13. EDISI BERDIRI

71 10 0
                                    

Halooooo !!!!

Maaf, aku kayaknya kelamaan up

Beberapa hari kemarin juga lagi bingung mau nulis chap selanjutnya ini gimana..

Nggak ada inspirasi samsek 😭😭

Mau ikut kayak komik-komik gitu tapi kok akunya masih nggak sreg kalau bukan hasil pemikiran sendiri

Pokoknya harus bantu vote, Comment, atau terserah tinggalin jejak apapun

HAPPY READING SEMUA!!!!

~*~*~*~*~

Rubella merasakan elusan lembut dikepalanya saat matanya hampir terpejam. Kini mata bulat itu terbuka lagi untuk melihat siapa yang tengah mengelusnya. Setelah kejadian seminggu lalu ketika dirinya kembali jadi Selliza, Cedric bahkan yang lainnya memerintahkan untuk memberikan Rubella istirahat penuh.

Pergerakan Ruebella dibatasi hanya di ruangannya saja sehingga selama seminggu penuh Orang-orang seolah memiliki jadwal sendiri untuk datang kekamarnya.

Seperti saat pagi-pagi buta, Zed yang sering bangun duluan akan datang ke kamarnya dengan setelan seragam sekolahnya yang sudah rapi. Kadang bahkan sebelum Rubella bangun, bocah itu bahkan sudah ada duluan sambil memainkan jari-jari Rubella.

Kemudian disusul Nyonya Eveline dan Derick, yang tentu saja bertugas memandikannya serta menyuapinya makan. Mungkin juga Rubella harus bersyukur, karena setelah sakit kemarin level makanannya sudah meningkat menjadi sayur dan buah yang lunak seperti jeruk, mangga, dan kentang tumbuk.

Nanti agak siangan, gantian Ian yang akan meluangkan waktunya untuk menemani Rubella bermain hingga menemaninya untuk tidur siang. Kadang juga Luna yang akan datang dan menemaninya hingga sore menjelang bersama Zed yang sudah pulang sekolah.

Cedric baru akan datang saat petang, kadang juga menjelang malam dan menemaninya tidur hingga besok pagi sebelum berangkat kerja. Rubella tidak tahu dia harus bersyukur atau sedih semenjak hari itu, namun dia memutuskan untuk menikmati waktunya dulu untuk sekarang sebelum merencanakan sesuatu di masa mendatang.

"Putri Ayah ngantuk ya?" tanya Cedric. Duda tampan itu masih rapi dengan setelan formalnya namun dasinya sudah dicopot dengan beberapa kancing atas yang terbuka.

Rubella menggeliat sambil memeluk setengah perut Luna karena tangannya yang pendek. Matanya yang memberat tidak bisa diajak kompromi untuk sekarang karena tadi sudah terlalu lama bermain bersama Ian dan Luna hingga melewatkan tidur siang.

Padahal ini mah baru mau petang, emang bayi kebo!

"Pindah ke kasur ya, Nak? Dingin loh di karpet gini" Rubella hanya melenguh sebelum mengangkat dua tangannya untuk digendong Cedric.

"Yah-yah, ndong" lirihnya karena masih diambang batas sadar.

Rubella tahu kalau pelukan ayahnya adalah pelukan ternyaman sebelum Ian dan Zed, dirinya sendiri kadang masih was-was saat digendong Zed karena Tubuh bocah itu yang menurutnya kurang besar jika menggendong bayi sepertinya.

"Derith, tolong bawa Luna keluar" pinta Cedric sambil meletakkan Rubella diatas kasur. Bayi perempuannya itu kini bergelung, mencari posisi ternyamannya untuk melanjutkan tidur.

Cedric yang menatap itu hanya tersenyum simpul sambil menyuruh Derith untuk membawa baju gantinya dari kamar. Tubuhnya masih lengket untuk tidur menemani putrinya yang saat ini tampak pulas dengan bantal kecil yang digunakannya.

"Tuan, ada laporan dari bawahan di Rumah utama kalau Tuan Besar sepertinya akan datang berkunjung" lapor Derith saat Cedric baru menyelesaikan acara mandinya di kamar mandi milik putrinya.

I'm Become a Daughter of Possesive FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang