9

2.3K 270 8
                                    

_OBSESI_

Zeran berjalan tergesa menelusuri lorong rumah sakit mencari ruang rawat dimana Ayahnya berada. Siang ini dia mendapatkan kabar kalau Ayahnya masuk rumah sakit setelah jatuh pingsan saat di tempat kerja. Zeran yang tadi tengah melakukan pekerjaanya terpaksa harus melempar pekerjaanya pada temannya dan dia harus pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari ibunya.

Sekarang di sinilah sekarang duduk di kursi memperhatikan Ayahnya yang tengah makan disuapi oleh Istrinya, yaitu ibu Zeran. Mereka nampak romantis meski umur semakin tua. "Keadaan Papa beneran udah ga papa kan?" tanya Zeran memastikan. Dia cukup khawatir dengan keadaan Ayahnya itu.

"Ga papa, cuma punggung Papa rasanya nyeri," jawab Papa Zee.

"Pasti karena efek jatuh karena pingsan. Papa kenapa bisa sampai pingsan gitu?" tanya Zeran.

"Tadi tiba-tiba kepala Papa pusing banget, terus tiba-tiba ga sadar. Bangun-bangun sudah di sini," jelasnya.

"Tadi Papa udah makan siang belum?" tanya Mama Zee.

"Belum Ma, Papa tadi sibuk meeting."

"Tuh pasti karena telat makan jadi gini. Kan Mama udah ingetin jangan pernah telat makan. Enggak belajar dari yang udah-udah?" Omel Mama Zee. Papa Zee hanya terdiam, jika sudah seperti ini ia akan terlihat suami takut istri, sama sekali tidak berani membantah.

"Dengerin tuh Pa," celetuk Zeran.

"Kamu juga sama aja Zee. Kalau urusan kerjaan aja suka banget lupain makan," sahut Mama Zee beralih pada Anaknya.

"I-iya Ma," jawab Zeran.

"Oh iya Zee, kemarin ada Mama lihat muka kamu masuk TV," celetuk Mama Zee terdengar semangat.

"Ha?" bingung Zeran, sebab dia tak tau kalau ternyata mukanya masuk TV. Lagi pula bagaimana bisa? Padahal dirinya saja bukan artis apalagi orang yang ikut membintangi sebuah iklan. "Maksud Mama?" tanya Zeran bingung.

"Iya Mama kemarin lihat berita dan muncul foto kamu. Ada artis namanya K-Kathrin? Dia memposting kamu di akun sosial medianya, katanya dia terpesona sama kamu. Cantik Zee si cewenya itu," jelas Mama Zeran. Mendengar nama Kathrina dia jadi teringat kalau kemarin memang mendapat job untuk melakukan pemotretan lagi dengan Kathrin. Akan tetapi, tentang Kathrin yang memposting foto dirinya, jelas Zeran tidak tau. Dia tak pernah mengikuti berita gosip semacam itu.

"Wah jangan-jangan itu pacar Zeran, Ma? Oh jadi gitu Zee, kamu udah punya pacar dan gamau ngenalin ke Mama, Papa?" sambar Papa Zee yang membuat Zeran tersadar dari pikirannya. "Papa minta kamu bawa perempuan itu kenalin dia ke Mama sama Papa," lanjut Papa Zee yang membuat anaknya semakin terkejut-kejut.

"Apa sih Pa, dia bukan pacar aku. Lagian aku belum memikirkan untuk punya pacar Pa," jawab Zeran.

"Kamu jangan mengelak Zee, perempuan itu jawab pertanyaan wartawan seperti ada sesuatu di antara kalian," sahut Mama Zee. Biasa ibu-ibu kalau sudah gosip pasti langsung muncul berbagai teori.

"Astaga Maa, serius dia bukan pacar aku. Kita kemarin memang dapet kerjaan bareng, tapi cuma sekedar itu. Pemikiran Mama dan Papa soal kita ada hubungan itu sama sekali enggak terjadi. Lagpula aku masih nyaman sendiri, aku masih mau fokus kerja," jelas Zeran dengan sebenar-benarnya.

