BAB 20

49 6 1
                                    

Thankgood, buat diri gue sendiri yang bisa ngetik sampe di BAB 20 gini, yang padahal kehidupan nyata gue lagi berantakan banget tapi cerita ini bisa gue sambung alur sampai detik ini.

Thanks juga buat yang setia baca, kalian luar biasa!😘

**

Sudah berhari-hari Ghisela tak lagi melihat kehadiran Calista. Apakah benar bahwa gadis itu bukanlah manusia?

"Jadi selama ini, aku berteman dengan hantu?" gumamnya masih dengan ketidak percayaan. Pada siapa Ghisela harus mengadu, dan bagaimana cara ia mengungkapkan ini semua?

Rasa penasaran juga takut kian menggerayangi fikirannya. Ghisela memberanikan diri untuk berinteraksi dengan murid lain, seperti saat ini ia mencoba ikutan nimbrung di antara murid perempuan lainnya.

"Ada apa? Tumben mau deket-deket, kemarin-kemarin lo kasarin Aisyah sampe tangannya luka." ucap Erra.

Ghisela mengernyit bingung, padahal jangankan berbuat kasar, ia saja baru pertamakalinya mau ikutan nimbrung dan berkomunikasi dengan murid lain.

"Iya, lo juga nampar gue cuman karna gue ataupun yang lainnya gak ngasih tau kak Baby ada dimana. Kita kan gak tau, walaupun cukup kenal tapi kan gak tau dimana."

Maksud mereka apa sih, kenapa aku kaya tersesat gini di hutan? Gak ngerti apa yang mereka omongin.

"Maaf, tapi aku baru aja mau gabung, aku gak pernah bersikap kasar juga sama siapapun. Kalian ini ngomongin siapa?"

"What? Lo amnesia apa lagi membela diri?"

"Aku beneran gak ngerti,"

"Sekarang kita udah gak takut sama lo. Mana tunjukin sikap bar-bar lo, gak usah si polos gitu!"

"Aku nyamperin kalian bukan mau ajak ribut, tapi aku mau tanya, Calista kenapa ya berhari-hari gak masuk sekolah? Kalian tau dia dimana?"

Mendadak suasana menjadi hening.

"Apa kalian tau Calista dimana?" lagi Ghisela bertanya.

Belum ada yang mau menjawab, dan lagi Raka datang menarik tangan Ghisela. Hingga kian pertanyaan soal Calista teralihkan dengan sikap Raka yang membuat murid lain terheran, apakah Raka menjalin hubungan dengan Ghisela?

>

"Ada apa kak?" Ghisela kesal tetapi ia tidak bisa marah. Raka ini kenapa sikapnya membingungkan, terkadangpun pertanyaannya bikin pusing. Kenapa pula masih bertanya soal pergi dan pulang tak bersama lagi, bukankah itu kemauannya?

"Lo tau gak, gue di marahin bokap gue karena lo gak pernah pulang bareng sama gue!" murka-nya.

"Tapi orangtua kamu gak ada yang menanyakan soal itu ke aku, aku aman-aman aja pulang pergi sendiri. Aku juga udah izin sama mereka, dan di izinin. Kenapa kamu harus kena marah?"

Sebenarnya tidak. Raka hanya mengarang, karena ia penasaran, kenapa Ghisela menjauhinya?

"Lo menghindar dari gue?"

"Nggak kok kak, aku cuman gak mau bikin kak Raka gak nyaman. Karena kan kak Raka sendiri yang bilang kalau aku sangat mengganggu. Kak Raka kan sekarang jadi bebas nongkrong, bebas pulang kapanpun."

SESAT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang