17. SIAPA AKU?

345 18 0
                                    

"TUAN!"

Teriakan Derith tentunya mengganggu fokus disana yang tengah berada di suasana menegangkan.

Samudra, ayah Liera sedari tadi terus menahan Cedric dan Ian di ruang kerja Cedric untuk mengurus perceraian.

Semenjak mengetahui bahwa Mardan yang merupakan ayah tiri Cedric akan datang kerumah, Cedric memiliki intuisi bahwa Liera akan datang sehingga ia memutuskan untuk mengurus surat perceraian.

Sebelumnya ia sudah mendapatkan persetujuan dari Ian dan Zed.

Masalah Rubella, jika Liera ingin bertemu dengan putrinya. Cedric tidak akan melarang karena dia masih ibunya.

Begitupun dengan Ian dan Zed. Selama wanita itu tidak berencana akan membawa putra putrinya, Cedric tidak akan mengganggunya.

"Kenapa?" Tanya Ian dengan nada dongkol. Dia sudah tidak betah berada disini lebih lama.

Sebenarnya tadi Zed juga ada disini namun karena takut Rubella akan terbangun jadi Ian menyuruh Zed untuk keatas.

Cedric menatap Derith dengan tatapan bertanya namun terselip cemas.

Derith bukanlah tipe orang yang akan datang dengan suara panik kecuali sesuatu hal yang darurat.

"Nona Rubella, dibawa pergi ol-"

"APA?!" Seru Ian spontan.

Cedric tidak memberikan respon. Namun napas pria itu terlihat berat. Dalam hati dia berharap putrinya itu akan baik-baik saja selama tidak berada di sampingnya.

"Gimana bisa?!"

"Nyonya Liera sama tuan Mardan bawa penjaga buat-"

"Ayah!"

Kasian Ama bang Derith, disela Mulu omongannya~ oke skip

Zed datang dengan tangis tersedu dan segera memeluk ayahnya. Di belakangnya ada Eveline yang menatap Zed dengan pandangan sedih.

Tanpa bertanya pun, Cedric yakin kalau dua anggota keluarganya ini akan melaporkan hal yang sama.

Cedric sebenarnya sudah menduga hal-hal saat ini ketika ayah tirinya itu datang.

Masalahnya saat ini adalah ayah mertuanya yang saat ini ada bersama mereka. Ia tidak berpikir kalau pria tua itu akan membawa Samudra juga.

Mardan dan Samudra tak ubah seperti pinang dibelah dua. Sama-sama liciknya karena mereka bersahabat sejak lama.

Cedric sendiri tidak tahu apa dalam ikatan persahabatan itu tidak pernah ada pengkhianatan atau semacamnya.

Namun kalau melihat dari tingkah Mardan sepertinya mereka lebih loyal dan solid dari pada yang ia kira.

"Saya pikir anda nggak selicik Mardan, rupanya kebalikan" sinis Cedric sambil bangkit dari duduknya.

"Liera bukannya juga ibu yang buruk, Cedric" balas Samudra dengan acuh. Membuat Cedric tersenyum sinis.

"Sepertinya standar orang tua di keluarga anda rendah ya? Sayang sekali nggak bisa disamakan sama putra putri saya yang nggak butuh ibu macam Liera"

"Cedric, kamu harus tahu satu hal. Kamu pikir prianya Liera cuma kamu?"

"Saya nggak peduli prianya dia berapa karena Liera memang.... binatang? Tapi saya pastikan satu hal. setelah putri saya, saya. Nggak. Akan. Pernah. Ngambil. Darah. Daging. Liera"

"Dasar sombong" maki Samudra sambil meninggalkan tempat itu dengan marah.

Eveline berdecih pelan ketika Samudra melewatinya, bahkan sengaja menabrak sisi tubuhnya.

I'm Become a Daughter of Possesive FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang