Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐺.
.
.
.
"Gupi"
Deg
"Ngh" Anak kecil berumur 8 tahun yang bernama Gupi itu melenguh singkat di lantai yang sangat kotor. Saat itu ia masih memakai seragam sekolah.
"Gupi"
"Siapa?" Anak itu bergerak untuk duduk sambil memegang siku tangan nya yang sakit dan luka sambil melihat ke kanan dan kiri untuk melihat siapa yang telah memanggilnya namun, ia tidak melihat seorang pun disana.
"Gupi, aku kesakitan"
Anak yang bernama Gupi itu memastikan sekali lagi sambil memutar-mutarkan tubuhnya.
Kosong
Hanya ada dirinya di ruang yang gelap nampak seperti gudang tersebut.
"Siapa disana?"
"Gupi hiks. Sakit. Tolong aku"
"Siapa---"
DEG
Gupi mematung saat melihat sosok anak yang berumur tidak jauh darinya, terbaring lemah di lantai yang jaraknya jauh dari dirinya saat ini.
Hal yang pertama kali Gupi lihat adalah rambut anak itu yang berwarna perak. Tidak hanya sehelai atau 2 helai rambut, namun seluruh rambutnya benar-benar berwarna perak.
"Gupi, tolong aku. Tubuhku sakit sekali, hiks" Anak itu terus meraung kesakitan namun tidak sekalipun ia menoleh ke arah Gupi. Masih tetap membelakanginya.
"Kau siapa?" Dengan mengumpulkan keberanian, Gupi mendekati laki-laki yang membuatnya penasaran sambil tertatih. Tangan kecilnya menekan luka di siku tangan satunya. Terlihat anak laki-laki itu memakai seragam yang sama dengannya namun tubuhnya sedikit lebih tinggi. Kelihatannya dia adalah Kakak tingkat Gupi di sekolah.
"Kau siapa? Apa yang terjadi padamu? Apa yang bisa aku bantu?"Anak itu diam.
"Hei" Perlahan Gupi menarik tubuhnya sedikit untuk dapat melihat wajah dari anak itu tetapi hal yang dilihatnya menjadi sangat mengerikan.
Wajah anak itu seluruhnya hitam karena gosong, membuat Gupi sangat shock.
DEG
"Hahhh hahhh hahh" Gulf mengusap wajahnya secara kasar. Tubuhnya berkeringat seperti tidur dalam keadaan basah.
"Mimpi sialan" Mengepalkan tangan.Mimpi buruk ini bukan lah yang pertama kalinya Gulf dapatkan, melainkan sudah kesekian kali selama 1 bulan berturut-turut.
Akhirnya Gulf beranjak dari ranjang lalu pergi ke kamar Mew.
Sesampainya di kamar, ia menemukan Mew sedang mencoret kalender memakai spidol. Ya. Gulf mengerti bahwa ia sedang menghitung sisa waktunya menuju kebebasan. Ia terkekeh.
Gulf tidak bicara apa-apa sampai Mew memberinya tatapan tajam dari atas ranjang.
"Mau apa kau?"
Gulf naik ke ranjang, masuk ke dalam selimut lalu memeluk Mew dari belakang.
"Aku tidur disini malam ini"
"Lagi?"
Gulf membalik tubuh Mew menjadi menghadap padanya, mengeratkan pelukan dan menempelkan wajahnya pada dada Mew yang berbalut kemeja tipis. Gulf bernafas lega dada itu sedikit berisi karena dalam 2 minggu terakhir Mew sudah mau makan teratur walau makanan yang ia minta terdengar aneh-aneh. Gulf tidak peduli makanan apa saja itu, asalkan Mew tidak kurus dan mati kelaparan, ia minta apa saja pasti akan dikabulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILVER HAIR 🔞⚠️ || GULFMEW
Fanfic🔞 AREA ♦ BXB ♦ MPREG ♦ 21+ Mature Content ¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢ Bagi sebagian orang, hidup damai dan bahagia itu adalah sebuah tujuan. Bagaimana jika---di dalam tujuan 11:1.000.000.000 orang di bumi tidak memiliki semangat...