7. Pertemuan

4.1K 378 30
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Cahaya Matahari mengganggu tidur nyenyak Kevlan, matanya mengerjap ketika merasakan silau dimatanya. Perlahan ia membuka kedua matanya, dilihatnya gorden kamarnya yang sudah terbuka lebar yang membuat cahaya Matahari bebas masuk ke dalam ruangan tersebut.

Kevlan kemudian menoleh ke samping tempat tidurnya, tapi ia tidak melihat keberadaan Habiba di sampingnya. Kevlan hanya melihat Seprai kasurnya yang agak berantakan, akibat pertempuran semalam.

Ya, pertempuran semalam benar-benar terjadi. Kevlan merasa tidak enak dengan Habibayang kecewa dengannya, pertempuran semalam itu terjadi karena tangisan Habiba yang terdengar oleh Kevlan.

Kini, menyadari bahwa wanita di sampingnya itu sudah tidak ada di dalam kamar. Pria itu pun bangun dan turun dari ranjangnya kemudian menuju ke kamar mandi.

Ia basuk wajahnya dengan air agar terlihat lebih fres, ia juga tak lupa untuk gosok gigi, kemudian terdengar suara orang yang sedang membuka pintu

Klek

"Mas," panggil Habiba, wanita itu masuk ke kamarnya dengan membawa nampan yang berisi Kopi dan sarapan kesukaan Kevlan.

"Mas, Kevlan!" panggilnya lagi, ia kemudian menoleh ke arah kamar mandi. Terdengar gemercik air dari dalam sana. Mungkin, suaminya kini sedang mandi, pikir Habiba.

Ketika suaminya sedang membersihkan diri, Habiba lantas merapikan ranjang mereka. Bibirnya mengembang, ia tersenyum. Mengingat apa saja yang sudah terjadi semalam.

Habiba memang mempunyai banyak ART. Namun, dia lebih suka merapikan kamarnya sendiri. Ia selama ini menjaga privasinya. Bahkan, untuk mencuci pakaian dalam mereka, ia cuci sendiri. Rasanya mungkin malu, apalagi kalau milik suaminya.

Hal-hal tentang pribadi dan suaminya, lebih ia kerjakan sendiri. Seperti sekarang, ia sedang memilah pakaian kotor yang akan di cuci. Namun, Habiba tidak sengaja melihat sesuatu.

"Ya Allah, ini rambut siapa?"

Matanya menyipit, ia samakan dengan warna rambutnya. Jelas sangat berbeda, rambut Habiba di warnai dengan warna coklat keemasan. Sedangkan, rambut panjang yang ada di tangannya, warnanya hitam gelap dan bervolume. Habiba menelan ludahnya kasar dan menggeleng keras.

"Ini bukan apa-apa Habiba, jangan Overthingking. Kevlan suami kamu, kamu harus percaya," gumamnya. Namun, wajahnya jelas nampak sangat begitu gelisah.

Klekk

Kevlan keluar, hanya pakai handuk putih yang menutupi bagian bawahnya. Memperlihatkan dada bidangnya, disertai bulu-bulu halus yang bertabubar di barisan roti sobek tersebut.

"Ini, kopinya Mas," kata Habiba.

"Hmm, taruh kesana aja,"

Kevlan kemudian membuka Lemari, mencari baju yang akan ia pakai pagi ini. Sementara itu, Habiba pun mengambil keranjang kotor di kamar mandi dan turun ke bawah dengan membawa pakaian kotor Kevlan yang kemarin dipakai. Sambil menuruni tangga, Habiba sedang berperang dengan pikirannya sendiri.

Second Best [ RONY X SALMA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang