09

495 46 11
                                    

Seseorang mengepal menatap kesal ke arah Zevin, Zein dan Zexan yang sedang menikmati bekal makan siang mereka lebih tepatnya siswa itu mengepalkan tangan menatap Zevin karena merebut posisinya sebagai ketua tim basket padahal seharusnya dirinya la...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang mengepal menatap kesal ke arah Zevin, Zein dan Zexan yang sedang menikmati bekal makan siang mereka lebih tepatnya siswa itu mengepalkan tangan menatap Zevin karena merebut posisinya sebagai ketua tim basket padahal seharusnya dirinya lah yang menjadi kapten tapi Zevin baru masuk ke club sudah berhasil meyakinkan Pak Yuda untuk jadi kapten tim.

Seseorang itu terlihat mengeluarkan sinis dengan tangan memegang sesuatu bulat yang beberapa kali dilempar keatas. Lelaki itu ingin melempar bola itu ke arah Zevin yang tepat depan nya sedang mengobrol...

"Kenyang banget gue." Zevin mengakhiri makan nya.

"Hebat juga yah Lo bisa terpilih jadi kapten tadi padahal pelajaran Lo anjlok semua loh"

"Lo puji atau sindir gue sih, puji kok ada sindirnya"

"Dua-dua nya sih."

"Zexan titip bekal yah hehehe"

"Mau main tapi itu masih sepi loh, Pak Yuda dan teman-teman Lo masih istirahat"

"Iya gue tahu tadi Pak Yuda minta gue ambilin bola di gudang karena habis istirahat gue kan mau main apalagi sekolah kita bakal ada perwakilan"

"Hebat juga kamu Mas Zevin." Zexan tersenyum membuat Zevin merasa bangga sedangkan Zein kesal karena Zexan malah seolah memberikan Zevin semangat.

Zevin berjalan dan bola yang seharusnya mengenai Zevin itu malah mengenai orang lain.

Duk!

"Zexan!"

Saking terkejut dan shock nya, Zein sampai berteriak melupakan fakta bahwa tidak boleh berteriak dekat Zexan.

Zevin sontak berbalik melihat Zexan memegang telinga nya dan bola yang menggelinding.

"Bangsat."

Zevin mendekati siswa yang ingin kabur karena salah sasaran dan malah mengenai saudaranya tapi sayang siswa itu terlambat kabur karena Zevin lebih dulu mengetahuinya.

"Brengsek Lo Liam."

Bukk!

Zevin menonjok wajah Liam, murid di kelasnya hingga terjatuh dan itu membuat beberapa murid berlarian untuk melihat perkelahian itu.

"Kenapa mas malah berantem sih bukannya nolong adiknya." Zein kesal karena Zevin malah menghajar teman kelasnya itu bukan malah membantunya membawa Zexan.

"Ayo kita ke RS."

Zein sangat khawatir, Zexan kesakitan dengan terus memegang telinga nya apalagi suara beberapa murid yang tidak tahu tentang Zexan semakin membuat telinga Zexan kesakitan.

Pukulan terakhir hingga wajah Liam benar-benar lebam dan Zevin mengejar Zein juga Zexan.

"Cepat pesan taksi mas."

"Ayo masuk ke dalam mobil bapak." Saat ingin menelfon taksi, seorang guru mencegah dan berniat mengantar ketiganya.

Diperjalanan menuju ruang sakit, Zexan terus meringis kesakitan.

"Maaf pak bisa lebih cepat lagi."

Bukan tidak mematuhi peraturan tapi kondisi Zexan yang terus kesakitan membuat keduanya sangat khawatir.

Sesampainya di rumah sakit, keduanya bahkan ingin menangis. Dejavu tentu saja Zein rasain kembali, dua kali dia melihatnya. Melihat Zexan kesakitan karena dia dan Zevin tentunya..

"Mas sudah telfon bunda?"

"Lah mas fikir kamu sudah nelfon duluan."

Zevin buru-buru nelfon bunda untuk memberitahu tentang Zexan.

"Kenapa mas?"

"Bunda matiin, tadi mas dengar suara cemas dan khawatir gitu terus kayaknya bunda sama Daddy deh" ujar Zevin bersandar di dinding.

"Eh pak maaf yah kita malah mengobrol berdua"

"Tidak apa, bapak sepertinya harus kembali ke sekolah nanti kalian kabarin bapak saja tentang kondisi Zexan"

"Baik pak, makasih sudah antar kami."

Bapak Dio meninggalkan Zevin dan Zein untuk kembali ke sekolah. Dokter yang menangani Zexan lama sekali keluarnya.

"Gue takut mas"

"Bukan salah Lo tapi gue Zein, seharusnya gue yang disalahin disini." Zevin menenangkan adiknya.

"Zevin! Zein!"

Itu suara Bunda. Daddy Ziro dan bunda Zia sampai dengan wajah cemas dan khawatir.

"Masih diperiksa."

"Bisa jelaskan sama Daddy dan bunda?"

"Maaf Bun ini semua salah mas Zevin, karena mas Zevin jadi kapten tim basket ada yang tidak terima jika dia kalah terus ingin melempar bola basket ke arah Zevin tapi ternyata Zevin malah ingin pergi dan bola itu mengenai kepala Zexan." Zevin cerita sembari menunduk.

"Tidak, ini bukan salah kamu mas yang penting mas mau bicara jujur. Mas tenang saja"

"Bun, dad, tadi karena tersulit emosi mas juga tidak sengaja memukul anak itu karena kesal"

"Itu wajar mas, apa yang mas lakukan untuk membela adik mas jadi mungkin memukul nya itu juga tidak salah tapi lain kali utamakan adiknya mas kalau mas lebih memilih menghajar balik terus bagaimana kalau adiknya telat ditolong" jelas bunda Zia dengan lembut.

"Urusan anak itu nanti kalau memang orang tua nya tidak terima kan ada Daddy yang bakal membereskan nya, Zevin kan melakukan itu demi melindungi adiknya jadi wajar jika memukul anak itu."

Zevin memeluk Bunda Zia dengan terisak merasa bersalah. Meskipun bandel dan suka mengejek, Zevin itu dewasa dan dia selalu menjadi perisai semua adiknya...

"Zein." Daddy Ziro menatap Zein yang diam saja.

"Tidak apa boy, it's ok." Daddy Ziro mengelus kepala Zein.

"Bagaimana keadaan anak saya Dokter?"

"Alhamdulillah pasien baik-baik saja, untung tidak ada cedera serius yang dialami dan lemparan nya juga tidak terlalu kencang untuk telinga nya saat ini baik-baik saja tapi lain kali mungkin harus diperhatikan lebih baik karena akan semakin bahaya untuk kondisi pasien."

"Lalu apa anak saya sudah boleh dibawa pulang?"

"Setelah infusnya habis, anak bapak dan ibu sudah boleh istirahat dengan baik di rumah kalau kondisinya belum baik mungkin aktivitas nya bisa ditunda lebih dulu"

"Terima kasih Dokter."

"Bunda, jaga anak-anak Daddy mau bayar administrasi Abang Zexan dulu."

Ketiganya masuk dan melihat Zexan masih tertidur.

"Biar Daddy yang gendong, Daddy sudah lama ini nggak gendong anak-anak Daddy."

Setelah kembali bersama suster untuk mencabut infus yang sudah habis, mereka keluar dengan pelan.

Alasan Daddy dan bunda Zia tidak mengizinkan Zexan berlama di rumah sakit faktor utamanya adalah kesehatan telinga Zexan itu meskipun tidak terlalu berisik karena memang RS tapi Daddy dan bunda tidak bisa tenang apalagi Zexin masih tidak mau ke RS sejak kejadian itu...

ARA🤍

Alvarez Family'z ||| JaeRose ft. EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang