26

1.8K 268 26
                                    

_OBSESI_

Ctak!

Ruangan yang tadinya gelap kini bercahaya saat lampu mulai menerangi. Seseorang berpakaian tertutup mendekat ke arah seseorang lain yang ternyata sudah lebih dulu ada. Duduk terikat dengan mata yang tertutup dan mulut tersumpal. Seseorang berpakaian tertutup itu membuka penutup mata yang terikat. Dia terkekeh melihat penampilan perempuan yang sudah berantakan.

"Bagaimana keadaan mu, Kathrin?" Tanyanya dengan suara yang teredam di balik masker yang dikenakan. Perempuan yang terikat itu adalah Kathrin. Tak pernah terbayangkan dirinya akan menghadapi situasi semacam ini. Tadi dirinya selesai bekerja dan hendak pergi ke tempat yang sudah dijanjikan bersama Zeran, tapi di jalan dia hadang lalu tak ingat lagi apa yang terjadi. Karena dirinya sempat dibekap dan mencium bau yang membuatnya pusing seketika pingsan. Saat bangun sudah berada di sini dengan keadaan terikat dan terbekap.

Kathrin ingin bersuara, tapi terhalang kain yang masih menutup mulutnya. Jadi dia hanya bisa meronta, ingin dibebaskan. "Tenang, gue ga akan melukai diri lo. Asalkan lo mengikuti apa yang gue katakan. Jangan pernah lo deketin Zeran lagi, karena Zeran adalah milik gue! Sekali lagi lo masih nekat deketin dia? Mati lo di tangan gue!" suaranya terdengar serius, tak ada kesan bercandanya di sana.

"Lo ga perlu tau siapa gue, itu ga penting. Cuma, kalau lo masih pengen hidup tenang jangan deketin cowo gue! Gue masih berbaik hati biarin lo lepas kali ini. Tapi inget, lo selalu dalam pantauan gue." Setelahnya dia berbalik pergi meninggalkan ruangan. Kathrin menangis dalam diam, masih berusaha bergerak ingin terlepas dari ikatan yang menyakitkan itu.

Keluar dari ruangan, dia membuka tudung hoodie yang dia kenakan dan juga masker serta kacamata hitamnya. Marsha, dia adalah Marsha yang baru saja mengancam Kathrin. "Kalian urus dia. Dan juga urus bagiaman caranya agar Polisi tidak tau apa yang telah kita lakukan. Biarkan dia bebas, tapi tetap pantau dia," perintah Marsha pada dua orang suruhannya. Setelah itu Marsha kembali mengenakan kacamatanya dan berjalan meninggalkan mereka.

_OBSESI_

Zeran bolak-balik mengecek ponselnya, menunggu pesan dari Kathrin. Dia sudah sampai di tempat dimana mereka akan makan bersama, tapi Kathrin masih tak kunjung juga sampai, padahal sudah hampir setengah jam Zeran menunggu. Dirinya sudah lapar, tapi tak mungkin dia memesan dan makan terlebih  dahulu meninggalkan Kathrin. Namun, mengapa Kathrin begitu lama. Zeran mulai merasa bosan.

"Ni orang jadi ga sih. Gua udah laper banget," monolog Zeran. Dia melemaskan tubuhnya di kursi sambil memegang perutnya yang mulai berbunyi.

"Apa jangan-jangan dia cuma isengin gua doang? Buang-buang waktu gua aja," monolognya lagi. Andai saja kalau dia tidak menyetujui ajakan Kathrin mungkin sekarang dia sudah beristirahat di apartemennya, sudah makan, bahkan bisa saja dia sudah bermesraan dengan kasur tercinta.

Ponsel Zeran berbunyi menampilkan panggilan telpon dari Aldo. Tanpa berpikir dia langsung menjawabnya. "Apaan?" tanya Zeran.

"Kencan lo jadi ga?"

"Siapa yang kencan?"

"Lo lah, kan lo mau makan berdua sama Kathrin. Gimana lancar?"

"Kepo banget lo. Dia belum sampai dari tadi gua tungguin. Rasanya udah laper banget, tapi kalau gua pesen duluan ga enak sama dianya."

"Kalau gua jadi lo sih mending pesen duluan sih. Daripada kelaperan kan? Atau jangan-jangan dia ga jadi dateng."

"Kalau ga jadi dateng harusnya ngasih kabarlah, gua udah nungguin dari tadi loh." Zeran merasa kesal, mungkin efek kelaparan juga jadi emosinya agak tersulut.

"Mungkin kuotanya habis. Mendingan lo gabung sama kita aja. Lagi bakar-bakar nih," ajak Aldo. Memang tadi teman-temannya itu berencana bakar-bakar setelah selesai bekerja. Namun, dia tak bisa bergabung karena sudah ada janji dengan Kathrin. Akan tetapi kalau menunggu Kathrin terlalu lama sekarang, bisa-bisa dia mati kebosanan, jadi sepertinya dia lebih baik ikut bergabung dengan Aldo saja. Setelah berpikir Zeran memilih menyetujui ajakan Aldo.

"Okelah, gua otw sekarang," ungkap Zeran. Panggilan dimatikan. Zeran beranjak dari kursi, tapi dia berjalan ke arah toilet sebelum pergi dari sana. Saat hendak memasuki bilik toilet tiba-tiba sebuah pukulan di belakang kepalanya membuatnya merasa sakit dan pandangannya menjadi kabur. Hingga akhirnya Zeran terjatuh tak sadarkan diri.

_OBSESI_

Beberapa jam berlalu. Aldo dan teman-temannya masih asik bercanda dengan sosis bakar yang mereka nikmati. Hari sudah malam, tapi Zeran yang katanya akan ikut bergabung bersama mereka tak kunjung juga sampai.

"Zeran jadi ke sini kagak? Keburu habis sosisnya."

"Katanya tadi otw, tapi gatau kenapa belum sampai juga," jawab Aldo.

"Alah udah pasti ga jadi ke sini sih. Udah dari tadi soalnya. Palingan dia balik."

"Tapi ga ada ngabarin gua," sahut Aldo.

"Lupa kali, atau kuotanya habis? Udahlah makan saja jatah dia. Kalau ternyata nanti dia ke sini, bilang aja salah dia datengnya lama. Udah keburu abis." Yang lain menyetujui saran itu, jadi sosis yang tadinya disisakan untuk Zeran akhirnya dimakan juga hingga habis.
















Dah maap buat typo.

OBSESI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang