20

377 50 10
                                    

Zefran sedang duduk di kantin kampus, matanya sibuk mengerjakan tugas di laptop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zefran sedang duduk di kantin kampus, matanya sibuk mengerjakan tugas di laptop.

Hari ini dia full di kampus sepertinya dosen menyukai Zefran deh, bukan artian pasangan karena dosen nya itu cowok tapi lebih ke partner bisnis gitu soalnya dosen punya rencana mengangkat Zefran sebagai wakil dosen kalau dia tidak hadir apalagi lumayan kan sudah gratis dapat anak didik yang pintar. Meskipun baru jadi mahasiswa tapi lihat dulu dong Daddy nya, masa secerdas itu tapi anaknya bodoh pengecualian sih untuk si bungsu anak itu kayaknya terlalu ajaib.

Ting!

Zefran tersenyum melihat isi grub meskipun chat nya sepertinya sedih untuk si anak bungsu, siapa lagi jika tidak berulah. Zefran merasa lelahnya itu selesai jika bersama 6 adiknya. Kalau Zefran flashback dulu saat kecil teman nya itu sering meledek karena cuma Zefran yang tak punya adek tapi sekalinya Zefran minta adek malah dikasih 6, jika tak ada Daddy Ziro dan Bunda Zia mungkin Zefran adalah ayah bagi kelima adiknya itu, selain Zefran tentu saja Zevin juga jago dalam memasak, dia adalah asisten Zefran dan Zein pesuruh.

***

"Maafkan putri saya pak, saya akan mendidiknya lebih baik lagi atas perlakuan tidak sopan nya pada putra anda"

"Tolong beritahu dengan pelan, sabar dan jangan emosi yah pak, kita ini sebagai orang tua harus lebih dekat dengan anak untuk kebutuhan mental sang anak juga, maafkan saya karena mungkin sudah membuat bapak datang ke sekolah ini karena gimanapun kita sebagai orang tua lebih tahu cara mendekatkan diri dengan anak kita"

"Iya pak, mungkin karena saya terlalu sibuk bekerja dan tidak punya waktu jadi anak saya tidak ada yang mengajarinya sopan santun, setelah ini saya akan menasehatinya"

"Saya juga melakukan hal yang sama pada anak saya, makasih pak sudah datang sejujurnya saya pun harus kembali ke kantor"

"Tidak masalah pak lagipula putri saya berulah jadi bapak jangan ragu menegurnya."

Hampir 1 jam ketiga bapak di ruang kepsek itu saling mengobrol dan keduanya pamit pada sang kepala sekolah...

Plak!!

"Dasar malu-maluin saja kamu, kamu tahu nggak anak yang kamu hampir celakai itu anak siapa? Anak dari Ziro Alvarez, saya hampir saja gagal kerja sama dengan dia gara-gara kau sialan. Dengar, saya tidak perduli apa yang kamu mau lakukan tapi kalau kamu menghancurkan bisnis saya maka saya siksa kamu lebih kejam dari kemarin, jika saya gagal mendapat kerja sama dengan Ziro Alvarez kamu terima hukuman kamu."

Pria itu lantas pergi dengan marah pada anak kandungnya sendiri.

Rania menangis, dia cuma ingin diperhatikan tapi kenapa tidak ada yang tahu itu, kenapa dunia sangat kejam padanya.

Rania mendongak saat seseorang mengulurkan tangan padanya.

"Gue nggak sengaja jatuh dan kena debu." Rania menghapus air matanya lalu berdiri tanpa bantuan seseorang itu tapi seseorang itu tetap membantu Rania saat tubuhnya hampir oleng jatuh.

"Mendingan Lo pergi saja."

Rania menghela nafas, seseorang itu pergi meninggalkan nya. Rania tertawa bodoh, masih mengharapkan seseorang membelanya padahal jelas Rania yang bodoh.

Rania memejamkan matanya di bawah pohon taman belakang sekolah, biarkan saja dia bolos.

"Shh.." Rania meringis merasakan pipi nya dingin.

"Kalau nggak di kompres, pipi Lo bengkak."

"Ngapain lagi sih datang, gue nggak butuh." Rania menolak kompresan pada pipi nya.

"Mau nangis lepasin aja, memangnya ada yang salah dengan air mata? Menangis bukan berarti Lo lemah, itu nunjukin kalau Lo mengeluarkan segala kekesalan, lelah Lo dan marah yang nggak bisa Lo kontrol."

"Zexan, Lo bi---"

"Kalau gue menolak pergi dan bilang mau nemanin Lo disini, gimana?"

"Gue kasarin Lo kemarin kalau Lo lupa"

Zexan terkekeh. "Mungkin gue nya saja yang lemah."

"Lo kenapa sih sebenarnya, Lo mau ketawain gue atau Lo mau hina gue."

"Sakit yah?"

"Apa!"

"Tamparan bokap Lo sakit"

"Nggak tahu gue, gue lupa bagaimana rasanya sakit"

"Seharusnya Lo balas lebih dari dia nampar Lo"

"Berani Lo ngomong begitu, maksud Lo gue balas nampar bokap gitu"

"Bukan, maksud gue yah Lo tunjukkin dengan kemampuan Lo, balas dengan kesuksesan Lo bukan balik nampar itu namanya Lo durhaka sekalipun dia suka main kasar Lo tetap nggak boleh kasar balik. Kalau Lo mau cari perhatian, Lo harus tunjukkin sisi kuat dari dalam diri Lo, Lo tunjukkin kalau Lo bisa tanpa semua orang ketahui. Mereka hanya tahu Lo pembuat masalah nah Lo harus cari sela untuk membuat mereka membungkam mulut mereka sendiri. Menjadi sisi berbeda dari sebelumnya menurut gue nggak masalah, kita berhak tentuin masa depan kita sendiri."

"Lo suka banget yah sama Zein, apa sih yang buat Lo suka sama dia?"

"Lo cuma ingin menarik perhatian Zein, gue tahu. Dia nggak suka, jadi gue pikir Lo berhenti mendekati Zein karena sampai kapan pun kenyataan nya dia nggak akan buka hati"

"Kenapa, dia suka sama cewek lain?"

"Ya tapi sayang"

"Perempuan itu nggak suka sama Zein?"

Zexan menggeleng. "Mereka tidak ditakdirkan bersama."

"Namanya jodoh mungkin mereka tidak jodoh"

"Lo salah lagi, mereka tidak akan bisa bersama bahkan bertemu lagi"

"Karena perempuan itu diluar kota atau negeri?"

"Meninggal."

Rania terdiam.

"Dibilang cinta pertama iya dibilang cinta terakhir juga iya karena mereka dekat saat masih SD, gue lupa umur berapa intinya kejadian itu terjadi sama gue."

"Gue nggak paham, perempuan itu meninggal berarti Lo ada sangkut pautnya atau Lo yang buat perempuan itu meninggal."

Zexan terkekeh.

"Kejadian dimana gue hampir kehilangan masa depan gue seutuhnya." Gumam Zexan pelan sampai Rania tak mendengarnya.

"Kompres pipi Lo, jangan sampai jadi bahan gosip lagi Kak Rania dan satu lagi jangan keseringan bolos, tidak baik."

Rania menatap Zexan yang meninggalkan sendirian lalu menatap kompresan yang diberikan Zexan. Rania tersenyum, Zexan.. dia membuat Rania nyaman untuk mengobrol...

Zexan.. lelaki yang sempat diusili Rania tidak membencinya bahkan menolongnya, tidak mengungkit kejadian dimana saat bokap nya menampar Rania, Zexan tak menanyai dan memilih menyimpannya meskipun dia tahu bahwa Rania ditampar...

Zexan... Laki-laki pertama yang buat Rania percaya bahwa tidak semua nya lelaki bejat seperti ayahnya....

ARA🤍

Alvarez Family'z ||| JaeRose ft. EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang