30🔞

2.9K 301 18
                                    

_OBSESI_

Ashel, Manager Marsha terlihat sedang duduk di sebuah Cafe yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Dia tak sendiri melainkan bersama Aldo. Sengaja meluangkan waktu untuk bertemu, bukan berniat ke hal romansa, tapi masih mencari tau hilangnya Zeran. Ashel memakan cake yang tidak terlalu manis, nampak nikmat. Ditemani secangkir coklat hangat yang menghangatkan di malam ini.

"Marsha sama sekali belum dapat kabar soal Zeran?" tanya Aldo setelah menyeruput kopi Americano miliknya. Dia mengaitkan kedua jari-jari tangannya di atas meja sambil menatap Ashel yang duduk di hadapannya.

"Gue udah sempet tanyain, tapi Zeran sama sekali ga ada ngehubungin dia," jawab Ashel. Seringnya mereka bertukar pesan hari-hari ini membuat keduanya semakin akrab.

"Terus Zeran hilang kemana dong."

"Ya mana gue tau. Dari Polisi belum ada perkembangan?" tanya Ashel, dia meletakkan garpu, menjeda makannya. Aldo menggeleng menanggapi pertanyaan Ashel. Dari Polisi sama sekali belum ada informasi lagi, entah memang belum ada bukti yang terlihat atau dari pihak Polisi sengaja menutupi kasus ini, semua tak ada yang tau. "Lo ga coba tanyain ke Kathrin lagi? Gue masih curiga sama dia," lanjut Ashel, mengingat Aldo pernah bercerita sebelum hilangnya Zeran, dia pernah bertemu dengan Kathrin.

"Udah, dia kekeuh gatau. Dan kayaknya dia serius emang gatau deh," jawab Aldo.

"Eih jangan langsung percaya gitu aja. Banyak yang covernya baik ternyata tingkahnya diluar nurul. Coba lo diem-diem cari tau lagi," sambar Ashel, karena banyakkan manusia yang seperti itu di zaman sekarang. Tidak hanya satu atau dua orang saja yang kelihatannya baik, tapi ternyata ada maksud lain di dalamnya.

Aldo terdiam, memikirkan lagi apa yang harus dia lakukan untuk menemukan Zeran. Apalagi orang tua Zeran mulai menghubunginya, menanyai kabar Zeran yang tak bisa dihubungi. Sampai sekarang Aldo belum memberitau pada orang tua Zeran tantang hilangnya Zeran, dia takut kalau mereka tambah khawatir.

"Marsha beneran ga tau info soal Zeran, Shel?" Aldo masih merasa aneh kalau Marsha sekarang seperti tidak menunjukkan tindakan panik, padahal mengingat Marsha dan Zeran begitu dekat layaknya sepasang kekasih, meskipun keduanya belum meresmikan.

"Ga ada Aldo, nanya mulu. Lama-lama gue jejelin lu sama garpu ini," sebal Ashel.

"Tapi kok Marsha sama sekali ga ada nunjukin rasa panik gitu ya? Padahalkan dia deket sama Zeran, lu ngerasa aneh ga sih Shel?" Ungkap Aldo, siapa tau Ashel memiliki satu pemikiran yang sama dengannya.

"Bentar-bentar, lo nuduh artis gue nih?"

Plang!

Aldo terjingkat kaget saat Ashel dengan sengaja meletakkan garpu dengan pasar ke arah piring yang sudah kosong. Ashel terlihat menarik ke atas lengan bajunya seakan siap melaman. Dia menumpukan sikut tangannya di atas meja sambil menunjukk ke arah Aldo. "Denger, Artis gue sama sekali ga tau soal hilangnya Zeran. Mereka memang deket, tapi dia bener-bener ga tau, karna setiap hari dia selalu dalam pantauan gue. Dan ga ada tuh gerak-gerik yang nunjukkin hal aneh dari Marsha," jelas Ashel.

Aldo menelan ludahnya susah payah merasa takut dengan tatapan Ashel yang cukup mengerikan itu. Bulu kuduknya sampai berdiri. "O-oke, sorry," ucap Aldo memilih menyudahi agar tak terjadi perdebatan panjang.

_OBSESI_

Keadaan Zeran sekarang masih sama, berada di ruangan tanpa bisa keluar. Jika saja ada jendela di sana, mungkin Zeran memilih turun dengan perlahan meski nyawa adalah taruhannya. Namun, semua tak semudah yang dia inginkan, tak ada jendela di sini. Zeran terduduk di lantai dengan kasur yang menjadi sandarannya. Dia berkali-kali melihat pintu, menunggu kedatangan Marsha. Jika Marsha datang Zeran akan berlari menerobos keluar, itulah yang tersusun di otak Zeran.

OBSESI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang