dengan bagaimana Harry bisa bertahan di atas sapunya yang menggila. Maka Malfoy yang iri dan marah, kembali mengejek Harry dengan mengungkit-ungkit bahwa Harry tak punya keluarga.
Memang betul Harry tidak akan pulang ke Privet Drive Natal ini. Profesor McGonagall telah berkeliling minggu sebelumnya, mencatat nama anak-anak yang akan tinggal di Hogwarts selama liburan, dan Harry langsung mendaftar. Begitupun dengan Bella. mungkin ini bahkan akan jadi Natal paling menyenangkan baginya. Ron dan kakak-kakaknya juga akan tinggal, karena Mr dan Mrs Weasley akan ke Rumania untuk menengok Charlie.Ketika meninggalkan ruang bawah tanah pada akhir pelajaran Ramuan, mereka melihat pohon cemara besar memblokir koridor di depan. Dua kaki raksasa yang muncul di bagian bawahnya dan napas keras terse ngal-sengal memberitahu mereka Hagrid ada di belakang pohon itu.
"Hai, Hagrid, perlu bantuan?" Ron bertanya, seraya menjulurkan kepalanya di antara dahan-dahan.
"Tidak, aku tak apa-apa. Terima kasih, Ron.""Minggir," terdengar geram dingin Malfoy dari belakang mereka. "Apa kau mencoba cari uang tambahan, Weasley? Kepingin jadi pengawas binatang liar juga setelah meninggalkan Hogwarts, rupanya gubuk Hagrid pastilah seperti istana dibanding rumah keluargamu."
Ron menerjang Malfoy tepat ketika Snape menaiki tangga. "WEASLEY!"
Ron melepas bagian depan jubah Malfoy."Dia diprovokasi, Profesor Snape," kata Hagrid, seraya melongokkan wajahnya yang besar berbulu dari balik pohon.
"Malfoy menghina keluarganya.""Kalaupun betul begitu, berkelahi dilarang di Hogwarts, Hagrid," tukas Snape. "Lima angka dipotong dari Gryffindor, Weasley, dan berterima kasihlah tidak lebih dari itu. Ayo, semua jalan terus."
Malfoy, Crabbe, dan Goyle menerobos kasar melewati pohon sambil menyeringai, membuat daundaun cemara rontok berhamburan.
"Akan kuberi dia pelajaran," kata Ron sambil mengertak gigi di balik punggung Malfoy. "Suatu hari nanti kuberi dia pelajaran..."
"Aku benci mereka berdua," kata Harry. "Malfoy dan Snape."
"Ayo, bergembiralah, sudah hampir Natal," kata Hagrid.
"Begini saja, ikut aku dan lihat Aula Besar, bagus sekali."
Maka Bella dan yang lainya mengikuti Hagrid dan pohon cemaranya ke Aula Besar. Profesor McGonagall dan Profesor Flitwick sedang sibuk menangani dekorasi Natal.
"Ah, Hagrid, pohon terakhir... taruh saja di sudut paling jauh."
Aula itu tampak spektakuler. Rangkaian holly dan mistletoe bergantungan di sepanjang dinding dan tak kurang dari dua belas pohon Natal menjulang tinggi di sekeliling ruangan, beberapa berkilau dengan untaian air yang membeku, yang lain berkelap-kelip dengan ratusan lilin.
"Berapa hari lagi sebelum kalian libur?" tanya Hagrid.
"Tinggal sehari," kata Hermione. "Dan aku jadi ingat Bella, Harry, Ron, kita punya waktu setengah jam sebelum makan siang, kita seharusnya ada di perpustakaan."
"Perpus? Kapan kau bilang begitu Hermione?" Tanya Bella.
Sebelum Bella mendapatkan jawaban, Ron sudah lebih dulu menyela. "Oh, yeah, kau benar," kata Ron, dengan susah payah mengalihkan pandangannya dari Profesor Flitwick yang membuat gelembung-gelembung emas bermunculan dari ujung tongkatnya dan menggantungkannya di dahan-dahan pohon baru tadi.
"Perpustakaan?" kata Hagrid, mengikuti mereka meninggalkan Aula.
"Sehari sebelum liburan? Rajin amat."
"Oh, kami tidak belajar," kata Harry riang. "Sejak kau menyebut Nicolas Flamel, kami berusaha mencari tahu siapa dia."
"Apa?" Hagrid tampak kaget. "Dengar... sudah kubilang...lupakan. Tidak ada hubungannya dengan yang dijaga anjing itu."
"Kami ingin tahu siapa Nicolas Flamel, cuma itu," kata Hermione.
"Kecuali kau mau memberitahu kami, jadi kami tak perlu repot-repot?" Harry menambahkan. "Kami sudah membuka-buka lebih dari seratus buku dan kami tidak bisa menemukannya di mana-mana... coba beri kami petunjuk rasanya aku sudah pernah membaca nama itu entah di mana."
"Aku tak mau bilang apa-apa," kata Hagrid datar.
"Kalau begitu, ya kami cari sendiri," kata Ron. Mereka lalu meninggalkan Hagrid yang tidak puas dan bergegas menuju perpustakaan. Bella hanya diam mengikuti mereka dari belakang, rupanya mereka bertiga memang sudah mencari-cari nama Flamel di buku sejak Hagrid keceplosan. Bella sangat sibuk belakangan ini makanya, dia tidak tahu kalau mereka bertiga sudah melakukan pencarian Flamel.
Hermione mengeluarkan sederet topik dan judul yang telah diputuskannya akan ia cari, sementara Ron berjalan menyusuri deretan buku dan mulai menarik beberapa di antaranya secara acak. Harry nampaknya berjalan ke Seksi Terlarang. Selama beberapa waktu dia telah berpikir, jangan-jangan nama Flamel ada di sana. Sayangnya, kau perlu surat keterangan yang ditandatangani salah satu guru untuk bisa meminjam salah satu buku terlarang itu, dan Harry tahu dia tak akan memperoleh surat semacam itu. Yang ada di bagian ini adalah buku-buku berisi Sihir Hitam manjur yang tak pernah diajarkan di Hogwarts dan hanya dibaca oleh murid-murid kelas lebih tinggi yang pelajarannya tentang Pertahanan terhadap Ilmu Hitam sudah jauh lebih maju.
"Kau cari apa, Nak?"
"Tidak cari apa-apa," jawab Harry.
Madam Pince, petugas perpustakaan, mengacungkan pembersih yang terbuat dari bulu ayam pada Harry. "Kalau begitu, lebih baik kau keluar. Ayo... keluar!"Bella menunggu di koridor, kalau-kalau ketiga temannya menemukan sesuatu, tetapi dia tak terlalu berharap. Mereka memang sudah mencari selama dua minggu, tetapi karena hanya mencari pada waktuwaktu di antara pelajaran, tidaklah mengherankan mereka belum menemukan apa-apa. Yang mereka butuhkan adalah pencarian panjang tanpa Madam Pince mencurigai mereka.
Lima menit kemudian, Ron dan Hermione bergabung dengannya, menggelengkan kepala. Mereka pergi makan siang."Kalian akan mencari terus selama aku tak ada, kan?" kata Hermione. "Dan kirim burung hantu padaku kalau kalian menemukan sesuatu."
"Dan kau bisa bertanya kepada orang tuamu kalau-kalau mereka tahu siapa Flamel," kata Ron. "Amankan bertanya kepada mereka."
"Sangat aman, karena mereka berdua dokter gigi," kata Hermione.
"Teman-teman, Maaf menyela. Apa kalian sungguh tidak tahu siapa Nicholas Flamel?" Ucap Bella
"Memangnya kau tau dia siapa Bella!" Tanya Hermione
Bella dengan percara diri menjawab, "Iya aku tau,"
Spontan ketiganya lansung berteriak didepan wajahnya, "Kau tau!"
......
Bersambung...
Jangan lupa untuk pencet bintangnya! Gratis, gak berbayar..💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Black Adventures
Fantasy"Tahun pertama" Bella sangat menyukai seri harry potter, saat dia sedang berjalan dihutan belakang rumahnya. Dirinya tidak sengaja tersedot kedalam sebuah pohon. Saat bella membuka mata, dia terkejut mendapati dirinya berpindah ketubuh seorang bayi...