SH - 14

596 60 18
                                    

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐣

.

.

.

.

TOK TOK TOK

.

CEKLEK

.

"Fren? Kamu jadi datang?" Tanya Nut begitu sang kekasih masuk dan duduk di sebelahnya.

"Iya. Aku merindukanmu" Tersenyum.
"Sudah 10 hari kita tidak bertemu"

"Aku minta maaf. Kamu sampai merepotkan diri untuk menyusulku ke sini" Menggenggam kedua tangan Fren.

Fren melihat ke arah brankar, "bagaimana kondisi Ibumu?"

"Seperti yang kamu lihat. Masih koma entah sampai kapan"

"Kakakmu tidak datang?"

"Datang tadi pagi"

Fren menghela nafas lemah.

"Aku turut prihatin atas apa yang terjadi pada Ibumu. Apakah kamu menyesal telah membiarkan Ibumu pergi sendirian ke Bangkok?"

Nut berusaha untuk tersenyum.

"Ini semua kecelakaan. Tidak ada yang perlu disesali"

Fren mengangguk kecil kemudian membalas genggaman tangan Nut.

Nut merasakan walau kekasihnya hanya diam, sebenarnya di otak nya banyak memikirkan sesuatu. Terlebih, 2 hari kedepan adalah hari dimana pertunangan mereka seharusnya di langsungkan tetapi terpaksa di batalkan melihat kondisi sang Ibu yang terbaring koma di rumah sakit. Selain itu, uang yang Nut kumpulkan dari hasil Part Time harusnya untuk biaya pertunangan tetapi ia alihkan untuk rumah sakit dan obat Ibu tercinta.

"Nut"

"Ya?"

"Ada yang ingin kubicarakan sebenarnya---"

"Hm?"

Fren menatap lurus iris mata Nut.

"Ayah mendesakku untuk segera menikah karena umur ku yang sudah tidak muda lagi"

Deg

Nut seakan tahu kemana arah pembicaraan ini.

"Setelah Ibuku sembuh, aku akan berusaha untuk menikahimu"

"Kapan? Maaf, aku sedikit sensitif sekarang. Kamu tahu betapa pusing nya aku di dorong oleh Ayahku terus untuk menikah?"

"T-Tapi--"

"Andai saat ini Ibu mu siuman, apakah kamu punya biaya untuk langsung menikahiku? Yang sebelumnya saja aku harus menunggumu 3 tahun untuk mengumpulkan dana itu yang mana sudah kamu pakai untuk biaya rumah sakit Ibu"
"Mau sampai kapan aku menunggu lagi? Sampai Ayah menjodohkan aku dengan pria lain?"

"Fren, kok kamu bicara seperti itu?"
"Aku mencintaimu, Fren. Aku akan berusaha lebih mati-matian cari uang untuk pernikahan kita. Kumohon kamu jangan tinggalin aku seperti itu" Nut menggenggam erat kedua tangan sang kekasih yang terlihat mulai enggan untuk membalas genggamannya.
"Fren, kamu mengerti keadaanku, kan? Aku---"

"Aku mengerti keadaanmu Nut tapi kamu harus mengerti keadaanku juga. Umurku sudah 32 tahun. Orang tuaku ingin segera menggendong cucu. Kalau aku menunggumu lagi 3 tahun, umurku sudah 35. Apakah di usia itu mudah untuk mendapatkan anak?"

SILVER HAIR 🔞⚠️ || GULFMEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang