Chapter 25

59 8 0
                                    

"Oke, coba katakan apa yang kau ketahui Bella," desak Harry.

Melihat ketiganya menatap Bella dengan mata yang tajam seolah meminta dirinya untuk mengatakan semuanya.

"Nicolas Flamel," bisiknya dramatis, "adalah satu-satunya yang dikenal sebagai pembuat Batu Bertuah!" Ucapannya ini tidak menghasilkan efek yang di harapkan.

Batu apa?" tanya Harry dan Ron.

Hermione langsung melompat berdiri. Belum pernah dia kelihatan segembira ini sejak mereka mendapat nilai untuk PR pertama mereka dulu.

"Tunggu di sini!" katanya, dan dia berlari menaiki tangga ke kamar anak-anak perempuan. Harry dan Ron  baru sempat bertukar pandang heran ketika dia sudah kembali sambil memeluk buku yang sangat besar.

"Tak pernah terpikir olehku untuk mencari di sini!" bisiknya tegang. "Aku pinjam ini dari perpustakaan beberapa minggu lalu untuk bacaan ringan."

"Ringan?" kata Ron, tetapi Hermione menyuruhnya diam sampai dia menemukan sesuatu, lalu dia mulai membuka-buka buku itu dengan cepat, seraya bergumam sendiri.

Akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya. "Sudah kuduga! Sudah kuduga! Lihat... baca ini." Didorongnya buku itu ke arah mereka, dan Harry dan Ron membaca:

"Tahu, kan, sekarang?" kata Bella, ketika Harry dan Ron selesai membaca. "Anjing itu pastilah menjaga Batu Bertuah milik Flamel! Aku berani taruhan dia pasti menitipkannya kepada Dumbledo re karena mereka bersahabat, dan dia tahu ada orang yang menginginkan batu itu. Itulah sebabnya dia ingin batu itu dipindahkan dari Gringotts!"

"Batu yang membuat emas dan membuatmu tak bisa mati!" kata Harry "Pantas saja Snape menginginkannya! Semua orang pasti menginginkannya."

"Dan pantas saja kita tidak bisa menemukan Flamel dalam buku Perkembangan Terakhir dalam Dunia Sihir," kata Ron. "Dia belum masuk kategori itu jika umurnya baru enam ratus enam puluh lima, kan?"

Esok paginya, dalam pelajaran Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, sementara mencatat berbagai cara merawat gigitan manusia serigala, Harry dan Ron masih mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan dengan Batu Bertuah jika mereka memilikinya. Ketika Ron mengatakan bahwa dia akan membeli tim Quidditch sendiri, barulah Harry teringat akan Snape dan pertandingan Quidditch-nya yang akan datang.

"Aku akan main," katanya kepada Bella Ron dan Hermione. "Kalau tidak, semua anak Slytherin akan mengira aku takut menghadapi Snape. Akan ku tunjukkan kepada mereka... senyum akan tersingkir dari wajah mereka kalau kita menang."

"Asal bukan malah kau sendiri yang tersingkir dari lapangan," kata Hermione.

.....

Tak terasa ujian akhir tahun sudah tiba. Mereka juga ujian praktek. Profesor Flitwick memanggil mereka satu per satu ke dalam kelas untuk menguji apakah mereka bisa membuat nenas menari di atas meja. Profesor McGonagall mengawasi mereka mengubah tikus menjadi kotak tembakau angka diberikan sesuai dengan seberapa indahnya kotak tembakau itu, tetapi dikurangi jika kotak itu punya kumis. Snape membuat mereka gugup, terus menempel sementara mereka mencoba mengingat bagaimana membuat Ramuan Lupa.

Bella mengerjakan tugas-tugasnya sebaik mungkin, Ron dan Hermione tidak secemas Harry yang terus memikirkan batu itu. Voldemort tentu saja membuat mereka takut, tetapi dia tidak mendatangi mereka berkali-kali dalam mimpi, dan mereka terlalu sibuk belajar sehingga tak punya banyak waktu untuk mencemaskan apa yang akan dilakukan Snape atau penyihir jahat lainnya.

Ujian terakhir mereka adalah Sejarah Sihir. Setelah satu jam menjawab berbagai pertanyaan tentang penyihir nyentrik yang menemukan kuali yang bisa mengaduk sendiri, mereka akan bebas bebas selama seminggu penuh yang menyenangkan sampai hasil ujian mereka diumumkan. Ketika hantu Profesor Binns menyuruh mereka meletakkan pena bulu dan menggulung perkamen mereka, Bella ikut bersorak bersama yang lain.

Miss Black Adventures Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang