Arya POV
Gue mengambil kertas itu. Kertas yang membuat Natasha berteriak dan menangis. Sebenarnya, apa isinya?
Dear Arya Pradipta Mahendra,
Tolong jaga Revan, anak kita. Niatku tidak ingin memberitahumu kejadian satu malam itu. Satu malam yang merupakan kesalahan bagimu, tapi tidak bagiku. Keberadaan Revan adalah anugerah.
Ku mohon, jaga anak ini. Jangan sakiti dia, karena hanya kau yang dia punya. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Jika kamu marah, marahlah padaku. Jangan pada Revan.
I love you Arya, sekalipun kamu tidak pernah mencintaiku.
Sampaikan pada Revan juga, kalau aku minta maaf meninggalkannya dan ingatkan padanya, aku akan selalu mencintainya dari tempat yang tidak ia ketahui.
Jessica Geraldo
Gue ulangi baca dari atas. Kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya.... Sampai tangan gue mengepal karena ga percaya. Ini... Oh God! Ini ga mungkin!
Siapa....?
Kapan....?!
What the.....!
Ngga! Gue ga akan biarin ini berlarut. Setidaknya gue ga mau kayak Dad yang ditinggal Mom ke Paris, terus ngurung diri si kamar kayak orang gila. Gue juga ga mau kayak Kak Rega yang ngemis-ngemis akhirnya.
Segera gue berlari ke luar rumah. Mengejar Natasha!
Kamu kemana, sayang....
Gue segera menelepon Dion. Siapa tau Natasha datang ke Miranda, atau gue berharap setidaknya mereka ngeliat dimana Natasha. Sambil nunggu telepon diangkat, gue udah jalanin mobil keluar dari kompleks perumahan. Please, Jakarta ga sekecil itu buat main petak umpet!
"Halo, bro? Ada apa? Tumben ud-...."
"Natasha ke tempat lu? Telepon lu? Istri lu?" Potong gue cepat.
"Natasha? Hm... Engga tuh. Bukannya Minggu didedikasikan buat keluarga besar lu pada ya?"
"Di! Tanya istri lu! Natasha hilang Di!"
"Ini tuh... Hilang dalam arti yang dulu itu bukan? Yang ngajak orang-orang ikut dia entah kemana, atau dia hi-...."
"DIA HILANG BENERAN! Please, bantu gue!"
"Wow wow woowww.. Slow! Kenapa dia hilang? Diculik? Ada yang ngincer dia? Atau gimana?"
Sial! Ini ga akan selesai kalau ga dijelasin!
"Di rumah kan lu? Gue ke sana!" Kata gue final dan langsung menyetir ke rumah Dion.
Damn damn damn!
Kenapa semua ruwet gini?! Bukannya sebentar lagi gue sama Natasha bakal nikah? Bukannya sebentar lagi janji untuk selamanya itu bakal terucap? Bukannya....
Aarrrgghhh! Kenapa malah seperti ini??
KENAPA?!
Lima belas menit, gue langsung memarkir mobil gue asal dan masuk ke rumah Dion. Di sana, dia dan Miranda sibuk bicara. Please, gue butuh bantuan!
"Natasha ke sini?" Tanya gue cepat.
"Tadi dia telepon gue, dan bilang mau ke sini. Tapi pas gue bilang lu ke sini juga, dia bilang ga jadi." Jelas Miranda dengan raut khawatir.
"DAMN!" Teiakku frustasi.
JAKARTA ITU GA SEMPIT, BRENGSEKKKK!
Gue merebahkan badan di sofa dan memejamkan mata gue. Lelah dengan semua adegan kejar-kejaran. Apa Natasha ga tau kalau gue benci menunggu? Tujuh tahun bukan waktu yang singkat! BUKAN HANYA SEKEJAP MATA!
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You #6 : Happily Ever After
Roman d'amourSekuel keenam dari "Loving You". Dear Arya Pradipta Mahendra, Tolong jaga Revan, anak kita. Niatku tidak ingin memberitahumu kejadian satu malam itu. Satu malam yang merupakan kesalahan bagimu, tapi tidak bagiku. Keberadaan Revan adalah anugerah. K...