"Nyawa di balas nyawa, Baby."
Stttttt..
Darah bercucuran di leher itu, sampai tenggorokannya tercekat tak mampu berkata-kata lagi.
Si pelaku tertawa keras, puas melihat gadis di hadapannya mati dalam keadaan tragis.
>
>Ghisela sudah bisa kembali ke sekolah, seperti biasanya. Semenjak kejadian kemarin, guru-guru merasa khawatir padanya, dan dari sinilah Ghisela merasa bahwa rupanya banyak orang yang sayang padanya.
Laras juga sekarang menjadi teman untuk Ghisela, yang walaupun tidak begitu akrab karena Laras sendiri selalu sibuk dengan buku pelajaran. Setidaknya Laras telah menyelamatkan Ghisela saat kemarin Ghisela hampir tewas karena Iblis itu.
Hari ini Raka mengantarnya ke kelas, bahkan menunggu sampai bel masuk berbunyi, baru-lah ia kembali ke kelasnya. Sungguh Raka sangat mengkhawatirkan keadaan Ghisela.
"Jangan deket sama Abizar lagi, gue bisa bikin dia rawat inap di UGD." ancam Raka.
"Iya enggak kak."
"Gue gak punya cewek, jadi jangan takut kalau lo deket-deket sama gue."
Ghisela terheran, "Maksudnya?"
"Buat lindungin lo, lo harus pura-pura jadi cewek gue. Soalnya kalau sama gue, cowok manapun takut deketin lo. Gue cuman khawatir sama keadaan lo," katanya.
Padahal ini serius, Raka ingin Ghisela menjadi pacar untuknya. Perasaannya tidak bisa di bendung lagi, Raka menyukai Ghisela.
"Pura-pura aja kan?"
"Emang lo maunya beneran?"
"Hah? Eh-- enggak lah kak. Yaudah kak Raka sekarang pacar pura-pura aku ya?"
Iya bagi lo pura-pura, bagi gue you are mine.
"Iya. Kalau gitu lo harus panggil gue pake panggilan darling, sayang, beb atau semacemnya."
"Ka-kayanya gak perlu deh kak-"
"Kalau lo gak mau, gue aja berarti." Raka mengusap puncak kepala Ghisela, "Selamat belajar sayang, aku balik ke kelas ya?"
Ini terasa aneh untuk Ghisela. Kenapa sikap Raka berubah semanis ini, pria itu tidak sedang kerasukan kan?
"I-iya kak." belum terbiasa dengan sikap manis Raka, jelas saja Ghisela gugup jadinya.
Raka kembali ke kelasnya, ia melihat Abizar sedang bermain dengan ponselnya. Pria itu memang tidak banyak bicara, sehingga kelihatan lebih keren dari murid laki-laki lainnya.
Sebenarnya Abizar hanya akan bicara penting, ia bisa banyak bersuara juga saat ia jatuhcinta pada seseorang. Dan untuk saat ini Ghisela telah memenangkan hatinya.
"Ka woi, kelas kita free sekarang! Guru-guru lagi pada rapat soalnya. Jadi mending kita ke belakang aja, ngudud." ajak Ferdian salah satu kawan-nya Raka.
Abizar nampak tidak perduli dengan ricuh dan berisiknya kelas. Yang membuat kelas berisik sudah pasti Raka and the genk, apalagi jikalau di dalam kelas ada murid perempuannya, kawan-nya Raka yang bernama Devan selalu menggoda dan itu menimbulkan sorakan, ledekan-ledekan membosankan bagi Abizar.
Raka dan kawan-kawannya keluar dari kelas, mengisi waktu dengan merokok di belakang halaman sekolah.
Tiba-tiba terdengar dari speaker, para murid di minta berkumpul di lapangan. Terpaksa para murid yang merasa bebas, dan sedang melakukan kegiatanpun semuanya segera menuju ke lapangan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, kepada bapak Abraham Margajaya yang kami hormati, juga keluarga besar beliau, kami semua berkumpul mengucap bela sungkawa atas meninggalnya putri bapak yang bernama Baby Vierra Sasti, pada hari Rabu ini..."
"Dan untuk semua murid yang berkumpul hari ini, mari kita panjatkan doa untuk Almarhumah Baby, sesuai dengan keyakinan masing-masing.."
Semua orang terkejut bukan main. Bagaimana bisa, Baby yang padahal kemarin kelihatan dalam keadaan sehat tiba-tiba meninggal dunia?
Bahkan orangtuanya tidak sama sekali mengungkapkan sebab yang jelas.
Ghisela apalagi, ia benar-benar terkejut bukan main.
Kalau kak Baby udah meninggal duluan, berarti aku udah gak ada lagi urusan dengan Calista?
Namun salah, rupanya Calista tetap menghantui Ghisela. Buktinya saja sekarang sudah ada di samping Ghisela.
"Kamu sudah terikat janji denganku Ghisela. Mau lari dan pergi kemana lagi? Kita akan sama-sama abadi," bisiknya horor.
Ghisela menelan salivanya susah payah.
Melirik Raka sekilas, namun pria itu nampak serius berdoa.
Sementara tanpa Ghisela sadari, Abizar memperhatikannya dari kejauhan.
Kini berita kematian Baby menjadi banyak bahan pembicaraan murid lainnya. Jelas saja begitu, karena kematiannya tidak di sebutkan oleh apa sebabnya.
"Keluarga Baby tuh aneh gak sih?"
"Iya aneh banget. Menurut gue Baby itu gak pernah ngikutin pelajaran, tapi masa dapet nilai terus dan yang gak masuk akal-nya selalu dapet ranking, dengan alasan belajarnya private dan tugasnya juga private."
"Ya kan mentang-mentang anak petinggi, di tambah pemilik gedung sekolah, jelas aja begitu."
"Tapi ini Baby meninggalnya kenapa sih?"
"Mungkin gak sih kalau di sekolah ini sebenernya ada yang suka sama dia, tapi gak berani ungkapin? Atau udah di ungkap tapi di tolak mentah-mentah, dan akhirnya pergi ke dukun terus nyantet?"
"Halah masih percaya aja lo tahayul."
Murid lain nampak sibuk berbisik-bisik membicarakan keanehan yang terjadi.
Ghisela-pun jadi ikut berfikir, "Bisa jadi apa yang mereka omongin bener kan? Kak Baby di santet?"
Simpang siur sudah banyak yang menyimpulkan banyak hal.
Ghisela merenung di dalam toilet sekolah, tiba-tiba saja tubuhnya tersungkur pada dinding tembok.
Calista datang..
Tepat di hadapannya sekarang.
"K-kamu mau apa?"
"KAU SUDAH LUPA DENGAN PERJANJIAN KITA GHISELA?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SESAT (END)
HorrorJin dan Manusia itu hanya berdampingan bukan seharusnya bersatu lalu bersekutu untuk tujuan yang SESAT.