D.u.a.p.u.l.u.h.s.a.t.u

7.7K 446 7
                                    

Natasha POV

"Ini gaun pernikahan kamu, Sha? Wahhhh... Rasanya Mom jadi terkenang masa dulu. Mom masih inget banget semua detail pernikahannya karena Mom urus sendiri!"

"Pasti mewah dan dihadiri ribuan undangan!" Kataku sambil membayangkan pernikahan megah seorang keluarga Mahendra.

Mau merendah seperti apapun, kerajaan bisnis keluarga Mahendra itu ga bisa disangkal keluarbiasaannya! Terlebih Dad bukan seorang lulusan sekolah dasar yang dengan modal kecil, dia membangun perusahaan. Dad punya ceritanya sendiri, dia yang seorang lulusan hebat bergelar S3 di usianya yang sangat muda, lalu meneruskan bisnis keluarganya yang biasa aja sampai internasional! Jangan tanya apa saja yang keluarga Mahendra miliki. Karena itu, saat ga ada yang mau meneruskan perusahaan ini, Dad dan Mom kelimpungan!

Percaya deh, di dalam imajinasiku, pesta pernikahan Mom itu layaknya bangsawan Inggris. Penuh kemewahan dan elegan. Bunga bertebaran dimana-mana, penuh dengan orang-orang yang bertepuk tangan, jamuan makan malam yang setara hotel bintang lima, dan.... Ahhh, pokoknya Mom pasti seperti ratu!

"Salah! Justru undangan yang hadir cuma beberapa ratus orang."

Aku menoleh ke arah Mom kaget. Yang benar? Keluarga Mahendra itu punya perusahaan besar yang turun temurun diwariskan! Bohong sekali kalau pernikahan anak-anaknya hanya pesta sederhana!

"Benar sekali! Pesta Mom hanya pesta sederhana... Percaya deh, hanya kerabat dan temen aja yang dateng. Ga ada yang namanya relasi bisnis atau sejenisnya."

Hancur sudah semua imajinasiku.

"Mom menikah pun ga lebih keren dari pernikahan Rega atau Reta. Lebih sederhana. Lebih lebih dan jauhhhh lebih sederhana."

"BOHONG!" Tuduhku dengan jutaan alasan.

"Ga bohong! Kamu boleh tanya Jo kalau ga percaya. Bahkan dia yang ngoceh, padahal itu pernikahan Mom!"

"Ja-jadi.. Serius nih?"

"Iya... Serius! Sekarang Mom tanya, kamu pernah ga liat foto pernikahan Mom dan Dad?"

Sontak, aku menggeleng. Benar juga, aku memang sering mendengar kisah bahagia Kedua orang tua angkatku ini. Tapi sekalipun ga pernah ditunjukkan foto mereka. Kenapa?

"Ada sih foto. Tapi cuma sekitar dua puluh lembar. Dan tersimpan rapi di brankas. Pulang Mom akan kasih liat."

"Mom..."

Aku semakin bingung. Jadi ...?

"Pernikahan Mom hanya seperti perayaan jadiannya pasangan muda. Bedanya, Mom menggunakan gaun pengantin dan Dad pakai tux. Di kapel gereja Bali yang kecil, kami mengucapkan sumpah pernikahan kami. Pemain pianonya itu suami bridesmaid, yaaa si Jo itu. Hm... Kalau ga salah, yang hadir di gereja cuma lima puluh orang. Itu juga termasuk keluarga. Sepi... Sepi banget. Tapi sakral..."

Mom terlihat begitu berbinar. Dia seperti sedang berada di pernikahannya lagi. Aahhh, kok rasanya aku jadi iri ya?

"Saat resepsi, bertambah orangnya. Temen lama Mom dan Dad datang. Mereka sibuk karena kami menikah di tanggal yang bukan hari libur. Ohhh... Ruang resepsinya juga ga mewah. Hanya ruangan sebesar ruang meeting Dad."

Ha?! Serius???

"Mom ga bohong! Lagian nih ya, pernikahan buat Mom dan Dad itu artinya sangat intim. Penyatuan hati kami, janji kami, dan yang paling penting... penerimaan diri kami satu dengan yang lain dengan segenap hati!"

Aku tertegun. Tak lama, aku tersenyum saat menyadari sesuatu.

Mungkin itulah hal yang membuat Mom masih bahagia hingga sekarang. Masih bersama dengan orang yang dicintainya, walau masalah pernah melanda kehidupan rumah tangganya. Jujur saja, aku iri...

Aku sangat iri!

Dan sekarang aku paham maksud Kak Rega saat bertemu dengan aku dan Riki...

Ah, kenapa aku telat banget ceritanya. Sekarang, ga ada yang bisa aku ubah kan?

"Shaaaa... Gaun ini bagusss! Mau coba ga?"

"Tapi aku kan udah pesen gaun yang tadi aku kasih liat Mom.."

"Heehhh! Coba kan ga salah. Ayo donggg! Kalau kamu takut rusak, tenang aja. Kan Mom bawa dompet yang isinya kartu platinum milik Dad. Hehe..."

Haaaahhh?

"Hari ini, kita habiskan berdua aja! For ladies... What do you think?"

"Yaaaa.. Natasha ga keberatan. Tapi gimana Mom jelasin ke Dad nanti?" Jawabku bijaksana.

"Heeehhh! Anggap aja Mom ini matre, dan suami Mom itu mampu mencukupi kematreannya Mom. Lagian, ini dia itu kepala keluarga Mahendra. C'mon... Uangnya ga akan habis tujuh turunan! Bukan sombong, nyatanya hidup hemat hanya akan menyia-nyiakan usaha Dad. Ya kan?"

"Emang gitu?"

"IYAAAA! Jadi... Ayo! Lagian pas Reta dan Flo nikah juga Mom ajak jalan dulu sebelumnya."

"Dan mereka habis....?"

Jujur, aku ngeri menanyakan hal ini. Tahu kenapa? Kak Reta itu gila belanja dari dulu! Jika digabung sama Mom yang juga suka belanja, hasilnya sungguh mengerikan!

"Hm... Flo sih ga enak hatian. Dia cuma berhasil Mom ajak perawatan diri sama beli sebuah gaun, sepatu dan tas. Udah. Itu semua totalnya 150 juta. Termasuk sama perawatan Mom..."

Aku menganga...

"Nahh! Kalau Reta berhasil bikin Dad teriak histeris di kantornya, soalnya kebetulan Mom lagi nganterin makan siang homemade! Hahaha.. Yahhh namanya juga perawatan lengkap, lima buah gaun, satu tas keluaran terbaru, dua pasang sepatu, gelang sama kalung. Ahhh... Mom juga beliin hadiah pernikahan! Well, satu milyar gitu lah yang habis."

Kali ini, rahangku lepas.

"Sekarang giliran kamu. Lebih banyak dari Reta, maka lebih bagus! Ayoooo, Mom mau memanjakan kamu..."

Bagian mana yang bagus?!

Loving You #6 : Happily Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang