Warning! 21+++
Cerita ini tidak untuk anak di bawah umur dan silent reader.***
"Oppa, kau benar-benar ingin menembakku tadi?" tanya Hyona pada Taesung saat mereka sudah berada di mobil menuju apartemen Taesung.
"Tidak," jawab Taesung. "Yang benar saja? Kau pikir aku sama dengan selingkuhanmu itu yang tega pada saudaranya sendiri? Aku melakukannya karena hanya dengan cara itu Cho Kyuhyun membuang senjatanya."
"Kukira kau benar-benar akan menembak karena membenciku."
"Kau memang menyebalkan dengan kelakuanmu akhir-akhir ini. Kau membuatku malu setengah mati. Kau tahu itu?"
Hyona menunduk sambil meremas tangannya sendiri. "Maafkan aku."
"Maka dari itu hentikan hubungan konyolmu dengan mafia itu. Karena dia tidak pantas disebut sebagai manusia. Kalau kau masih keras kepala ingin kembali padanya, aku benar-benar akan lepas tangan dan tidak akan menganggapmu sebagai adikku lagi. Terserah apa yang akan kau lakukan, aku tidak akan peduli."
"Iya, aku mengerti," gumam Hyona lemah. "Lagi pula, sebenarnya aku memang berencana akan pergi darinya."
"Bagus kalau begitu. Kau bisa mendapatkan pria lain yang lebih baik."
Hyona tak lagi menjawab karena ia mengalihkan pandangan ke luar jendela. Ia memerhatikan jalan meski sebenarnya otaknya sulit untuk diajak bekerja. Benarkah yang ia lakukan? Benarkah keputusannya untuk pergi dari Kyuhyun dalam kondisi seperti ini? Mereka bahkan sempat bertengkar tadi. Bolehkah ia pergi di saat dulu Hyona sudah berjanji akan memberikan hidupnya pada Kyuhyun?
Tapi tak dipungkiri, seiring dengan perasaannya yang semakin tumbuh, Hyona menginginkan lebih. Bukan hanya dirinya yang menyerahkan diri pada Kyuhyun, tapi ia juga ingin Kyuhyun menyerahkan diri padanya. Ia ingin Kyuhyun berhenti menjadi bos mafia. Tapi...
"Kalau begitu tinggalkan The Blackthorn. Untukku. Seperti aku meninggalkan Cho Daehyun dan juga pekerjaanku untukmu."
"Aku tidak bisa meninggalkan The Blackthorn."
"Kau egois."
"Aku tahu. Maafkan aku."
Ya, Kyuhyun memang egois. Sangat egois. Jadi bukan salah Hyona jika akhirnya ia memilih pergi. Dan bisa-bisanya pada saat seperti itu Kyuhyun masih memikirkan seks. Dasar pria mesum!
Tapi...
Ingatan Hyona kembali pada saat kakaknya menodongkan pistol pada kepala Kyuhyun. Juga saat Kyuhyun tampak begitu kalut melihat kepala Hyona tertodong pistol. Hyona bisa melihat kekhawatiran di dalam mata gelap pria itu. Hyona bisa melihat cinta dan kepasrahan yang begitu besar, seolah Kyuhyun rela terluka asal Hyona baik-baik saja.
Bagaimana Kyuhyun sekarang? Apa yang sedang pria itu lakukan sekarang? Apakah dia baik-baik saja Hyona tinggalkan?
Ya Tuhan... benarkah keputusan Hyona untuk meninggalkannya?
***
Shin Hyona dibawa ke apartemen Taesung dan diminta tinggal di sana selama kurun waktu yang belum ditentukan. Seharusnya Hyona bahagia karena berhasil lepas dari penjara Kyuhyun. Tapi entah mengapa sejak pagi hingga siang gadis itu malah banyak diam. Ia tidak nafsu makan. Ia juga tidak bersemangat bermain bersama Shin Jieun, keponakan kecilnya. Jadi Hyona hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri di kamar.
Ratusan pesan dan panggilan Kyuhyun datang membombardir ponselnya. Tapi tidak ada satu pun yang Hyona balas. Bukannya tidak mau. Tapi jika ia mendengar suara Kyuhyun, Hyona takut dirinya lengah dan justru kembali ke pelukan pria itu. Jadi Hyona memutuskan untuk mematikan ponselnya. Menghindari Kyuhyun adalah satu-satunya hal terbaik yang bisa ia lakukan.