Satu bulan sudah berlalu, kini sekolah Kai dan juga Winselle sedang sibuk mempersiapkan acara kelulusan. Gladi bersih sedang dilaksanakan, mic serta sound system sedang diuji demi menghindari hal yang tidak diinginkan saat hari-H. Jam pelajaran pun sudah kosong, semua murid masuk hanya untuk mengisi absensi, lalu setelahnya bermain-main.
Kai dan juga Winselle berada di bawah panggung yang sedang dihias. Mengamati beberapa siswa-siswi yang bergantian untuk latihan tampil di panggung tersebut. Kai juga akan menampilkan sesuatu besok. Tangannya memetik senar gitar sambil bersenandung kecil. Berkali-kali Winselle bertanya pada Kai tentang apa yang hendak Kai tampilkan, tapi sebanyak itu pula Kai enggan memberitahu dengan alasan bahwa ini adalah kejutan.
Setelah penampilan ke-7, nama Kai dipanggil oleh MC yang juga sedang berlatih, untuk naik ke atas panggung. Satu panitia menyiapkan satu buah kursi untuk Kai duduk dan memangku gitarnya. Panitia lainnya menyiapkan mic yang mengarah di antara gitar dan juga mulut Kai. Tak lama setelah MC mempersilakan, alunan gitar yang dipetik memenuhi seluruh ruangan terbuka dengan beberapa penonton dari tiga angkatan.
*Song recommendations: First Love by Willy Anggawinata (again)
Namun, bait dari lagu pertama yang Kai sedang nyanyikan berhasil membuatnya termangu. Matanya terpaku pada Kai yang sedang khusyuk memetik gitarnya dan juga bernyanyi dengan suara merdunya. Otaknya berusaha bekerja untuk mencerna ini. Apakah indera pendengarannya tidak salah? Apakah ia sedang berhalusinasi? Pikiran-pikiran tersebut menggunung di otak Winselle.
Everyone can see
There's a change in me
They all say I'm not the same
Kid I used to be
Lagu itu... Kai benar-benar menyanyikan lagu itu. Saat pikirannya berkelana, ia tak sengaja berkontak mata dengan Kai yang entah sejak kapan sudah mengamatinya dengan senyum yang begitu teduh. Matanya terpaku, seolah enggan untuk mengalihkan pandangannya sedetikpun dari Kai yang sedang bernyanyi lagu favoritnya sambil bermain gitar yang menjadi andalannya.
Don't go out and play
J just dream all day
They don't know what's wrong with me
And I'm too shy to say
Tapi kemudian, Winselle ikut larut dalam bait lagu yang sedang dibawakan oleh Kai. Matanya memejam, masih berusaha menetralkan perasaannya. Entah ini petaka atau malah bahagia, Winselle tidak mengerti. Sedetik kemudian, ia kembali membuka matanya dan tersenyum simpul pada Kai.
It's my first love
What I'm dreaming of
When I go to bed
When I lay my head upon my pillow
Don't know what to do
Tepuk tangan menyeruak penuh kala Kai berhasil menyelesaikan lagu itu tanpa kesalahan sedikitpun. Ia turun dari panggung dengan senyum bangga yang tidak dapat ia sembunyikan. Lalu tubuhnya kembali duduk di bangku yang berada di samping Winselle. Fokusnya masih pada gitarnya, ia kembali memasukkan gitarnya pada tas gitar yang ia bawa. "Kamu keren, Kak!" puji Winselle. Tidak hanya sekadar formalitas, tapi itu sungguhan dan tulus dari dalam hati.
Kai mengangkat kepalanya, lalu tersenyum simpul. Keduanya berkontak mata selama beberapa detik sebelum akhirnya dipecah oleh pertanyaan dari Winselle. "Kenapa pilih lagu itu?" tanyanya. Kai menunduk sejenak, berusaha menahan senyumnya. Ia kembali menegakkan kepalanya untuk menatap gadis yang duduk di sampingnya. "Itu lagu favorit kamu, iya kan?" Winselle mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Kai. "Saya mau kasih kesan yang baik sebelum kita pisah," lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
RomanceHanya kisah asmara klasik pada tahun 1990-an. Tentang kisah kasih di sekolah menengah menengah atas, dua insan yang enggan saling mengungkapkan karena terkesan memaksa garis takdir yang seharusnya.