Setelah sadar dari pingsan, jaemin kembali meraung dan mencari sosok bundanya.
" Om, bunda mana?" Teriak jaemin
" Kita ganti baju ya, habis ini kita kerumah duka. Bunda sudah di bawa ayah pake ambulance tadi ke rumah duka."
" Kenapa dibawa kesana om, kan Nana sudah bilang. Bunda cuma pingsan." Teriak jaemin kembali
Dengan sabar Jeno mendekati sang istri dan memeluknya.
" Nana sayang, dengarin om ya."
" Nana sayangkan sama bunda?"tanya Jeno pelan.
" Sayang." Jawabnya lirih dalam dekapan Jeno
" Biarkan bunda pergi dengan tenang ya. Nana ga kasihan liat bunda harus nahan sakit selama ini?"
" Tapi, om. Bunda masih bisa sembuh."
" Nana, kita memang ingin bunda sembuh. Tapi kita ga tau, sesakit apa bunda selama ini bertahan menjalani pengobatannya. Biar kan bunda pergi ya, biarkan bunda beristirahat dengan tenang di atas sana. Sekarang bunda udah sembuh, bunda udah ga sakit lagi. Bunda juga pasti perginya dengan keadaan senang, Nana ga lihat tadi. Wajah bunda tampak bersih dan tersenyum. Itu tandanya bunda bahagia, apalagi Nana udah jadi anak yang baik buat bunda, Nana udah mau ikutin keinginan terakhir bunda.
Jangan kaya gini ya, kasihan bunda. Dia pasti sedih di atas sana dan tersiksa karena melihat kondisi Nana kaya gini."" Nana masih butuh bunda om, kalau ga ada bunda Nana gimana?, Nana masih butuh pelukan bunda saat Nana capek. Nana masih butuh masakan bunda kalau Nana lagi sakit. Nana belum siap om, Nana belum sanggup hidup tanpa bunda."
" Sayang, dengan kaya gini ga bisa bikin bunda kembali bersama kita. Justru ini bikin bunda sedih, tuhan lebih sayang sama bunda, makanya tuhan ambil bunda. Bunda kamu itu orang baik, tuhan sangat sayang sama dia, tuhan kasihan lihat bunda harus kesakitan, makanya tuhan bawa bunda ke sisinya. Nana harus tabah ya, gapapa ikhlas in nya perlahan aja. Tapi Nana harus biarkan bunda pergi dan istirahat dengan tenang."
" Sekarang kita ganti pakaian ya, kita temani bunda untuk terakhir kalinya di rumah duka. Kasihan, ayah pasti sendirian disana. Nana juga harus kuat demi ayah, dia juga pasti sangat terpukul setelah ditinggal bunda."
Begitu mengurai pelukannya, jaemin hanya diam dengan pandangan kosong dan air mata yang masih deras mengalir.
Jeno menangkup wajah jaemin dan menghapus air matanya.
" Om bantu ganti pakaian Nana ya." Jaemin hanya diam dan tidak merespon ucapan Jeno. Mau tidak mau, Jeno membantu jaemin mengganti pakaiannya dan menuntun nya untuk ke rumah duka.
Setelah selesai mengganti pakaian, Jeno membawa jaemin ke rumah duka untuk menyembayang kan winwin.
Begitu sampai di sana, nampak yuta yang tertunduk lemas di depan peti winwin. Jaemin jalan mendekat bersama Jeno, begitu sampai di depan peti winwin, jaemin kembali meraung dengan kencang. Dia masih tidak percaya melihat bundanya sudah terbujur kaku dengan wajah yang tenang di dalam peti tersebut. Benar yang Jeno kata kan, wajah winwin tampak cerah dan tersenyum. Wajahnya tampak cantik seperti saat dia sebelum sakit, apa benar bundanya sudah bahagia di sana, kenapa harus dengan cara meninggalkannya seperti ini.
Jeno yang melihat jaemin kembali histeris, langsung memeluknya dan menenangkannya.
" Nana, sudah sayang. Kasihan bunda."
" Bundaaaa." Raung jaemin kembali
Jeno tidak bisa apa-apa lagi, dia hanya bisa membiarkan jaemin menangis dalam pelukannya.
Di dalam ruangan itu, banyak kerabat dekat mereka yang hadir. Semua turut merasakan kehilangan winwin. Mereka ikut merasakan bagaimana kebaikan winwin selama ini.
Haechan dan hyunjin nampak ikut menangis melihat jaemin yang histeris kehilangan bundanya. Mereka ikut merasakan apa yang jaemin rasakan, sedari kecil mereka cukup akrab dan sering bertemu winwin. Mereka tau bagaimana lembut dan baiknya hati winwin. Begitu juga dengan seluruh pekerja yang ada di kediaman Nakamoto, mereka ikut terpuruk kehilangan majikannya yang berhati malaikat itu. Mereka tidak menyangka hari ini akan datang, masih terekam jelas bagaimana wajah bahagia winwin kemarin, saat jaemin dan Jeno menikah.
Dan hari ini, semua berubah 180°. Seperti di tipu olehnya, dia menciptakan suasana bahagia di kediaman itu kemarin dan belum cukup 24 Jam, dia merubahnya menjadi rasa duka.
Yuta menatap dalam wajah istrinya yang begitu tenang. Rasa bersalahnya semakin dalam, dia belum sempat meminta maaf pada istrinya. Jika benar, omongan winwin akhir-akhir ini menyindirnya. Sesakit apa yang winwin rasakan akhir-akhir ini, di saat dia berjuang untuk sembuh dan melawan rasa sakitnya, dia justru menambah rasa sakit pada istrinya. Apa karena hal ini winwin memilih untuk menyerah.
" Sayang, maafin kakak. Jika kamu sudah tau semuanya, kenapa kamu tidak pukul dan maki-maki kakak saja. Kakak ikhlas jika kamu perlakukan seburuk apapun. Tapi jangan hukum kakak dengan cara seperti ini. Kakak tidak siap harus kehilangan kamu." Ucap yuta dalam hatinya
" Bagaimana hidup kakak dan Nana setelah ini. Kamu tidak lihat, bagaimana hancurnya anak kita. Lihat dia sayang, jika kamu tidak ingin bertahan demi kakak, harusnya kamu mau bertahan demi Nana. Apakah sesakit itu luka yang kakak berikan padamu?, apa karena itu kamu menitipkan anak kita pada Jeno dan kamu tidak percaya pada kakak untuk mengurus Nana setelah ini. Sedalam itu rasa kecewa mu pada kakak." Air mata yuta semakin deras mengalir dan ia terus membelai wajah damai winwin.
Dan Nana, anak itu kembali pingsan karena kelelahan menangis, di tambah dia belum minum dan makan apapun semenjak bangun tidur tadi.
Jeno dan Mark membagi tugas. Mark menjaga yuta karena takut hal yang sama terjadi pada yuta dan Jeno yang menjaga jaemin.
Jeno membawa jaemin sedikit jauh dari kerumunan para pelayat. Dia ingin jaemin mendapatkan pasokan udara yang cukup.
Haechan dan hyunjin mendekat ke arah Jeno dan jaemin. Mereka membantu mengipas wajah jaemin dan Jeno memijat kepala jaemin sambil menaruh aroma therapy pada hidung jaemin.
Tidak lama jaemin kembali sadar dan terdiam dengan pandangan kosong. Jeno meminta hyunjin dan haechan menemani jaemin. Dia pergi mencari minuman hangat untuk jaemin minum, karena dia takut jaemin akan kembali pingsan setelah ini.
" Nana kamu yang tabah ya, jangan kaya gini. Kasihan bunda, sekarang bunda pasti udah ga sakit lagi." Ucap haechan
Namun jaemin hanya diam dan tak merespon ucapan haechan. Hal itu membuat haechan dan hyunjin bingung harus apa. Akhirnya mereka saling diam dan membiarkan jaemin menangis sendirian, tidak lama Jeno datang membawa secangkir teh hangat.
" Nana, di minum ya, sedikit saja." Bujuk Jeno saat menawarkan secangkir teh hangat tersebut.
Namun, jaemin hanya menggelengkan kepala sebagai respon.
" Sedikit saja sayang, kamu belum makan dan minum dari tadi. Kamu mau kuat kan, temani bunda sampai acara selesai?" Tanya Jeno
Akhirnya jaemin menganggukkan kepalanya.
" Kalau gitu, minum ya. Sedikit saja, biar om yang bantu."
Jaemin meminum teh tersebut hanya seteguk dan setelah itu menolaknya. Dia kembali berjalan ke depan peti bunda nya.
Jeno hanya pasrah, setidaknya jaemin sudah minum walaupun sedikit. Sepanjang acara pemakaman winwin, jaemin hanya diam dengan tatapan kosongnya, begitupun dengan yuta.
Saat makam winwin sudah tertutup rapat, disanalah jaemin kembali histeris dan jatuh pingsan. Orang-orang disana tidak tega melihat kondisi yuta dan jaemin. Mereka benar-benar hancur di tinggalkan oleh winwin.
Apalagi jaemin, untung saja Jeno setia di sampingnya untuk menemani dan menenangkan nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/375802616-288-k923924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect
عاطفيةperjuangan lee Jeno dalam menjaga amanah dari orang yang berjasa dalam hidupnya. 🚫 misgendering 🚫 Mprag