Menceritakan tentang kisah seorang gadis berusia 23 tahun bernama Cheetah, salah satu inti kelompok yang bertugas menuntaskan kasus kejahatan, PREDATOR. Gadis itu harus menyamar menjadi murid di SMA PELITA BHAKTI dalam menjalankan tugasnya, melindun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • • • • •
Suara tawaan mengerikan itu kembali terdengar. Sentuhan kasar di pahanya lagi ia rasakan. Pria itu berusaha merobek paksa seragam sekolah yang ia kenakan. Ketika ia terus memberontak, maka layangan tamparan didapatkan. Cekikan di leher sesekali menyakitinya. Darah dan lebam berpadu air mata ketakutan tampak memenuhi wajah cantiknya.
Ia selalu berteriak, "Tolong!" Namun tak ada satupun orang yang datang menyelamatkan dirinya. Sampai kata itu hanya berupa lirihan pedih, harapannya pada seseorang membawanya pergi dari neraka ini menjadi harapan semu yang menderanya.
Tetapi tubuhnya tetap memberontak berusaha menjaga kehormatan yang ingin direnggut oleh pria keji di atasnya. Ia hanya mempercayakan dirinya sendiri untuk menghadapi pria itu walau berada di ambang kesadaran akibat kekerasan yang didapatkan.
Bila hari ini kesuciannya dirampas, maka takdir begitu keji padanya. Setiap berontakan yang dirinya lakukan ada harapan kecil jika ia bisa terlepas lalu kabur dari jeratan pria itu. Dan mungkin pintu harapan itu sedikit terbuka ketika satu pergerakannya berhasil menyakiti pria tersebut sehingga kungkungannya terlepas.
Dirinya berdiri memaksa kakinya yang lemas bergetar. Berusaha berlari tanpa memedulikan rasa sakit pada luka-luka di hampir sekujur tubuhnya. Detak jantungnya memacu cepat tatkala pria itu mengejarnya di belakang. Ia menangis, namun memaksa untuk tak mengeluarkan suaranya, memendam kuat suara lemah itu. Setidaknya ia lebih memilih kematian dibandingkan harus dihancurkan kehormatannya. Jika hal itu direnggut, bukankah arti hidup terasa tak berarti apa-apa, diri akan selalu dihantui oleh rasa trauma tersebut. Mungkin jika hari ini ia masih hidup, bisa saja besok matanya tertutup untuk selamanya akibat trauma yang membekas. Jadi, buat apa hidup dalam bayang-bayang kesakitan.