"Tahun pertama"
Bella sangat menyukai seri harry potter, saat dia sedang berjalan dihutan belakang rumahnya. Dirinya tidak sengaja tersedot kedalam sebuah pohon.
Saat bella membuka mata, dia terkejut mendapati dirinya berpindah ketubuh seorang bayi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
London, 1991
Sudah sepuluh tahun Bella menjalani hidup ini. Setelah peristiwa yang mengubah segalanya, dia berusaha mencari tahu kebenaran di baliknya, tetapi usahanya selalu berujung pada kebuntuan. Tidak ada petunjuk yang bisa dia temukan. Akhirnya, Bella pasrah dan menerima keadaan yang ada.
Saat ini, Bella tinggal dengan keluarga angkatnya, mereka menemukan Bella kecil didepan pintu rumah mereka, keluarga Zephyr, yang mengadopsinya saat Bella masih bayi. Ayahnya, Aland Zephyr, bekerja sebagai pegawai bank biasa, sementara ibunya, Rosaline Zephyr, adalah seorang ibu rumah tangga. Mereka telah menikah selama sembilan tahun tetapi belum dikaruniai anak.
Ketika Bella masuk ke kehidupan mereka, mereka merasa sangat bersyukur atas kehadirannya. Mereka merawat Bella dengan penuh kasih sayang, seolah dia adalah anak kandung mereka sendiri.
"Sayang, sarapan sudah siap. Silakan turun!" panggil ibunya.
"Iya, Bu, aku segera datang," jawab Bella.
Dia segera merapikan buku-buku yang berserakan di meja belajarnya. Setelah semua beres, Bella langsung menuju ruang makan, di mana ayahnya terlihat sedang membaca koran, sementara ibunya sibuk memasak.
Suara panci dan penggorengan memenuhi dapur, aroma makanan lezat mengisi udara. Bella memasuki ruang makan dengan senyuman di wajahnya.
"Pagi, Bu! Pagi, Ayah!" sapa Bella pada orang tuanya, diikuti dengan ciuman di kedua pipi mereka. Orang tuanya hanya tersenyum melihat tingkah manis Bella.
"Pagi juga, sayang! Selamat ulang tahun!" balas ayahnya sambil menurunkan koran dan tersenyum lebar.
"Selamat ulang tahun, Bella! Sudah siap untuk hari spesialmu?" tanya ibunya.
"Terima kasih! Iya, Bu. Sarapannya terlihat sangat enak," jawab Bella.
"Tentu saja! Hari ini spesial, khusus untukmu. Sekarang, hadiah apa yang ingin kau minta tahun ini?" tanya sang ibu.
"Hmm... Bolehkah aku membeli buku?" sahut Bella.
Aland mengangkat alisnya, tampak terkejut. "Hmm, setiap tahun kau selalu meminta hal yang sama, Bell! Kenapa tidak meminta sesuatu yang berbeda?"
Bella tertawa kecil. "Ayah, buku itu seperti teman bagiku. Aku bisa pergi ke tempat-tempat baru dan mengalami petualangan hebat hanya dengan membacanya."
"Apa kau tidak tertarik dengan sesuatu yang lebih... hmm... berkilau? Seperti perhiasan atau mainan?" tanya ibunya.
Bella menggelengkan kepala. "Tidak, Bu. Buku adalah yang sangat aku inginkan. Aku sudah menyiapkan daftar buku yang ingin kubaca!"
Aland hanya bisa mengangguk sepakat dengan keinginan putrinya. "Baiklah, jika itu membuatmu bahagia. Tapi kau harus janji untuk menunjukkan semua buku dan cerita yang kau baca padaku, ya?"
"Tentu saja! Aku akan berbagi semua petualanganku dengan Ayah dan Ibu."
Rosaline segera menyajikan makanan di meja, dan mereka mulai makan bersama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah sarapan, Bella pergi ke taman di ujung rumahnya. Sudah menjadi rutinitasnya untuk membaca di taman itu.
Setelah beberapa lama terhanyut dalam bacaan, Bella mendengar suara seorang anak yang berteriak tidak jauh dari tempat dia duduk.
"Hei, aku bilang ambilkan sarung tangan itu, atau aku akan laporkan kau kepada ibuku!" teriak seorang anak bertubuh besar.
"Aku tidak mau, kenapa kau tidak ambil sendiri?" tolak anak berkacamata. Karena marah, anak yang bertubuh besar itu tampak akan memukul temannya. Sebelum itu terjadi, Bella segera menghentikannya dengan memukul belakang kepalanya, hingga anak itu tersungkur ke tanah.
Tentu saja, anak berkacamata terkejut melihat seorang gadis berani memukul anak yang lebih besar.
"Hey, siapa yang berani memukulku!" seru anak besar itu sambil bangkit, menatap Bella dengan tatapan tajam.
"Aku yang memukulmu. Kalau kau berani melukainya lagi, kau akan berhadapan denganku!" jawab Bella tegas. Anak berkacamata tertegun.
Melihat Bella yang berwajah serius, anak itu langsung melarikan diri sambil berteriak, "Awas saja, aku akan laporkan kalian kepada ayahku," lalu pergi.
"Kau baik-baik saja?" tanya Bella.
Anak berkacamata mengangguk. "Aku baik-baik saja, terima kasih telah menolongku," ucapnya.
"Ya, aku tinggal bersama paman dan bibiku. Anak yang kau pukul itu adalah sepupuku," balas Harry.
"Kenapa dia jahat padamu, Harry?" tanya Bella heran.
"Aku juga tidak tahu, sejak kecil mereka memang kasar padaku," jawab Harry dengan raut wajah sedih.
Mendengar hal itu, Bella merasa iba pada Harry. Dia berusaha mengalihkan pembicaraan dengan mengajak Harry bercanda hingga waktu tak terasa sudah menjelang sore.
"Sebaiknya aku pulang, pasti paman dan bibiku sedang menungguku untuk menghukumku di rumah," kata Harry.
"Baiklah, senang bertemu denganmu, Harry," sambut Bella dengan senyum.
"Aku juga senang bertemu denganmu, Bella. Ini adalah hari yang menyenangkan dalam hidupku. Sampai jumpa lagi," ucap Harry sambil melangkah pergi. Begitulah pertemuan singkat antara Bella dan Harry.
......
Catatan: Tokoh lain akan ditambahkan seiring berkembangnya cerita. Semua karakter Harry Potter adalah milik J.K. Rowling. Ini hanya fan-fiction; mohon tidak membandingkan cerita ini dengan karya lain, karena saya tidak suka dibandingkan.
Tidak suka cerita ini? Silakan keluar. Suka cerita ini? Selamat datang!