"Bunda gimana, boleh teman adik ke rumah?"
"Tentu dong, perlu bunda siapin cemilan nemenin kalian belajar"
"Bunda tidak sibuk?"
Bunda Zia tersenyum menggeleng. "Kenapa bunda sibuk kan prioritas pertama bunda itu yah anak-anak bunda."
"Yeayy makasih bunda." Zeran memeluk Bunda Zia.
"Nanti mas Zevin awasi"
"Jangan mas Zevin Bun, Abang Zein saja nanti kalau ada pelajaran yang tidak mengerti kan bisa bertanya kalau sama mas Zevin belum ditanya sudah emosi duluan dia"
"Maksud you, aku itu bodoh apa." Zevin menatap Zeran dengan tatapan tajam.
"Mas Zevin bukan begitu maksud adik kamu"
"Yah bunda, maaf."
Zevin melirik Zeran yang meledek, sabar kan Zevin menghadapi si bungsu rese itu.
"Bunda bakal pergi sama Abang Zeran dan kakak Zeron, adik jangan nakal di rumah terus nanti kalau mau kasih giveaway teman nya ada di box tempat biasa banyak itu hadiah yang tidak terpakai"
"Oke bunda tapi kenapa cuma sama bang Zexan sama Kak Zeron, adik ditinggal"
"Loh kan adik mau kerjain tugas masa teman nya ditinggal sih"
"Hehehe iya juga yah."
"Bunda masak cemilan dulu."
Bunda Zia berjalan ke dapur.
"Ayo Mas Zevin katanya mau pergi." Zexin menarik Zevin yang mager.
"Nanti bocah aelah ganggu aja lagi santai ini"
"Ish katanya sudah janji mau beliin skincare"
"Kamu itu cowok bukan cewek kenapa pakai skincare segala sih"
"Lah kan cowok juga manusia mas, memangnya harus cewek aja apa. Kalau mas Zevin bohong aku aduin bunda aja."
"Iya bocah nanti yah perginya lagi puanas banget ini sekalian pas bunda pergi kita juga pergi oke jadi santai dulu."
"Awas kalau mas tidur aku guyur pakai air panas sekalian"
"Buset itu namanya pembunuhan berencana, iya nanti kita pergi."
Untung si kembar satunya ikut si bunda coba tidak beuh habis sudah si Zevin jagain 2 bocah ini.
"Kenapa melamun?" Tanya Zexan menatap heran Zein.
"Kayaknya pagi gue jadi pelajar, pulang sekolah jadi baby sister terus malam nya ngelonin Mas Zevin, haduh berat sekali hidup seorang Zein Alvarez"
"Itu termasuk lebay sih"
"Iya juga sih dari ucapan gue pun kayaknya memang lebay tapi masa gue harus selalu jagain tuh bocah sih."
"Kan kamu Abang tersayang dia dan paling dekat yang bisa diandalkan." Zexan berdiri lalu pergi.
Zein menatap kepergian Zexan. Sejujurnya diantara mereka memang Zexan yang kurang dekat dengan Zeran tapi bukan artinya yang kayak Hem sulit sekali Zein artikan intinya Zexan dan Zeran itu bagak 2 magnet yang tidak menyatu, Zexan lebih dekat dengan Zexin dan Zeran dekat dengan Zeron.
Jika dilihat dari sisi Zeran itu karena anaknya tidak mau membuat abangnya kesakitan. Kan anaknya cerewet, bawel suka sekali dan hampir teriak jika berbicara sedangkan bersama Zexan maka Zeran harus jadi anak diam beda sama yang lain Zeran tidak apa jika jadi dirinya sendiri.
"Bang Zexan kok pakaian kita matching sih" goda Zeron terkekeh padahal cuma warna doang yang sama.
"Noh baju mas Zevin juga sama." Zexan menunjuk pakaian Zevin.
"Ish tidak mau samaan dengan dia, ganti saja."
"Kenapa nggak mas saja yang ganti lagian bunda yang nyuruh pakai baju itu."
Zeron menghela nafas. "Sudah lah tidak apa."
Jam sudah menunjukkan pukul 16:34. Bunda Zia, Zexan dan Zeron sudah dalam mobil karena ketiganya akan pergi ke suatu tempat sedangkan Zevin dan Zexin juga bersiap karena paksaan Zexin tentunya disisi lain ada Zein yang mengsedih disaat saudara lainnya pergi kenapa dirinya harus jaga si curut ini, mana Zein yakin kalau dia bakal jadi guru dadakan.
"Teman-teman ku sudah datang." Zeran berjalan keluar untuk menyambut 4 teman nya, sebenarnya teman Zeran itu 1 kelas cuma kalau bawa semuanya muat sih tapi bakal heboh banget.
"Zeran, kenapa tidak bilang rumah mu itu luas sekali, kita fikir setelah sampai depan langsung menuju rumah ternyata malah harus masuk ke halaman luas baru sampai sekarang" omel Aren kelelahan.
"Rumah Lo luas banget ran, kira-kira tetangga Lo pada insecure nggak yah lihatnya gue saja melongo dari depan sampai sekaranga apalgi dalam nya beuh mewah banget pasti" celetuk Aril.
"Lebay Lo pada ayo masuk Abang gue sudah tunggu untuk bantuin kita belajar."
"Wah rumah Lo impian gue banget Zeran" celetuk Deya kagum
Arin mengangguk setuju. "Iya, gue juga nggak berhenti kagum, waktu pembagian lahirnya Lo beruntung banget Zeran."
"Ayo kita kerjain tugas." Reon membuka suara.
Mereka sampai di gazebo tempat nyaman sekali disitu juga ada Zein yang mengawasi dan sesekali menjadi guru untuk mereka.
"Gue tadi lihat Abang Lo ada 7 kenapa cuma 1, yang lain kemana?" Tanya Deya.
"Mereka pergi, kalau bang Zein ikut siapa yang bantu kita."
Zein menatap sinis Zeran, gampang sekali dia berbicara seperti itu.
"Rumah mu butuh babu tidak" celetuk Deya.
"Lo mau jadi babu" ujar Aren.
"Lah yang bakal nolak siapa, gajinya besar cuy."
"Ehem! Ayo kerjain jangan ngerumpi."
Kelimanya segera mengerjakan tugas, Zein itu mode galak jika dalam mengajar.
Disisi lain Zefran yang pulang untuk mengambil buku dan pergi lagi menatap heran rumah nya sepi tapi mendengar ada keributan diatas mungkin ulah si bungsu dan teman-temannya..
Zefran kembali keluar untuk pergi ke cafe mengerjakan tugas, meski jarang di ruang menghabiskan waktu Zefran tetap meluangkan waktunya kok.
Daddy Ziro sedang ada dinas diluar kota sehingga terpaksa meninggalkan istri dan 7 anaknya demi menafkahi mereka apa sih yang tidak buat Daddy Ziro kerjakan.
Daddy Ziro tidak lupa membelikan oleh-oleh buat istri dan 7 anaknya meskipun Zefran sudah mahasiswa tapi dimana Daddy Ziro dia tetap akan selalu jadi anak kecilnya.
Daddy Ziro dan Bunda Zia itu heran anaknya semakin tumbuh dewasa padahal dulu mereka masih merawatnya saat bayi, waktu memang cepat sekali berlalu.
Apakah bunda Zia ingin memiliki anak lagi apalagi Zeron sudah SMP jawaban nya tidak.
Bunda Zia sudah berhenti, menurutnya 7 anak sudah cukup apalagi meskipun mereka beranjak dewasa tapi Bunda Zia tetap menganggap ketujuhnya bayi...
Daddy Ziro dan Bunda Zia dari kehamilan Zefran sampai kelahiran Zeron, keduanya mengurus sendiri karena itulah saat dulu ada dimana kejadian tidak terduga menimpa salah satu anaknya.
Selain Zexan ada juga Zexin yang kondisinya lemah sejak lahir dan harus minum vitamin untuk jaga kondisinya. Bunda Zia tidak pernah direpotkan oleh 2 anaknya itu karena ada Daddy Ziro dan anak lainnya yang membantu Bunda Zia.
Bunda Zia bersyukur memiliki 7 anak seperti mereka dan Bunda Zia tidak pernah membedakan antara mereka atau membuat salah satunya cemburu mungkin ada yang cemburu tapi itu wajar dan sekarang mereka memahami untuk saling menjaga dan melindungi bukannya cemburu..
ARA🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarez Family'z ||| JaeRose ft. Enhypen
HumorTentang cerita keseharian keluarga Daddy Ziro, Bunda Zia dan 7 anak bujang nya. Apakah ada keluarga Cemara bahagia, ada dong. Yuk kepoin keluarga Alvarez Family'z. FAMILYZ ALVAREZ BROTHERSHIP Start: 090924 End: - 1. Let Time Answer { Selesai ✅ } 2...