"cici kita pulang" teriak Christy yang kemudian menghampiri Dira yang sedang duduk di ruang keluarga
"eh adek kembarnya cici, sini Zeey peluk cici juga" ucapnya pada Zeey yang berdiri di belakang Christy
"cicii" ucap Zeey yang kemudian ikut memeluk cicinya itu
"kak Yessa mana dek? Belum pulang" tanya Dira mencari Yessa
"ah malas aku" ucap Zeey yang kemudian beranjak menuju kamarnya
"dek..." cegah Dira dan mencoba memanggil Zeey lagi, tapi Zeey tidak mempedulikannya
Sekarang atensi Dira beralih pada Christy yang masih memeluknya dengan erat.
"dek?" tanya Dira yang meminta penjelasan pada Christy
"emm, gak tau ci jujur, aku ga lihat kak Yessa tadi di sekolah abis upacara" jawab Christy
"astaga anak itu, cici ke kamar dulu ya ambil handphone" ucap Dira yang melenggang pergi begitu saja untuk menelpon Yessa
"kenapa cici selalu begitu" ucap Christy lirih sambil melihat kepergian Dira
Dira melangkah cepat ke kamarnya dengan perasaan cemas yang mulai muncul. Meskipun Yessa sudah biasa pulang terlambat karena berbagai alasan, Dira tetap merasa khawatir. Dia segera meraih ponselnya dari meja kecil di samping tempat tidur, jari-jarinya dengan gesit menelusuri daftar kontak dan menemukan nama Yessa.
"nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi. Silakan coba beberapa saat lagi," suara operator dari ujung telepon membuat Dira semakin gelisah. Ia meletakkan ponselnya di meja dan sejenak menatap kosong ke arah dinding kamar. Pikiran-pikiran buruk mulai mengalir. Apakah Yessa baik-baik saja? Atau mungkin dia terlambat karena kegiatan kulikuler yang tak terduga?
Dira berdiri lagi, kali ini menuju kamar Zeey.
Ketika pintu kamar Zeey diketuk pelan, tak ada jawaban. Dira mengetuk lagi, lebih keras.
"Zeey, buka pintunya."
Pintu berderit terbuka sedikit, memperlihatkan wajah Zeey yang tampak malas.
"ada apa lagi, ci?"
Dira menatap Zeey dengan sedikit lebih tajam, mencoba menembus sikap cuek adiknya yang satu ini.
"Kak Yessa belum pulang, kamu bener nggak lihat dia tadi di sekolah? Ada kegiatan basket nggak sore ini?" tanya Dira lebih banyak
Zeey mendesah, jelas-jelas merasa terganggu.
"nggak. Aku nggak tau dia dimana. Ekskul hari ini libur" jawab Zeey seadanya dan kembali menutup pintunya
Christy yang masih berada di ruang keluarga mendengar suara mobil datang, ia pun menuju ke luar rumah untuk melihat siapa yang datang.
"bundaaaa" ia pun langsung berlari untuk memeluk bundanya yang baru saja datang
"eh adek jangan peluk-peluk dulu ya, bunda mandi dulu" ucap Aya karena ia baru kembali dari rumah sakit, tempatnya bekerja
"akh bunda mah gitu" ucap Christy cemberut
"sini sama cici aja" ucap Gracia yang kebetulan juga baru pulang dari kampusnya
Christy merengut kesal, tapi ia tetap menghampiri Gracia dan memeluknya. Gracia membalas pelukan itu sambil mengusap kepala Christy dengan lembut, menyadari ada ketegangan di dalam rumah. Seperti biasa, setiap kali Yessa terlambat pulang, suasana jadi tegang. Dira selalu khawatir, dan Zeey sering kali acuh tak acuh.
"dek, ada apa? Zeey mana?" tanya Gracia lembut, matanya mengamati wajah adiknya yang tampak murung.
Christy melepaskan pelukannya dan mendesah pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah?
FanfictionRumah itu apasih? Rumah bukan sekadar bangunan fisik, rumah adalah representasi dari semua yang kita cintai dan hargai dalam hidup. Ini adalah tempat di mana kenangan dibangun, di mana rasa aman ditemukan, dan di mana setiap orang dapat merasa diter...