Laksita Hana Bahira adalah seorang Perempuan yang terpaksa menyewakan Rahimnya pada seorang Laki-laki karena satu masalah yang sedang membebaninya.
Nyatanya Darah yang membasah tak jua membuatmu peduli...
Nyawaku mungkin sudah tidak berarti..
Dan Si...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Bukan Kevlan jika ia bisa terus bertahan dengan kelembutan ketika ia sedang berada di puncak kemarahan.
Sebenarnya Kevlan hanya menjadikan Elfano sebagai alat untuk ia bisa memperangkap Hana agar bisa terus bersamanya dan kini ia telah berhasil membuat Hana tunduk dengannya. Jadi, tidak akan sulit untuk Kevlan bisa mengendalikan Hana kembali.
***
Pintu Apartement Kevlanpun sudah ia kunci dari dalam dan Elfano sudah duduk dipangkuan sang Ibu sambil memeluk Hana erat.
Sedangkan Kevlan, ia kini sedang menelfon seseorang. Wajahnya tampak serius dengan sesekali ia menoleh ke arah Hana yang sedang mengelus rambut Elfano lembut sambil sesekali menciumnya.
"Siapkan tempat itu, dan pastikan semuanya bersih. Karena aku akan menjalankan misiku kepada Hana malam ini!" Ucap Kevlan dengan berbisik namun tegas.
"Siap, Bos!" Balas seseorang dari balik panggilan telfon.
Setelah panggilan telfon itu berakhir, Kevlan berjalan kembali ke arah Hana. Ia duduk di samping Hana, sambil terus menatap Hana dengan tatapan tajamnya. Perhatiannya sama sekali tidak berpaling dari Hana dan Elfano.
Sebelum menjawab pertanyaan dari Kevlan, Hana menelan ludahnya kasar. Ia lumayan takut untuk menjawab pertanyaan dari laki-laki kejam yang kadang berubah menjadi laki-laki yang lembut itu.
"Em..4 tahun jalan," jawab Hana tanpa menoleh ke arah Kevlan yang sedang menatapnya.
Kevlan kini sedang mencoba untuk tidak emosi ketika melihat Hana dan Elfano, meskipun dadanya sudah meletup-letup ingin meledakkan amarahnya. Sepertinya Kevlan mempunyai masalah kesehatan, karena ia gampang sekali tersulut emosi beberapa tahun terakhir atau lebih tepatnya semenjak Hana meninggalkannya.
"Apakah kau pergi meninggalkanku, karena engkau tau engkau sedang mengandung anakku?" Tanya Kevlan lagi.
Hana menunduk seolah membenarkan pernyataan kevlan.
"Kenapa engkau pergi dariku?" Lagi-lagi Kevlan masih saja menanyakan pertanyaan ini kepada Hana seolah tidak puas mendengar jawaban dari Hana.
Hana memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya kasar.
"Seperti yang sudah aku katakan tadi...Namun, alasan utama aku meninggalkanmu adalah istrimu...,"