***
Hana terduduk Lemas di depan Ruang inap Ibunya, dia tidak banyak mengeluarkan kata-kata. Namun, air mata yang bisa menjelaskan betapa kehilangannya ia saat ini.
Klek
Dokter keluar dari Ruangan itu, ia menghampiri Hana yang sedang memeluk kakinya tepat di depan Ruang inap tersebut. Ia berjalan dengan air mata yang membasahi pipinya. Lalu, ia berjongkok di hadapan Hana.
Dokter itu memegang pundak gadis itu. Dokter itu menggelengkan kepalanya, kemudian menepuk pundak Hana pelan. Seolah menguatkan Hana, yang sedang kehilangan seseorang satu-satunya yang ia punya di Dunia.
"Hana, kami sudah melakukan yang terbaik untuk Ibumu. Namun, sayangnya Tuhan lebih sayang dengan Ibumu, Tuhan tidak mau Ibumu merasakan sakit terus menerus. Tuhan tidak mau melihat Ibumu terus tersiksa dengan penyakit yang ia Punya, Tuhan telah mengambil Ibumu selamanya, Hana...," ucap sang Dokter dengan air mata yang terus membasahi Pipinya, Dokter itu tau bagaimana perjuangan Hana demi kesembuhan Ibunya. Jadi, tidak heran mengapa Dokter itu ikut kehilangan.
Bibir Hana hanya bisa bergetar menahan tangisnya, ketika mendengar ucapan Dokter yang mengatakan bahwa Ibunya sudah tiada, selamanya.
"Saya punya banyak uang, Dok. Lakukan apa saja yang bisa membuat Ibu saya sembuh, Dok. AYO DOK LAKUIN!!" Ucap Hana yang masih tidak terima dengan kenyataan yang ada.
Dadanya terasa sesak, sulit untuk mengambil Oksigen dan bernafas kala itu. Sungguh Dunia Hana kini sudah hancur.
Lalu untuk apa ia kemarin menjual keperawanannya selama ini? Untuk apa punya uang banyak tapi tidak mempunyai Fungsi. Bukankah orang yang sedang ia carikan uang, kini sudah meninggalkannya selamanya.
Beberapa perawat yang melihat Hana pun merasa kasihan, mereka mencoba membantu Hana untuk duduk dengan benar di bangku Rumahsakit. Namun, tubuh Hana malah jatuh ke bawah. Wanita itu jatuh Pingsan karena tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Kabar duka yang Hana dapat, membuat Jiwanya kini rapuh dan tumbang seketika.
***
Pemakaman
Di sebuah pemakaman, Hana berjongkok di samping makam ibunya dengan air mata yang terus membasahi Pipinya. Ibu yang membesarkan dirinya dari kecil, kini sudah tiada selamanya.
Hana menatap Tanah yang masih basah itu, yang dimana di atasnya masih banyak kelopak bunga di atasnya yang masih nampak segar. Dengan sebuah Bunga mawar merah yang Hana letakan di atas sana.
Sudah 3 hari Ibunya tiada, tapi setiap pagi dan sore Hana selalu datang kesana untuk sekedar bertukar cerita dengan Ibunya. Bercerita tentang satu hari tanpa Ibunya, terlihat seperti orang Gila memang. Namun, orang-orang tidak tau betapa sepinya jika kita ditinggalkan oleh orang tersayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Best [ RONY X SALMA ]
FanfictionLaksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya. Nyatanya Darah yang membasah tak jua membuatmu peduli... Nyawaku mungkin sudah tidak berarti.. Dan Si...