"Sampai kapan kamu fokus dengan kerjaan kamu terus? Kamu semakin dewasa, enggak butuh pendamping kah? Papa dan Mama semakin tua, kita pengen lihat anak satu-satunya menikah dan punya keturunan. Gimana kalau ternyata besok Papa tiada? Papa ga akan bisa hadir di hari bahagia kamu Zee," kata Papa Zee yang malah ngelantur.

"Hust! Papa jangan gitu ngomongnya, ga baik," sahut Zeran. Dia tak suka membahas soal maut.

"Makanya bawa dia ketemu Mama, Papa. Kalau memang kamu sama dia enggak ada hubungan kamu bawa perempuan lain yang memang kamu sukai dan mau kamu ajak serius," pinta Papa Zee lagi. Zeran rasanya menjadi frustasi mendengar keinginan Papanya itu. Mengapa tiba-tiba dirinya harus mencari pendamping dadakan, padahal dia masih nyaman dengan kesendiriannya.

"Tuh Zee, dengerin. Paham ga?" sahut Mama Zee. Ia malah seperti kompor di antara Ayah san anak.

"Paham Ma. Tapi aku ga janji bisa ngenalin perempuan ke kalian dalam waktu dekat," ungkap Zeran.

"Iya asalkan kamu segera cari. Papa tunggu."

_OBSESI_

Di sebuah tempat ramai para pekerja yang sibuk dengan jobnya masing-masing. Pengaturan kamera, lighting, baju dan lainnya. Ini adalah suasana tempat shoting, dimana Marsha berada yang bermain sebagai peran, meskipun bukan peran pertama.
Marsha terlihat tengah membaca naskah, bukan peran pertama membuatnya hanya mendapat bagian yang sedikit. Mungkin dia nanti juga akan tak banyak melakukan take.

"Marsha setelah ini giliran lo ya," celetuk Ashel yang entah selesai darimana.

"Oke," jawab Marsha meneruskan membaca bagiannya dan para penata rias mulai merapikan make up di wajah. "Yang jadi pemeran Nara siapa sih?" celetuk Marsha, karena di dalam naskah ada beberapa kali Marsha akan berperan bersama, tapi sampai sekarang Marsha belum tau siapa yang memerankan.

"Loh Sha, lo belum tau?" tanya Ashel.

"Belum emangnya siapa?"

"Itu si Kathrina Airlana. Dia yang jadi pemeran Nara," ungkap Ashel.

"Kathrina?!" kaget Marsha. Tentu Marsha tau siapa Kathrin yang dimaksud. Dia adalah seseorang yang muncul di berita karena memosting foto Zeran itu. Oih dunia sempit sekali, mengapa Marsha harus satu projek bersama perempuan itu. Memang Marsha dengannya tidak memiliki masalah sama sekali, tapi entah mengapa Marsha kesal saja dengannya. Apalagi perempuan itu terlihat terang-terangan menyukai Zeran.

"Iya. Kenapa Sha? Lo udah kenal sama dia?" tanya Ashel.

"E-enggak, gue enggak kenal dia," jawab Marsha. "Dia udah ada di sini?" tanya Marsha.

"Belum. Denger-denger dia tiba nanti malam. Kayaknya lo bakalan adu akting sama dia besok ya?" tebak Ashel dan Marsha mengangguk menanggapi.

Marsha jadi sibuk dengan pikirannya sendiri. Apa dirinya bisa beradu akting bersama Kathrin besok? Marsha berharap rasa kesal tidak muncul secara tiba-tiba. Dalam hati Marsha juga mengumpat, menyalahkan Zeran yang mengapa harus memenuhi pikirannya sekarang. Karena lelaki itu Marsha jadi tidak bisa fokus!


















Pagi pagiii

Dah maap buat typo.

OBSESI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang