Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya.
Nyatanya Darah yang membasah tak jua membuatmu peduli...
Nyawaku mungkin sudah tidak berarti..
Dan Si...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Disaat dua Laki‐laki sedang saling tonjok, para penjaga hanya menontonnya tanpa ikut membantu Kevlan untuk menghajar Hary. Sebab Bos mereka lebih dominan daripada lawannya. Berkali-kali Kevlan menghajar Hary, sampai bibir Pria itu mengeluarkan darah segar dan ketika Kevlan ingin melayangkan pukulan lagi kepada Kevlan, Hana langsung mendorong tubuh Kevlan. Dia menghalangi Kevlan untuk tidak mengahajar Hary Lagi.
"MAS KEVLAN BERHENTIII!!!" Teriak Hana.
Hana kemudian berlari ke arah Hary yang sudah terduduk lemas di tanah.
"Mas," Panggil Kevlan kemudian membantu Hary untuk berdiri.
Kevlan yang melihat itu jelas merasa semakin terbakar api cemburu, tidak hanya Hary yang mendapat pukulan darinya, tapi dia juga mendapat pukulan dari seseorang. Meskipun tidak separah seperti Hary.
"Bos, nggak papa?" Tanya seorang penjaga yang berdiri di belakang Kevlan. Jelas Kevlan langsung melotot tajam, karena ia merasa terhina dengan pertanyaan itu.
"Anda jangan main pukul orang sembarangan ya, saya nggak terima kalau abang saya. Anda tonjok seperti ini!" Ucap Novita, membela abang sepupunya.
Kevlan yang mendengar itupun menatap Novita dengan tatapan tajamnya.
"Usir mereka dari sini!" Ujar Kevlan kepada anak buahnya.
Hana seketika panik, ia langsung bingung dengan ini. Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, salah satunya adalah Elfano.
'Bagaimana dengan keadaan Elfano di dalam sana, Ya Allah....' batin Hana khawatir.
"Jangan pegang-pegang kitaa!!" Sentak Novita saat para penjaga mencoba mengusir mereka dengan cara mendorong mereka untuk Keluar dari sana.
Hary lantas berbalik badan, kemudian menggenggam tangan Hana. Kevlan yang melihatpun lantas semakin cemburu.
"Mas...Elfano gimana?"
Hana menatap Hary dengan tatapan penuh kekhawatiran, seakan ia meminta tolong untuk bawa Elfano yang masih di dalam pergi dari penjara ini.
"Kita akan kesini lagi bersama Polisi dan pengacara. Elfano adalah anakmu, dalam Akta Kelahirannya pun hanya ada namamu. Kamu berhak atas anak tersebut. Dan aku mohon, jangan sekarang ya... apakah kamu tidak melihat bahwa di sana banyak sekali penjaga yang sangat ketat menjaga setiap sudutnya?" Bisik Hary pelan tepat di telinga Hana. Dia sengaja menundukkan wajahnya agar semakin dekat dengan Hana.
Hary juga sedikit melirik ke arah Kevlan, untuk melihat bagaimana tatapan Kevlan saat melihat kedekatannya dengan Hana. Ternyata terlihat dalam tatapan itu menandakan kecemburuan, Hary yang melihat tatapan Kevlan kepadanya. Jelas merasa terpancing untuk semakin mendekatakan bibirnya di antara Pipi dan Telinga Hana.
Terlihat tangan Kevlan mulai mengepal, menahan kemarahannya. Tampaknya, Hary benar-benar berhasil memancing kemarahan Kevlan saat itu juga.
"Kita pergi sekarang, ya. Sepertinya dia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi," bisik Hary lagi.