Hope...

90 14 12
                                    

Present Day....

Terkadang istilah "God always have sense of humour" ada benarnya juga, duniapun terkesan begitu sempit...

Psychiatrist Larasati memang praktek di Swiss kala itu namun dia juga sedang mengejar specialist study lainnya di Sydney. Sehingga dalam kurun waktu tertentu dia akan terbang antara Swiss - Sydney...Entah mungkin jodoh apa yang  Tuhan telah gariskan.. Secara tidak sengaja, meski terpisah ribu mill jauhnya, Efron dan Jasmine masih punya koneksi yang terhubung dengan erat.. Dokter trauma mereka adalah orang yang sama...secara kode etik kedokteran dan ilmu psikologi... setiap Psychiatrist harus dapat menjaga rahasia identitas pasien²nya...
Tapi Tuhan punya rencana lain...

Dua anak manusia yang sama² mengalami trauma masalalu, yang satu trauma akan akibat kejadian yang satunya lagi trauma karena telah melakukan nya....terhubung oleh dokter yang membantu mereka mengatasinya...

Kusuma berjalan beriringan dengan dokter Larasati...mendekati Jasmine yang masih memeluk Yudish dengan erat...

"Jasmine.. apa kabar?" Sapanya lembut..

Suara Jasmine bergetar, "Dok... dia orangnya..." sambil menunjuk ke arah Efron yang masih terduduk dengan pasrah...
Dokter Larasati melihat kearah Efron yang kembali diapit oleh pak Danish dan bayu di sofa seberang Jasmine duduk.

Efron menatap dokter Larasati..lalu dia membuka suara... " dia Kirana ku..kak.."

Jasmine sedikit bergidik ngeri saat mendengar kata "ku"  saat Efron menyebut dibelakang nama masa lalu nya.. nada tersebut terkesan memiliki...kepunyaan..

Bu Linggar tersenyum tipis saat dr Larasati duduk disamping Jasmine...

"Tante, apa kabar?" Sapa nya kembali..
"Baik..kamu apa kabar?"
"Baik juga tan..."

Setelah keadaan sedikit normal... Jasmine sudah bisa menetralkan dirinya...Yudish tertidur dipangkuannya..karena terlalu lelah menangis...lalu Jasmine mengendongkan untuk dibawa kekamar.

Keluarga Danishwara pamit undur diri setelah acara dinner yang berantakan tetap terlaksana dengan keadaan yang sangat canggung karena Efron yang tidak pernah sekalipun memindahkan pandangannya kepada Kirananya...

Dokter Larasati memberikan beberapa obat untuk Efron dan Jasmine..

Kemudian dia pun pamit undur diri...

Malam ini Jasmine, Kusuma dan Yudish tidur satu kamar.. hal ini biasa mereka lakukan meski mereka masing2 memiliki kamar... tapi basecamp tetaplah kamar Jasmine

Jasmine belum mengantuk pikirannya terombang ambing dengan kejadian barusan.

"Mini... apa kau baik2 saja?" Meski terkesan aneh..tentu kusuma tau Jasmine tidak dalam kondisi yang baik saat ini..

Jasmine mengubah posisi tidurnya, yang sebelumnya menyamping saat ini dia terlentang menghadap ceiling kamarnya...
Dia menarik nafas dalam dan dia hembuskan
"Hmmmm... aku tidak tau dew..." aku sudah memaafkannya jauhhh sebelum ini sehingga aku dapat kembali menata hidupku, seperti yang selama ini kau lihat"
"Iya, aku tau..." balas kusuma

Jasmine menyambung.
"Kau yang paling tau dew... aku sangat membencinya tapi kau tau juga dia cinta pertamaku..." rasanya sesak dada ini, dew.. saat aku melihatnya kembali..disini.. ditempat aku sudah melanjutkan hidupku dengan baik"

Tiba² Jasmine membalik badannya...dengan balik ke posisi menyampingnya..
Terlihat wajahnya ketakutan ditengah cahaya dim light dikamar itu...
Jasmine mengusap sayang rambut anaknya yang terlelap, namun ada kekhawatiran yang terlihat..

"Menurut mu apakah Efron akan tau kalo Yudish anaknya?"

Kusuma menjawab agak ragu

"Wajah mereka tercetak jelas seperti pinang dibelah dua..." aku ga yakin mereka tidak notice  akan hal ini.."
"Mini..  ini sudah larut, kau pun harus beristirahat ya.. berdoa lah agar Tuhan dapat memberi jalan yang terbaik untuk kehidupanmu.."

I miss you...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang