Chapter 21

61 9 0
                                    

Memasuki bulan november, hawa menjadi sangat dingin. Pegunungan yang mengelilingi sekolah berubah menjadi abu-abu, Masa pertandingan Quidditch telah mulai. Pada hari Sabtu, Harry akan bermain dalam pertandingan pertamanya setelah berminggu-minggu berlatih. Gryffindor versus Slytherin. Jika Gryffindor menang, peringkat mereka akan naik ke tempat kedua dalam Kejuaraan Antar-Asrama.

Nyaris tak ada yang pernah melihat Harry bermain, karena Woodtelahmemutuskanbahwa,sebagai senjatarahasia mereka, Harry harus, yah, harus dirahasiakan. Tetapi berita bahwa dia akan bermain sebagai Seeker, entah bagaimana telah bocor.

Hermione dan Bella. Mereka membantu Harry menyelesaikan semua PR-nya, karena seminggu terakhir. Harry sangat sibuk latihan, apalagi dengan latihan menit-terakhir yang diwajibkan Wood. Hermione juga telah meminjaminya buku Quidditch dari Masa ke Masa,  yang ternyata menarik sekali. Harry jadi tahu ada tujuh ratus cara melakukan tindakan bodoh dalam Quidditch dan kesemuanya terjadi di pertandingan Piala Dunia pada tahun 1473; bahwa Seeker biasanya pemain yang paling kecil dan paling gesit, dan bahwa kecelakaan- kecelakaan paling berat Quidditch tampaknya diderita mereka; bahwa walaupun orang jarang sekali mati karena bermain Quidditch, bisa terjadi wasit- wasit menghilang begitu saja dan baru ditemukan berbulan-bulan kemudian di Gurun Sahara.

Hermione sudah tidak terlalu ketat lagi dalam hal melanggar peraturan sejak Harry dan Ron menyelamatkannya dari troll gunung, dan sikapnya juga jadi jauh lebih menyenangkan. Sehari sebelum pertandingan Quidditch pertama Harry, mereka ber empat berada di halaman yang super dingin selama jam istirahat dan Hermione menyihir api biru terang yang bisa dibawa-bawa dalam botol selai. Mereka sedang berdiri memunggungi api itu, menghangatkan diri, ketika Snape menyeberangi halaman. Bella, Harry, Ron, dan Hermione merapat untuk menghalangi api dari pandangan. Mereka yakin menyihir api tak diizinkan.

Celakanya, wajah mereka yang menyiratkan perasaan bersalah tertangkap mata Snape. Dia mendekat dengan terpincang-pincang. Dia tidak melihat api itu, tetapi kelihatannya dia mencari-cari alasan untuk bisa mengadukan mereka.

"Apa itu yang kau pegang, Potter?" Buku Quidditch dari Masa ke Masa. Harry menunjukkannya.

"Buku perpustakaan tidak boleh dibawa keluar sekolah," kata Snape. "Berikan padaku. Lima angka dipotong dari Gryffindor."

"Peraturan itu diada-adakan," gumam Harry gusar ketika Snape terpincang-pincang menjauh. "Kenapa ya, kakinya?"

"Entahlah, tapi kuharap sakit sekali," kata Ron sengit.

....

Ruang rekreasi Gryffindor bising sekali malam itu. Harry, Ron, dan Hermione duduk bersama Bella di dekat jendela. Hermione sedang memeriksa PR Jimat dan Guna-guna milik Harry dan Ron. Dia tidak mengizinkan mereka menyalin PR-nya ("Bagaimana kalian belajar kalau cuma menyalin?"), tetapi dengan meminta Hermione memeriksa PR mereka, mereka toh mendapatkan jawaban yang benar juga.

Yahh, bisa dikatakan Hermione telah dibodohi oleh mereka berdua.

Harry merasa resah. Dia menginginkan kembali buku Quidditch dari Masa ke Masa untuk mengalihkan pikirannya dari pertandingan besok. Kenapa dia harus takut kepada Snape? Seraya bangkit, dia memberitahu kami, dia akan bertanya kepada Snape kalau-kalau dia boleh meminta kembali buku itu.

"Kau sendiri saja deh," kata mereka serempak, tetapi Harry menduga Snape tak akan menolak jika ada guru-guru lain mendengarkan. Dia kemudian keluar kamar. Dan tak berselang lama dia kembali sambil berlari.

"Berhasil?" tanya Bella ketika Harry bergabung kembali bersama mereka.

"Ada apa?"

Dalam bisikan pelan, Harry memberitahu mereka apa yang telah dilihatnya.

Flashback on

Harry menuju ke ruang guru dan mengetuk. Tak ada jawaban.
Dia mengetuk lagi. Tetap tak ada jawaban.

Mungkin Snape meninggalkan buku itu di dalam? Layak diselidiki. Harry mendorong pintu hingga terbuka dan mengintip ke dalam pemandangan yang tampak olehnya sungguh mengerikan.
Snape dan Filch ada di dalam cuma berdua. Snape mengangkat jubahnya sampai ke atas lutut. Salah satu kakinya luka berdarah-darah. Filch sedang membebatnya.

"Makhluk sialan," Snape memaki. "Bagaimana mungkin kita mengawasi tiga kepala sekaligus?"

Harry berusaha menutup pintu diam-diam, tetapi...

"POTTER!"

Wajah Snape berkeriut saking marahnya ketika dia menjatuhkan jubahnya untuk menyembunyikan kakinya. Harry menelan ludah."Saya hanya ingin tahu apakah saya boleh mengambil buku saya."

"KELUAR! KELUAR!"

Harry pergi, sebelum Snape sempat mengurangi angka Gryffindor. Dia berlari balik ke atas.

Flashback off

"Kalian tahu apa artinya ini?" dia mengakhiri ceritanya dengan menahan napas. "Dia mencoba melewati anjing kepala tiga itu pada malam Hallowe'en! Ke situlah dia waktu kita melihatnya dia ingin mengambil entah-apa yang dijaga si anjing! Dan aku berani mempertaruhkan sapuku, dialah yang memasukkan troll itu, untuk mengalihkan perhatian!"

Mata Hermione terbelalak.
"Tidak dia tak akan begitu," kata Hermione.

"Aku tahu dia tidak begitu menyenangkan, tetapi dia tidak akan mencoba mencuri sesuatu yang disimpan Dumbledore." Timpal Bella.

"Astaga, Hermione, kau pikir semua guru itu orang suci atau apa," tukas Ron. "Aku setuju dengan Harry. Aku tidak percaya pada Snape. Tetapi apa yang dikejarnya? Apa yang dijaga anjing itu?"

Semuanya terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tampaknya plot utama sudah dimulai dari sekarang.

....

Bersambung....

Jangan lupa untuk pencet bintangnya! Gratis, gak berbayar..💕

Miss Black Adventures Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang