𝟐𝟔. 𝓐 𝓒𝓱𝓪𝓷𝓬𝓮 𝓜𝓮𝓮𝓽𝓲𝓷𝓰

24 11 8
                                    

Paris, Prancis tahun 2010

Setelah acara di Milan berakhir, Kalilla kembali ke Paris dengan semangat baru untuk mengembangkan bisnis butik dan kafe miliknya. Dia terus sibuk mengurusi pesanan klien dan merencanakan koleksi terbaru. Paginya, saat berada di butik, dia menerima kabar dari salah satu stafnya.

"Miss, there is an overseas client who wants to order a dress for an event in Paris" ucap Jeremiah

"Oh, really? Make sure we create something special. We need to prepare everything well!" jawab Kalilla

Sementara itu, di Yogyakarta, Hugo sedang mengurus persiapan untuk perjalanan ke Paris. Dia baru saja menerima jadwal kerja dari perusahaannya yang baru. Sambil mengemasi barang-barangnya, dia merasa bersemangat untuk akhirnya bisa bertemu Kalilla lagi.

"Jadi, minggu depan gue ke Paris. Gue harus bertemu Kalilla!" ucap Hugo

Jerome yang mendengarkan dari samping menimpali. "Kamu belum menghubungi dia, kan? Kenapa tidak chat dia dulu?"

"Belum. Aku rasa lebih baik kalau aku langsung datang dan memberi kejutan. Lagipula, aku sedang sibuk dengan semua persiapan ini" jawab Hugo

"Hmm, itu juga bisa. Tapi jangan sampai dia mengira kamu tidak peduli, ya" ucap Jerome

"Aku tahu. Aku hanya ingin memastikan semua ini berjalan lancar dulu" kata Hugo

Sambil mengurus paspor dan tiket pesawat, Hugo berusaha fokus pada pekerjaannya. Dia berharap bisa kembali ke Paris dan memperbaiki hubungan yang sempat terputus dengan Kalilla. Setiap kali dia memikirkan Kalilla, senyumnya tak bisa ditahan.

"Paris... Aku akan ke sana. Kalilla, aku datang" gumam Hugo

Setelah semua urusannya selesai, Hugo akhirnya naik pesawat menuju Paris. Dalam perjalanan, dia mulai membayangkan momen ketika dia bertemu Kalilla lagi.

Sesampainya di Paris, suasana kota yang indah dan energik membuat semangatnya semakin membara. Dia langsung pergi ke hotel dan bersiap-siap untuk bekerja.

*****


Sementara di Paris, Kalilla terus bekerja di butiknya. Saat dia mendengar suara pintu dibuka, dia mendongak dan melihat seorang pelanggannya, tetapi tidak ada yang dia kira akan datang.

"Selamat datang di butik kami! Ada yang bisa saya bantu?" tanya Kalilla

Setelah beberapa saat, saat dia tengah berbenah, ponselnya bergetar. Dia menerima pesan dari grup yang tidak ada hubungannya dengan Hugo, dan teringat bahwa ternyata belum bisa melupakan Hugo.

"Hugo... Aku berharap kamu baik-baik saja" gumam KKalilla

*****

Keesokan harinya, Hugo dan Jerome bersiap-siap untuk terbang ke Paris. Mereka bersemangat, tidak sabar untuk menjelajahi kota yang terkenal dengan keindahan dan romantismenya. Di dalam pesawat, mereka berbincang tentang tempat-tempat yang ingin mereka kunjungi.

"Aku sudah merencanakan beberapa tempat yang harus kita lihat. Tapi yang paling penting, aku ingin mencari Kalilla" ucap Hugo

"Iya, kamu harus bertemu dia. Tapi ingat, jangan terlalu terburu-buru. Kita harus menikmati perjalanan ini" saran Jerome

Sesampainya di Paris, suasana kota yang hidup dan penuh warna menyambut mereka. Setelah mengatur barang-barang di hotel, mereka memutuskan untuk menjelajahi kota dan mampir ke salah satu kafe yang terkenal.

Di kafe itu, Kalilla juga sedang berada di sana untuk mengerjakan beberapa hal untuk bisnisnya. Dia duduk di sudut yang tenang, fokus pada laptopnya. Tiba-tiba, suara dering ponselnya mengganggu konsentrasinya.

Paris, a Second Chance | TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang