Keributan yang membuat sekolah rame karena Aldo dan Zexin berbuat ulah membuat keduanya berada di ruang kepala sekolah dan menunggu orang tua mereka hadir.
Pak Gara yang awalnya bingung karena namanya terseret pun bingung menjelaskan.
"Nanti saja Pak Gara, mungkin kita tunggu orang tua Aldo dan orang tua Zexin sampai"
"Maaf Pak Kepala Sekolah, Zexin punya orang tua?"
"Tentu saja Pak, kenapa bapak terkejut seperti itu."
Zexin hanya diam, menatap Aldo yang mungkin takut jika ketahuan bahwa dialah biang masalahnya.
Baru ingin buka mulut, orang tua Aldo datang.
"Pak kepala sekolah, bagaimana bisa wajah anak saya yang tampan ini jadi babak belur begini" ucap wanita itu tidak terima.
"Kau!" Wanita itu menunjuk Zexin yang hanya lebam sedikit.
"Kau pasti yang memukul anak ku, kan. Papah, kau punya kenalan polisi kan lebih baik kita laporin dia saja"
"Siapa kalian berhak melaporkan putra saya atas tuduhan tidak bermutu itu." Ucapan tegas dan berwibawa dari seorang Ziro Alvarez membuat sepasang suami-isteri itu terkejut mengetahui siapa lawan mereka.
"Bunda." Zexin yang sejak tadi menahan tangisnya langsung memeluk sang bunda yang mengelus kepalanya.
"Kakak ada yang sakit, wajah nya yang dipukul sakit?" Bunda Zia seolah tak perduli dengan lain, baginya keadaan putranya itu lebih baik.
"Pak Arga sekarang bisa jelaskan apa yang terjadi antara Aldo dan Zexin?"
"Sebelumnya saya mau minta maaf pada orang tua Zexin. Pak, Bu saya minta maaf. Aldo pernah bilang ke saya beberapa hari lalu bahwa dia selalu melihat Zexin pulang sama 2 teman nya, Aldo bilang Zexin sudah tidak punya orang tua dan meminta saya memberikan bantuan pada Zexin tentu saja saya setuju setelah mendengar cerita Aldo dan selepas itu saya menemui Zexin dan mengatakan nya tapi Zexin menolak bantuan saya, awalnya saya pikir itu karena Zexin merasa dia dikasihani tapi saya tidak ada berpikiran sepertinya itu tapi nyatanya Aldo mengarang cerita nya, maafkan saya Pak kepala Sekolah." Pak Gara juga menunduk hormat pada orang tua Zexin.
"Kalian dengar? Siapa yang salah disini. Putra saya atau putra kalian, jika masih ingin menuntut putra saya silahkan tapi jika nanti malah berbanding terbalik dengan anak kalian saya tidak tanggung jawab jika kalian nantinya memohon, sudah jelas bahwa anak kalian berbohong, dia bilang anak saya yatim piatu padahal derajat anak kalian pun masih dibawah anak saya, kenapa? Tersinggung dengan kata derajat lihat. Saya tidak pernah menyuruh anak saya untuk berteman dengan yang sederajat karena sejatinya mereka itu sama mau miskin ataupun kaya tapi anak kalian, bukankah mengatakan bahwa orang tua Zexin itu berlebihan, kenapa? Mau bilang nge-prank tapi ternyata malah skakmat. Zexin, Zeron dan Zeran itu anak saya. Saya bisa menuntut siapapun yang menyakiti anak saya, melebih-lebihkan sesuatu itu tidak baik." Daddy Ziro menjelaskan dengan wajah datar, tentu saja siapapun tidak terima anaknya dikatakan sudah yatim piatu.
"Mohon maaf pak, mungkin memang Aldo keterlaluan atas kasus ini sehingga Pak Gara pun kena imbas nya. Aldo, saya sebagai Kepala sekolah memberikan skors 1 bulan padamu, di rumah kamu harus lebih memperbaiki diri kamu. Pak, Bu, tolong didik Aldo untuk tidak menyakiti dengan ucapan nya, memang Aldo tidak bilang kalau dia nge-prank tapi ucapan Pak Ziro benar, perkataan itu tak boleh dimainkan begitu saja."
"Pak Ziro, ibu Zia, Pak kepala sekolah, Pak Gara saya sebagai ayah dari Aldo mau minta maaf yang sebesar-besarnya, maaf atas kelakuan anak saya yang sudah membuat nak Zexin marah besar dan memukul Aldo, dia pantas dapat pukulan bahkan lebih. Saya mohon undur diri dulu, saya akan didik Aldo lebih keras lagi."
Pria itu menarik Aldo disusul wanita yang menunduk karena malu setelah memarahi Zexin.
"Pak, saya izin juga bawa anak saya pulang"
"Mau membawa Zeron dan Zeran juga pak?"
"Tidak hanya Zexin saja, kami ingin membawanya ke RS lebih dulu lagipula pelajaran pun akan berakhir sebentar lagi dan mas mereka akan menjemputnya, kalau begitu saya dan istri pamit dulu."
Sembari berjalan menuju parkiran, Zexin masih bergelayut di tangan Bunda Zia.
"Bunda tidak marah tadi kan sudah dijelasin, teman kamu memang harus diperingati."
"Bunda!"
Bruk!
"Awas jatuh." Ucap Daddy Ziro setelah Zeran terjatuh.
"Sudah jatuh Daddy." Zeran cemberut setelah Zeron membantunya berdiri.
"Ish ish ish muka Kak Zexin jadi jelek, mau adek bantuin pukulin itu si pantat panci nggak?"
"Adek belajar saya yang benar, kayak bisa saja loh hajar orang"
"Adek bisa yah hajar orang Bun apalagi ada Kakak Zeron" ucap Zeran cengengesan.
"Iya tau gue Lo pasti bakal jadiin gue tumbal Lo, sudahlah ayo balik ke kelas."
"Nanti mas kalian jemput, jangan kemana-mana tunggu di tempat satpam biar mas kalian nggak bingung"
"Iya dad."
"Good boy."
Daddy Ziro menepuk kepala Zeron dan Zeran lalu pergi bersama bunda Zia dan Zexin, tas nya Zexin dipegang Daddy Ziro yang tadi dibawa Zeron.
"Nggak usah ke RS yah, di rumah saja?"
"Ke rumah sakit dulu kak sekalian minta obat untuk lebam wajah nya itu loh memangnya mau dibiarin lama-lama"
"Tapi nggak ada suntik sama periksa yah"
"Iya kakak."
Disisi lain, Zefran menghela nafas melihat mobilnya diikuti dari belakang.
"Sania, dia mencoba mengikuti gue."
Zefran memilih untuk melancarkan rencananya.
"Gue butuh bantuan Lo."
Zefran kembali menyimpan handphonenya, menjalankan mobil pelan agar Sania dapat mengikutinya. Lihat, apa perempuan itu akan terus mengejarnya setelah tahu apa yang akan Zefran lakukan nanti...
ARA🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarez Family'z ||| JaeRose ft. Enhypen
HumorTentang cerita keseharian keluarga Daddy Ziro, Bunda Zia dan 7 anak bujang nya. Apakah ada keluarga Cemara bahagia, ada dong. Yuk kepoin keluarga Alvarez Family'z. FAMILYZ ALVAREZ BROTHERSHIP Start: 090924 End: - 1. Let Time Answer { Selesai ✅ } 2...