Ini masih nyambung sama part sebelumnya. So, happy reading.
Setelah tadi pagi gairahnya digagalkan oleh telepon sang kakak, dan setelah berhasil melewati godaan dahsyat Kyuhyun di kapal, akhirnya Hyona berhasil melepas semuanya lewat orgasme panjangnya bersama Kyuhyun di kamar pria itu.
Kini mereka berbaring dalam selimut yang sama. Masih sama-sama enggan memakai pakaian, Hyona berbaring miring sementara Kyuhyun mendekapnya erat dari belakang. Keduanya memejamkan mata, tapi sama-sama belum terlelap.
Jika dipikir lagi, tanpa menikah pun mereka sudah terlihat seperti pasangan suami istri. Tinggal bersama dan berhubungan intim nyaris setiap hari. Mungkin bedanya adalah Hyona yang tetap rutin menelan pil pencegah hamil, tak peduli seberapa sering Kyuhyun melarangnya melakukan itu.
Bagaimana jadinya jika Hyona benar-benar menikah dengan Kyuhyun? Ia yakin Kyuhyun pasti akan memperlakukannya dengan sangat baik. Tapi masalah lain selain restu kakaknya adalah, siapkah Hyona menjadi istri seorang bos mafia? Jika mereka menikah, apa itu artinya Hyona juga akan menjadi penjahat?
Apa mungkin seorang mafia menjadi adik ipar seorang polisi? Kyuhyun dan Taesung jelas tidak mungkin akur. Sekarang saja Taesung sudah curiga pada Kyuhyun akibat peluru itu.
Omong-omong, haruskah Hyona memberi tahu Kyuhyun bahwa kakaknya sedang menyelidiki pria itu? Pada siapa Hyona harus berpihak? Pria yang mencintainya atau kakak kandungnya?
"Tumben tidak langsung tidur," kata Kyuhyun. "Biasanya kau langsung tidur setelah kita selesai bercinta."
"Entahlah. Tiba-tiba aku tidak mengantuk."
"Mau ronde kedua?"
"Cho Kyuhyun."
"Hm?"
Hyona diam sejenak. Ragu. Haruskah ia mengatakannya?
"Kenapa diam?"
"Sebenarnya ada yang ingin kukatakan. Tapi aku bingung harus mengatakannya atau tidak."
"Kenapa harus bingung?"
"Aku takut kau emosi."
"Aku memang emosional. Tapi kau tahu aku tidak akan melampiaskan emosiku padamu."
"Justru itu. Karena ini bukan tentangku. Aku takut kau marah."
Kyuhyun menebak, "Daehyun lagi?"
"Bukan. Ini tentang kakakku."
"Kenapa dengan kakakmu?"
Hyona diam lagi selama beberapa saat, namun kemudian ia menghela napas berat. "Apa kau tahu Taesung Oppa pernah ke villamu?"
Kyuhyun membuka matanya yang sejak tadi masih ia pejamkan dengan nyaman. Alisnya langsung berkerut. "Kakakmu pernah ke villaku? Bagaimana dia bisa tahu tempat itu?"
"Aku juga tidak tahu. Tapi tadi pagi saat kita bertemu di kafe, Oppa berkata dia menemukan sesuatu di sana."
"Apa?"
"Peluru," jawab Hyona. "Oppa menyuruhku menghindarimu karena dia curiga padamu. Oppa sedang menyelidikimu."
Kyuhyun diam sejenak. Hyona membalikkan badannya agar berhadapan dengan pria itu.
"Bagaimana nanti kalau Oppa tahu ternyata kau bos mafia? Bagaimana kalau nanti kau tertangkap?"
Kyuhyun mengusap wajah Hyona dan berkata, "Biarkan saja."
"Biarkan saja bagaimana? Kau bilang ingin menikah denganku? Tapi kakakku polisi."
"Tenang saja. Organisasiku tidak akan bisa ditembus dengan mudah. Jadi sekalipun kakakmu menemukan sesuatu, itu tidak akan berpengaruh banyak padaku."
"Kenapa bisa begitu?"
"Aku pernah cerita, bukan? The Blackthorn bukan sekadar organisasi sederhana yang bisa diremehkan. Orang-orangku ada di mana-mana. Kepolisian. Kejaksaan. Politisi."
"Apa kau baru saja mengaku bahwa ada banyak pejabat korup yang bekerja sama denganmu?"
Kyuhyun bisa melihat perubahan pada ekspresi wajah Hyona. "Kau terlihat membenciku lagi sekarang."
Hyona menunduk. "Maaf. Aku masih tidak terbiasa dengan dunia yang kau jalani. Aku tahu kau mencintaiku dan aku bisa merasakan itu. Hanya saja terkadang aku masih kesulitan mencerna kenyataan bahwa aku sedang berkencan dengan seorang kriminal."
"Aku paham. Meski dengan cara apa pun aku memolesnya, penjahat sepertiku tetaplah seorang penjahat."
Hyona terdiam. Hatinya gundah. Ia sudah menyerahkan hidupnya pada Kyuhyun. Ia pun sadar dirinya sudah terlanjur nyaman bersama Kyuhyun. Tapi tak dipungkiri hatinya diliputi ketakutan terkait pekerjaan pria itu. Kekhawatirannya masih seperti yang pernah ia sampaikan pada Kyuhyun dulu.
Seandainya Kyuhyun bukan seorang bos mafia, seandainya Kyuhyun bukan seorang kriminal, apakah lebih mudah bagi hati Hyona untuk menerima cinta yang pria itu berikan?
Jari Kyuhyun mendongakkan dagu Hyona hingga mereka kembali bertatapan. "Jangan khawatirkan aku," gumam Kyuhyun. "Tidak masalah jika kakakmu menyelidikiku. Aku pasti baik-baik saja. Yang perlu kau lakukan hanyalah menikmati hidup dan berbahagialah. Jangan khawatirkan aku."
"Bagaimana bisa begitu? Lalu untuk apa kita menjadi pasangan kalau aku tidak boleh khawatir?"
"Aku mencintaimu bukan untuk membuatmu mengkhawatirkanku. Aku tidak selemah itu."
"Kalau begitu kau juga tidak usah khawatir padaku. Biarkan aku bekerja di perusahaan orang lain. Biarkan saja aku diperintah atasanku sesuka hati mereka. Kembalikan mobil yang kau belikan tadi. Aku tidak keberatan berdesak-desakan naik transportasi umum. Aku tidak keberatan berjalan jauh sampai tumitku sakit bahkan diganggu pria mabuk. Aku juga tidak selemah itu."
"Bagaimana mungkin kau menyuruhku seperti itu? Aku tidak bisa melakukannya, Shin Hyona. Aku tidak ingin melihatmu hidup kesusahan."
"Nah, sekarang kau mengerti perasaanku, kan?"
Kyuhyun terdiam.
"Cho Kyuhyun, hubungan itu terjalin dua arah," lanjut Hyona. "Sama seperti kau khawatir padaku karena kau mencintaiku. Aku juga bisa khawatir padamu. Kalau tidak mau, maka jangan buat aku mencintaimu."
Kyuhyun masih terdiam. Keningnya berkerut tajam.
Hyona menyentuh pipi Kyuhyun dan mengusapnya perlahan. Mencoba mengulur kekusutan isi kepalanya, meski apa yang ia katakan selanjutnya jelas akan membuat Kyuhyun semakin sakit kepala.
"Cho Kyuhyun, aku bersedia menikah denganmu. Tapi dengan satu syarat."
"Apa?"
"Berhentilah menjadi mafia."
TBC
Kira-kira gimana tanggapan Kyuhyun terkait permintaan Hyona?