8. Malam Penuh Takut

5.8K 410 26
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Mas," ucap Hana yang saat itu terkejut melihat keberadaan suaminya di depannya.

"Kenapa kamu di sini?" Tanya Kevlan kemudian melihat sekeliling, memastikan tidak ada orang yang melihat mereka. Ia pura-pura mengambil minuman dari nampan Hana, padahal yang sebenarnya ia sedang mengajak bicara Wanita itu.

"Emm...saya disini sedang bekerja, Mas," Hana tampak gugup, ia juga memastikan orang-orang di sekeliling mereka tidak curiga dengan kedekatan ia dan suaminya.

"Selesai acara ini, kamu langsung ke Apartement. Kita bicarakan semua ini disana!"

"Dasar wanita murahan, apa uang yang saya beri tidak cukup untuk kamu?!" Ujar Kevlan kemudian langsung pergi. Meninggalkan wanita di depannya yang sedang menunduk takut.

***

Kevlan kini sudah bersama Istri pertamanya, Habiba. Meskipun hatinya tidak tenang karena keberadaan Hana di sana. Ia juga merasa kesal dengan Hana, mengapa wanita itu melakukan pekerjaan ini? Bukannya uang yang ia beri sudah lebih dari cukup?

"Sayang... mas!" Panggil Habiba saat melihat suaminya sedang melamun dengan tatapan yang mengarah ke arah Hana yang sedang melayani para tamu undangan.

"Eh, Iya! Kenapa? Kenapa?" Balas Kevlan, kaget ketika Habiba menepuk bahunya.

"Ayo pamit ke Tante Dewi, kita pulang sekarang, aja. Kaki aku udah pegel-pegel dari tadi," Kevlan menatap Habiba sekilas, kemudian menatap Hana kembali dari kejauhan.

Rasanya kasihan dengan Istrinya yang sedang bekerja itu, disini Habiba mempunyai segalanya. Ia tidak perlu bekerja, sedangkan Hana? Wanita itu adalah Wanita pekerja keras, yang dimana ia terus saja menjelek-jelekan Hana. Sedangkan Kevlan tidak pernah melihat Hana menangis, walau sudah ia sakiti berkali-kali. Sangat berbeda dengan Habiba.

"Yasudah, ayo kita pulang sekarang!"

"Kita cari Tante Dewi dulu ya," timpal Habiba yang kala itu tidak sadar, bahwa Kevlan sedang memperhatikan madunya sendiri.

"Yaudah ayo, jangan lama-lama dan jangan banyak omong dengan Tantemu itu," Habiba menghembuskan Nafasnya kasar.

"Iya, yaudah ayo," setelah melihat ke beberapa arah, akhirnya Habiba melihat keberadaan Tantenya yang sedang sibuk menjamu para tamu.

Habiba melingkarkan tangannya di lengan Kevlan. Tanpa Habiba sadari, ada sosok Wanita muda dengan pakaian pelayan bewarna Hitam putih berjalan bersebrangan dengan mereka.

Second Best [ RONY X SALMA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang