D.u.a.p.u.l.u.h.t.u.j.u.h

9.9K 505 3
                                    

Arya POV

Gue berjalan gontai memasuki area bandara. Semua udah selesai, dan apa lagi yang tersisa? Ga ada. Seharusnya gue ga pernah membiarkan Natasha memilih. Harusnya gue memaksanya bersama gue, walau gue bakal ngeliat air matanya tanpa henti itu. Mana tau, suatu saat dia lelah nangis dan nerima gue. Walau dipaksa dikit, ga masalah kan yang penting bakal berakhir bahagia.

Ha-ha-ha

Terdengar kejam kan?

Tapi gue menyesal sekarang. Kenapa gue baru memikirkan semua itu sekarang? Kenapa ga dari dulu aja, setidaknya rasanya ga akan semelelahkan ini! Pake santet dari dukun juga kayaknya lebih baik. Sekarang gue harus kemana buat nyembuhin luka yang ga terobati ini? Dukun ga bisa nyembuhin patah hati!

Sebentar lagi pasti terdengar panggilan untuk penumpang pesawat menuju Jakarta. Ya, gue bakal balik ke Jakarta. Menikmati kehidupan gue seperti sebelumnya. Penuh kesibukan dan dedikasi penuh untuk keluarga plus rumah sakit. Biarlah gue tenggelam dengan sumpeknya Jakarta daripada tetep di Jogja.

Lagian, mana mungkin juga gue sanggup melihat Natasha menikah dengan orang lain? Siapapun itu, gue ga akan ikhlas!

Biar anggota keluarga Mahendra lainnya yang memeriahkan suasana. Ditambah lagi ada Revan yang bersama mereka. Yaaahhh, Revan kan pinter. Ga masuk sekolah beberapa hari ga akan mempengaruhi apapun kan? Lagian dia juga masih TK. Kerjaannya juga main doang.

Jadi biarkan aja.

Lagian gue butuh waktu menenangkan hati gue sendiri. Butuh semedi di bawah air shower. Haaahhhh...

Kenapa gue malah berakhir sebegini menyedihkan.

Orang-orang bilang gue ganteng, keren, macho, pinter, jago olahraga apapun... tapi masa ga seimbang sama kisah cinta gue yang mengenaskan dan menyedihkan? Sepuluh tahun... Bisa dibayangkan berapa lama itu?

Dari bocah jadi cowok dewasa... Itu perubahan yang cukup signifikan!

Tapi itu ga membuat Natasha cinta ma gue dan mengabaikan semua kenyataan kalau gue udah berkhianat. Padahal gue ga sadar... Tapi tetep aja salah. Berasa dunia ga adil.

Baru aja gue bangkit dari tempat duduk, panggilan penerbangan akhirnya muncul juga. Oke, saatnya pergi bersama semua sakut hati ini. Ga ada lagi yang tersisa. Semua udah selesai dan bener-bener selesai...

Yak!

Jakarta, already miss me?

Tapi gue lebih berharap Natasha yang merindukan gue, sekalipun baru ketemu tadi. Gue bahkan masih sempet berharap Natasha ngejer gue ke bandara dan memeluk gue. Bilang di cinta sama gue, dan akayk di rilm-film... kami kembali bersama. Tapi bego banget! Mungkin ga sih?

Detik-detik terakhir gini masih ada mikirin. Ck!

"Aryaaaa!"

Buset. Gue sampe sebegitunya ya, kok kedengeran suara Natasha? Pasti perasaan dan pikiran gue lagi main-main. Serem gila...

"ARYA!"

Seriusan deh. Ini pasti Arya yang lain kan? Tapi suaranya kok mirip banget sama.....

"Ar... Ya..."

Akhirnya gue menoleh karena merasa ada yang menepuk bahu gue. Oke, ini pasti Arya yang dimaksud itu gue. Dan... Siapakah orang yang suaranya mirip, bahkan sama dengan Natasha. Dan dia adalah......

"NATASHA???!" Sumpah, gue kaget pake banget!

"Haaahhh... Haaahh... Haaahhh... Ar  plis... Jan-jangan... Jangan masuk dulu..."

Setengah mati Natasha mengatur nafasnya yang masih berantakan. Gue ga lagi menghiraukan panggilan masuk. Masa bodo! Kalo telat juga masih ada penerbangan berikutnya!

"Ada apa Sha?" Tanya gue setelah Natasha mulai tenang.

Bukannya menjawab, Natasha malah memeluk gue erat. O-oke. Jadi ada apa ini? Apa semua yang gue pikirin itu bakal terjadi? Ha-ha... Jangan banyak berharap deh.

"Aku sayang sama kamu, Ar... Aku cuma cinta sama kamu! Plis... Jangan pergi... Jangan pergi! Aku butuh kamu! Aku..."

Ha? Seriusan deh. Ini mimpi bukan sih? Kayaknya sih bukan. Soalnya bisik-bisik dari banyak orang tuh makin bikin gue risih! Lagian, pelukannya Natasha juga nyata banget. Kalo ini mimpi, ga usah bangunin gue lagi!

"Riki?" Tanya gue pelan setelah Natasha terdiam dan mulai terisak. Loh lohh...

Hp gue bergetar dan langsung gue rogoh saku celana gue susah payah. Lagian Natasha juga ga menjawab apapun. Mau gimana? Hm....

Siapa ini?

"Halo?"

"Jaga dia, Ar... Dan jangan sakitin dia lagi. Nyatanya, cuma lu yang dia cinta dan memang lu yang lebih deket dengan hatinya."

"Riki?" Tanya gue ragu dan sibuk mencerna maksudnya.

"Hahaha.. Emang menurut lu siapa lagi?!"

"Tapi..."

"Jangan buang kesempatan lu. Jangan buang atau gue bakal rebut dia dari lu! Oh by the way, dua minggu lagi pernikahan kalian. Di Bali ya! Undangan tinggal cetak lagi, tapi yang lain bisa lah... Lu utang satu perayaan sama gue! So... See you there!"

Klik

Dan gue cuma bisa bengong.

Jadi...

Ah masih juga dipikirin! Ini saatnya action bro, bukan thinking! Ini juga udah dapet ijin dan apa lagi yang gue tunggu? Perasaan kami masih sama! Kami mengharapkan yang sama! Bahkan apa yang diteriakan hati kami dan detak jantung kami, masih sama! Apa... Apa lagi yang gue tunggu?!

Sekarang waktu yang paling tepat!

Perlahan gue melepaskan pelukan Natasha, dan berlutut. Melamar Natasha untuk sekali lagi...

"Aku lelah dengan semua drama ini. Dua minggu lagi, menikahlah denganku Natasha... Menikah denganku, dan jadi ibu dari Revan. Maukah kamu?" Tanya gue dan yakinlah kami jadi sorotan di bandara.

"Revan?"

"Dia sepaket. Jika kamu menolak jadi ibu Revan, aku ga bisa bilang apa-apa lagi selain merasa tertolak. Dia anakku, dan butuh ibu. Kamu sosok yang tepat. Aku yakin ga ada lagi yang Revan mau selain kamu, karena dia tau.... Cinta ayahnya ini hanya untuk satu orang. Dari dulu sampai sekarang. Yaitu kamu.. Jadi... Maukah kamu?" Tanya gue sungguh-sungguh.

Natasha sayang sama Revan, layaknya mereka memang dipertemukan sebagai ibu dan anak. Gue sendiri ga akan bisa membayangkan gimana menikahi orang lain dan menjadikannya ibu dari anak gue!

Natasha yang paling tepat!

"Aku rasa, setahun ini aku udah cukup berpikir. Dan jawabanku sama..."

"Jadi...?"

Serius, gue mau jawaban yang yakin! Plis... Yakinin gue Sha... Yakinin gue kalau jawabannya itu bukan penolakan! Gue ga suka hal yang berbau ambigu!

"Ya! Aku mau Ar... Aku mau!"

Loving You #6 : Happily Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang