On Arrival

80 15 5
                                    

"Tu cewek lagi, ga bosen lu?"

Teguran bayu membuyarkan lamunan Efron kala itu.

"Ehm ya emang siapa lagi?" Ya masih dia lah..." balas Efron.

Bayu tau masa lalu Efron, bukan secara langsung Efron bercerita. Saat tiba di Sydney kondisi Efron memang sangat tidak baik.
Anak itu tergolong dalam kondisi depresi berat dan sampai harus rutin mengkonsumsi obat penenang dari resep dokter keluarganya.

Tiap malam Efron selalu bermimpi buruk dan selalu berteriak yang membuatnya terjaga sepanjang malam tanpa bisa melanjutkan tidurnya kembali.

Pak Danis dan Bu Linggar saat itu yang menemani nya juga dalam kondisi yang tidak baik. Anak semata wayangnya menderita buah dari sikap mereka juga.
Uang melimpah memang tidak menjamin kebahagian. Itu hal yang baru sangat mereka sadari saat itu.

Efron adalah korban dari keegoisan mereka, mereka selalu berfikir apa yang mereka kerjakan saat ini adalah untuk masa depan Efron. Namun mereka melupakan, kehadiran ayah dan ibu dimasa pertumbuhan anaknya lah yang dibutuhkan. Kesadaran itu pula yang menampar mereka, mereka lupa kalo Efron sudah jauh dari kontrol mereka.

Malam itu, bu Linggar masuk kedalam kamar Efron setelah mendengar teriakan keras dari dalam kamar Efron seperti malam² sebelumnya.
"Sayang, ini ibu..." ucap nya sambil pelan membuka pintu kamar Efron. Menghampiri nya dan duduk disisi ranjang besar tempat Efron tidur yang terbangun dengan peluh serta bercampur air mata membasahi wajah pucat tampannya itu.
Pelan bu Linggar mengusap punggung anaknya perlahan membawanya dalam dekapan hangat seorang ibu...

"Mimpi itu lagi?" Sambil mengusap dan merapihkan rambut yang menutupi wajah anaknya...

Efron memeluk erat ibunya, " Ibu, aku mohon maaf, aku salah, kemana aku bisa memohon ampun" tangis nya yang teredam dalam dekapan ibunya...

"Sudah,tenangkan dirimu... ibu merasa Kirana sudah memaafkan mu, sayang..."

"Bu, dia pergi tanpa sempat aku memohon maaf dan ampun padanya...bagaimana mungkin ia telah memaafkanku bu..." balas nya lirih.

"Meminta ampun lah pada Tuhan, nak...ibu yakin Tuhan maha pengampun dan kamu pun benar² telah menyesali apa yg kamu lakukan terhadapnya"

"Bawa ia dalam doa, Efron..."

Kejadian itu terus berulang sampai setahun lamanya setelah ketibaan mereka di Sydney.

Waktu berlaku... Efron dalam kondisi lebih baik saat ini. Ia dapat menenangkan dirinya saat mimpi itu datang, berkat dokter Larasati, seorang psikiater muda yang membantu mengatasi depresi dalam dirinya karena rasa bersalah yang tak berujung...

 Ia dapat menenangkan dirinya saat mimpi itu datang, berkat dokter Larasati, seorang psikiater muda yang membantu mengatasi depresi dalam dirinya karena rasa bersalah yang tak berujung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I miss you...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang